18 - Uncertain

170 34 98
                                    



"Ah. Kau sudah bangun." Ucap Hye Jung sembari menghidangkan makanan yang baru ia masak di atas meja makan.

"Kau? kau yang membawaku ke sini?" Taehyung menatap tajam ke arah Hye Jung, tanpa ada ekspresi di wajahnya, seperti biasa.

"I-iya. Ini apartemenku. Kau mabuk berat semalam, rekan wanitamu membawa Seokjin dan memintaku untuk membawamu, jadi aku bawa ke sini." Taehyung memicingkan matanya lalu mengalihkan pandangan.

Taehyung berdeham pelan. "Maaf-" Singkatnya merasa tidak enak.

Hye Jung tersenyum. "Em. Sebelum pulang, bagaimana kalau sarapan dulu? aku masak agak banyak." ajak Hye Jung berusaha mencairkan suasana canggung. Tangannya menunjuk meja yang sudah penuh oleh makanan. Taehyung melihat jam di pergelangan tangan kirinya sebelum mengangguk setuju.

Sendok yang beradu dengan piring menjadi satu-satunya sumber suara di ruang makan apartemen Hye Jung saat ini. Berbeda dari pertemuan sebelumnya, kali ini tak banyak kalimat yang diucapkan Taehyung, maupun Hye Jung, ini sangat canggung. Mereka hanya fokus pada makanan di piring masing-masing, tanpa sedikitpun niat untuk saling bicara ataupun mengobrol santai. 

Disela-sela kegiatan makan, sesekali Hye Jung mencuri pandang ke arah Taehyung. Entah apakah karena sosok Taehyung yang menarik, dengan tubuh tinggi tegap dan wajah yang rupawan bak seorang pangeran dari negeri dongeng, atau justru karena tertarik dengan sikap arogan pria itu, yang membuatnya ingin mengenal Taehyung lebih dekat.

"Tengah malam begitu, kau masih di luar?" tanya Taehyung membuka pembicaraan.

"Hm. Hong Bin mengajakku mencari kedai Jajangmyeon."

"Hong Bin?" Taehyung memutar bola mata berusaha mengingat. "Oh. Adikmu yang waktu itu." lanjutnya dan kembali melahap makanan sampai habis.

Hye Jung terkekeh. "Kau cepat sekali lupa."

"Tapi aku tidak lupa padamu."

Hye Jung tercengang mendengar kalimat yang barusan diucapkan Taehyung. Ia tak menyangka pria seperti Taehyung akan mengucapkan itu. Hye Jung semakin terbawa perasaan saat pria dihadapannya terus menatap dan memberikan senyuman tipis, tanpa melanjutkan kalimat yang menurut Hye Jung menggantung itu.

"Ah- Em." Hye Jung menyelipkan helai rambutnya ke belakang telinga dan tersenyum, tapi senyumnya menjadi terlihat aneh karena gugup.


"Kudengar kau pemilik butik terkenal." Ujar Taehyung mengganti pembicaraan.

"Ya. Butikku memang cukup dikenal, bahkan orang sibuk sepertimu bisa tahu." Sahut Hye Jung berusaha menghilangkan rasa gugup, seraya membersihkan meja, sedangkan Taehyung membawa piring kotor ke wastafel.

"Taehyung-ssi, biar aku yang melakukannya." Hye Jung mencegah Taehyung yang berniat mencuci piring.

"Aku ini tamu yang tahu diri. Lagipula aku bisa melakukannya, tenang. Lanjutkan saja pekerjaanmu." Hye Jung mengalah dan membiarkan Taehyung mengerjakan apa yang ia ingin kerjakan.

"Kalian seperti pasangan suami istri." Hong Bin baru saja keluar dari kamarnya dalam keadaan sudah rapi.

"Kau mau kemana?" tanya Hye Jung tak mempedulikan ucapan adiknya tadi, sedangkan Taehyung sangat fokus dengan cuciannya.

"Aku ada janji dengan teman." Jawab Hong Bin, lalu memakan makanan yang sudah disiapkan kakaknya. "Aku pergi."

"Adikmu seperti angin lewat sa-"

Four Love in Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang