19 - A Long Day

166 30 67
                                    


"Bahagia telah mengungkapkan perasaan? TIDAK! justru itu penyesalan dalam hidupku. Tak ada lagi harapan untuk kembali seperti dulu. Takdir tak pernah memperbolehkanku berada di mata dan hatinya. Aku hanya ditakdirkan untuk mencintai dan terluka sendirian. Berulang kali aku berdoa agar dapat membencinya, tapi yang aku rasakan justru semakin cinta. Salahkah aku menyebut ini salah satu ketidakadilan Tuhan terhadapku? Jika ini bukan takdirku, lantas, apa ini juga akhir dari perjuanganku?" -YG


***

Shin Hye Jung PoV

Aku masih terdiam mematung, tanpa mengacuhkan kehadiran Taehyung yang berdiri menatap dari arah samping kiriku. Kakiku terasa lumpuh dan tak dapat menopang tubuh, untunglah Taehyung dengan sigap menahanku saat akan jatuh terduduk ke lantai. dadaku terasa penuh sesak setelah mendengar pernyataan menyakitkan dari sahabatku, Yoongi.

Setidak peka itukah aku? Bagaimana hubungan kami kedepannya? Apa persahabatanku dengan Yoongi berakhir sampai di sini?

"Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung khawatir.

Ku seka air mata dengan punggung tangan dan berusaha terlihat tegar di hadapan Taehyung. "Em... aku baik." Jawabku lirih.

Taehyung membawaku dalam dekapannya. Aku sendiri tidak mengerti dengan sikap pria yang baru dua bulan ini dekat denganku, tapi sejujurnya, aku merasakan kehangatan saat berada dalam pelukannya, aroma parfum yang melekat di tubuh Taehyung seolah menghipnotisku untuk ingin tetap berada di dekapannya –itu sangat nyaman.

"Siapa orang yang barusan keluar itu?" tanya Taehyung, lalu melepaskan dekapannya dariku.

"Dia sahabatku." Taehyung mengangguk dengan bibir membulat ber'oh.

Taehyung tak lagi bertanya, seolah tak mau membicarakan hal ini lebih jauh lagi. Mungkin karena dia paham keadaan dan tak ingin ikut campur.

"Mau temani aku makan? Ini sudah masuk jam makan siang, kau belum makan kan?" pinta Taehyung. Aku menggeleng ringan dan menerima permintaanya.

~~~

Meskipun Taehyung berada di sampingku, tapi aku tidak bisa melewatkan sedetikpun untuk tak memikirkan Yoongi. Perkataannya masih terngiang-ngiang di ingatanku, mengakibatkan rasa bersalah itu terus muncul dalam benak.

"Hye Jung-ah."

"Uh?" suara Taehyung menyadarkanku dari lamunan. "Maaf. Aku sedang tidak fokus." sahutku setelah menghembuskan nafas berat.

Kim Taehyung. Pria yang baru aku kenal beberapa bulan ini, pria tampan yang berhasil mencuri hatiku dalam waktu singkat. Meskipun tidak memungkiri bahwa aku memang cepat sekali jatuh cinta. Tapi anehnya, aku terlalu buta untuk menyadari perasaan pria yang bertahun-tahun ini berada di sampingku.

"Dari tadi kau melamun, makanan di piringmu bahkan belum kau sentuh sedikitpun." Kata Taehyung sambil menunjuk makanan yang masih utuh dengan dagunya. "Apa karena orang tadi? Em.. maksudku sahabatmu?" tanya Taehyung hati-hati.

Aku diam tanpa ada niat menjawab. Pikiranku sepenuhnya masih tertuju pada Yoongi. Tatapan kecewa yang ia berikan padaku, terus-terusan melintas di mataku.

Kudengar Taehyung berdesah pelan. "Jangan dijawab kalau itu sulit. Sekarang, habiskan makananmu. Aku akan mengajakmu ke suatu tempat." suara Taehyung terdengar lembut.

"Kemana?" tanyaku.

"Ke tempat yang akan membuatmu melupakan masalahmu." Jawabnya, lalu kembali memakan makanannya.

Four Love in Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang