Christian menguji diri sendiri dengan tidak datang ke StarShine untuk mengantar Anna. Dia beralasan pada ibunya bahwa urusan kantor sedang darurat saat ini. Bahkan ketika Anna menyebut nama Rebecca, dirinya berusaha menghindar. Ketika melihat itu, Kathleen langsung tau bahwa anaknya itu sedang berusaha menghindari Rebecca.
***
Rebecca sesekali mendapati dirinya sendiri melihat ke arah pintu, menunggu Anna datang. Sebenarnya dirinya pun sudah tau bahwa sosok yang ditunggu-tunggunya bukanlah Anna, tapi paman gadis kecil itu.
Saat mendengar pintu terbuka, Rebecca melihat Anna dan hal itu membuatnya tersenyum. Tapi kekecewaan pun muncul saat yang dilihatnya adalah Kathleen, bukan Christian.
Selama beberapa minggu ini, selalu pria itu yang mengantar keponakannya. Apa ada masalah dengan pria itu? Apa dia sakit? Apa dia sesibuk itu?
Rebecca tak tau kenapa otaknya jadi tidak masuk akal seperti ini.
Rebecca mendatangi Kathleen untuk memeluknya, lalu mengobrol saat anak-anak sedang pemanasan bersama dengan Jess.
"Hari ini Christian sibuk di kantor, jadi aku yang menggantikannya." Oh. Jadi sibuk di kantor. Rebecca hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kathleen yang melihat kecuekan dari Rebecca berusaha mengganti topik. Mungkin lebih baik jika dia membiarkan anaknya dan Rebecca menyelesaikan masalah mereka sendiri.
"Bagaimana dengan Anna? Apa ada kemajuan?"
"Tentu saja. Anna adalah gadis yang lincah dan pintar. Dia bisa dengan mudah menghafal beberapa gerakan." Kathleen mengangguk-anggukkan kepalanya.
Pada saat itu juga, Jess memanggil Rebecca, mengatakan bahwa anak-anak sudah selesai melakukan pemanasan.
Rebecca pun pamit pada Kathleen untuk mulai mengajar anak-anak, yang langsung diiyakan oleh Kathleen.
***
Christian berusaha menolak pemikirannya akan wanita itu.
'Kerja, Chris!' Itu yang terus menerus berusaha Christian katakan pada dirinya sendiri.
***
Minggu depannya pun, Rebecca tak mendapat kabar apa-apa mengenai pria itu. Kathleen yang tetap mengantar cucunya datang ke StarShine. Sejak kejadian itupun, Christian cuek dengannya.
Pria itu hanya akan menjawab pesan darinya dengan singkat, yang biasanya pria itu akan berbicara panjang lebar mengenai dirinya sendiri, ataupun memintanya untuk berbicara panjang lebar agar pria itu lebih mengenal dirinya.
Rebecca pun juga berusaha untuk melupakan pria itu dan mulai belajar menyukai orang lain. Tapi idenya ini pun ditolak mentah-mentah oleh hatinya yang lebih memilih untuk tidak menyukai siapapun dalam waktu dekat ini.
Sesekali dirinya dan Vernon masih hangout bersama, tapi tidak hanya berdua saja. Mereka akan pergi ramai-ramai dengan teman-teman sewaktu kuliah.
Terkadang Rebecca kesal sendiri karena musim dingin yang juga tak mendukung kondisi hatinya. Dia jadi harus repot-repot mengenakan pakaian tebal agar tubuhnya tidak menggigil.
Rebecca baru saja memasuki StarShine, lalu berjalan naik menuju ke tempat tari. Rebecca menari dengan penuh energi, berusaha melupakan apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini.
Rebecca mendengar smartphonenya berbunyi, dan mendapati Kathleen meneleponnya.
Rebecca bisa merasakan jantungnya berhenti berdegup sedetik karena agak terkejut, lalu mengangkatnya.
"Hey, Kath."
"Becca, darling. Kau ingat bukan, natal akan datang dalam 1 minggu."
"Tentu saja aku ingat, Kath." Rebecca sedikit terkekeh. Siapa yang tidak bisa ingat natal?
"Sebenarnya, aku ingin mengajakmu untuk makan malam bersama di rumahku, jika kau tak pergi kemana-mana. Apa kau sudah diambil orang lain?" Kathleen bertanya di ujung telepon.
Sejujurnya, dia juga sudah memikirkan bahwa natalnya tahun ini akan sangat membosankan karena dia akan menghabiskannya seorang diri.
Dirinya akan datang ke rumah orang tuanya di Los Angeles setiap akhir tahun, dan biasanya natal akan dia habiskan bersama dengan sahabatnya. Tapi apa yang bisa dia lakukan jika sahabatnya lebih memilih untuk berlibur bersama dengan keluarganya tahun ini? Rebecca sempat tergiur dengan tawaran yang diberikan oleh Kathleen, tapi teringat bahwa akan ada Christian disana.
"Rebecca? Kau masih disana?"
"I... Iya. Aku mendengarmu. Apa tidak apa-apa?" Rebecca tak berpikir panjang lagi karena memang dia tak mau seorang diri di rumah. Dia juga butuh kegiatan di hari natal.
"Great. Tentu saja tidak apa-apa, sayang. Kau tidak usah sungkan. Lagipula kita sudah cukup dekat. Anggap saja kita keluargamu." Ini yang Rebecca senangi dari Kathleen. Dia adalah orang yang ramah.
"Kau bisa datang kesini sore hari. Jam tepatnya akan kuberi tau 3 hari lagi, okay?"
"Okay. Bye." Rebecca menutup telepon lalu menghela napas.
Apa akan baik-baik saja jika dia bertemu dengan Christian? Sudah 2 minggu dia tak bertemu pria itu, dan terakhir kali mereka bertemu pun... Ada sedikit masalah saat itu.
Rebecca berusaha melupakan apa yang ada di pikirannya lalu memfokuskan dirinya untuk menari lagi.
***
"Apa?!" Christian berteriak mendengar perkataan ibunya.
"Mom bilang, Mom mengundang Becca untuk makan malam."
"Tapi kenapa?"
"Tidak apa-apa, bukan? Mom tau Anna pasti senang... Dan tentunya kau juga."
"Aku belum berbaikan dengannya Mom."
"Kalau begitu berdamailah." Christian hanya membenamkan wajahnya di kedua telapak tangannya.
Sebenarnya tak bisa dikatakan bahwa dirinya dan Rebecca sedang bertengkar, tapi secara tidak langsung seperti ada tembok pemisah di antara mereka.
Ini semua kesalahannya. Kenapa juga dia bisa keceplosan seperti itu? Dia tak ingin Rebecca berpikir aneh-aneh selama dia belum bisa memastikan apa perasaannya pada wanita itu.
"Grandma. Kenapa sebut-sebut Becca?"
Anna yang baru saja keluar dari kamarnya dengan membawa boneka barbienya, bertanya.
"Minggu depan saat natal, Grandma mengundang Becca."
"Serius? Yay!" Anna langsung tersenyum dan berteriak kegirangan.
"Lihat? Anna sangat menyukai Becca, Chris. Ah, andaikan kau cepat sadar dan mengakui bahwa kau memang menyukai Becca."
"Oh, Mom. Kenapa kita harus membahas ini?" Kathleen hanya terdiam dan meninggalkan Christian sendirian.
Dalam pikirannya pun, dia juga berharap bahwa instingnya mengenai Rebecca juga memiliki perasaan pada Christian memang benar, karena dia sudah bisa melihat dengan baik bahwa Christian menyukai Rebecca, entah itu dalam ataupun tidak.
🐻 Next update: Selasa 🐻
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Miss. Lawrence Stole My Heart (COMPLETED)
RomanceChristian Spencer adalah pria berhati dingin yang dikenal dengan wajah tampan dan mengintimidasi, yang mampu membuat semua wanita bertekuk lutut. Belum lagi ditambah dengan kesuksesannya menjadi seorang CEO. Lalu, apa yang terjadi jika sosok dingin...