Gun !

12K 448 15
                                    

Setelah membeli banyak roti dan beberapa cake kesukaan Al.

" Aku harap Al akan menerima ku lagi, setelah menghilang selama ini" Lisa menunduk bersalah.

"Kau tau, dialah paling merindukanmu, setiap pagi dia bertanya, di mana keberadaanmu" Brandon tersenyum mengingat masa itu.

"Begitu" Lisa makin merasa bersalah hingga hampir menangis.

"Sudah jangan menangis lagi" Brandon mengusap kepala Lisa sambil masih mengemudi.

Kediaman Ibu Brandon...

"Ibu aku pu..." Brandon terkejut melihat Al dan Ibunya yang terikat disebuah kursi. Lisa masih menunggu di mobil dan merapihkan diri.

"Ibu ?" Brandon mendekat dan berusaha melepas ikatan itu.

Namun dari ruangan lain Freya, Dennys dan Paul muncul dan tertawa mengejek.

"Kalian siapa ?" Brandon berhenti melepaskan ikatan dan mundur perlahan.

"Maaf tuan Brandon berkunjung tanpan memperkenalkan diri" Freya tersenyum.

"Nama saya Freya, Dennys dan Paul" Dennys dan Paul tersenyum licik.

"Kalian dua perawat di rumah sakit itu ?" Brandon mengingat dua perawat bertubuh kekar yang menghalanginya bertemu Lisa untuk terakhir kalinya.

"Ingatanmu cukup baik" Paul tertawa.

"Sudahlah jangan basa-basi lagi, kami ke sini bukan tanpa tujuan. Kau pasti tau tujuan pembunuh hanyalah untuk membunuh." Freya menodongkan senjatanya.

DUAR *desing peluru*

Lisa yang mendengar desingan itu terkejut dan sempat terdiam beberapa saat. Ia mengambil senjata api dari tasnya dan keluar dari mobil.

Saat Lisa masuk ke dalam rumah...

*Hening*

"Selamat datang nona Lisa" Freya menyeringai.

"Freyaaaa !" Lisa menodongkan senjatanya.

"Kau tahu beruntung sekali aku meleset kalau tidak suamimu sudah mati" Freya menunjuk Brandon yang dipukuli Dennys dan Paul di pojok ruangan.

"Freya, kau tau. Kau boleh mengambil semua hartaku, kau boleh mengambil semua harta warisan ayah dan ibuku. Hanya satu permintaanku, jangan ambil kebahagiaanku untuk kedua kalinya, Brandon, Al, Ibu. Kau tau bahkan aku belum sempat memberikan kebahagiaan untuk mereka." Lisa menangis dan memohon.

"Aku mohon padamu Freya" Lisa terhisak sambil terus menodongkan senjata apinya pada Freya.

Sementara itu di gudang...

"Ah bagaimana ini tidak ada sinyal untuk menelepon kantor polisi" Pelayan itu terus mencari sinyal bersama supir dan dua pelayan lainnya.

"Aku tak mau nona mati" *nona itu ibunya Brandon*

"Eh eh ini udah nyambung" Pelayan itu langsung menelepon dan memberikan alamatnya.

Back to Freya and Friend :v

"Apapun kamu katakan tidak akan bisa mempengaruhi saya. Pekerjaan tetap lah pekerjaan" Freya menyeringai sambil mendekati Lisa yang masih menangis.

"Jangan dekat dekat !" Lisa berteriak dan semakin ingin manarik pelatuk.

"Li...sa" Brandon memanggil Lisa ringkih di pojok ruangan.

"ANGKAT TANGAN !" Polisi secara diam-diam sudah mengepung tempat itu. Lisa jatuh terkulai.

"Dennys Paul kabur" Freya gentar dan ingin mengambil jalan belakang.

"Freya, Dennys, Paul pembunuh nomor 1 di dunia. Menjadi buronan yang paling sulit di tangkap setelah 2 tahun kabur dari penjara" Kepala polisi itu meyeringai dan maju mengepung Freya, Dennys dan Paul.

"Nona" para pelayan itu langsung membuka ikatan ibu Brandon dan Al.

"Mamaaa, Al kangen sama Mama" Lisa yang masih terkulai langsung memeluk Al yang ketakutan.

Brandon berdiri sembari di bantu oleh supir.

"Pa, Mama pulang, Al kangen sama Mama" Al terhisak sambil terus memeluk hangat Lisa.

Brandon tersenyum haru dan ikut memeluk orang yang di cintainya.

Keesokan harinya...

"Pembunuh bayaran nomor 1 dunia yang selama ini menjadi buronan pemerintah dan polisi akhirnya tertangkap di kediaman Presedir Queen Hotel dengan rencana pembunuhan"

"Kurasa televisi sangat memperbesar masalah ini" Brandon mematikan televisi di kantornya.

"Sudahlah, yang penting wanita itu sudah di tangkap, dan Lisa kembali" Aldy tersenyum sembari meneguk kopi latte.

"Kau tau perusahaan William bangkrut, dan aku sempat tak menyangka dia akan menjadi dalang dari semua kasus pemalsuan pembunuhan Lisa" Brandon melengos kesal.

"Haha kurasa itu hukuman setimpal, kekayaannya di ambil untuk ganti rugi, mallnya juga tutup"

Hari itu Brandon dan Aldy hanya sibuk bercengkrama sembarin membahas tentang pekerjaan yang selama ini Brandon tinggalkan.

Hola !
Lanjut gak nih ?
Minta saran dong kalian mau panjang atau pendek gini aja ? Author takutnya kalo kepanjangan kalian bosen dan males baca Novel gak jelas ini :v

Jangan lupa comment, Vote. Pokoknya tinggalkan jejak. Bye !

My Boss is My Husband [Part 2] [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang