01 - My Name Is..

873 163 366
                                    

*Biasakan baca sampai selesai*

"Jung-ah. Kapan mau kenalin calon suamimu?"

"Jangankan mau kenalin, calonnya saja tidak ada."

Shin Hye Jung PoV

Pertanyaan yang selalu ditanyakan oleh ibu dan jawabannya sudah pasti selalu 'negatif', maksudnya selalu sama. Bosan sekali mendengar pertanyaan itu setiap kali pulang ke rumah orangtuaku di Daegu.

Aku sudah tidak tinggal bersama orang tua karena memilih untuk mandiri dan tinggal disalah satu distrik kota Seoul, sendirian. Dan salah satu alasan  memilih tinggal terpisah karena menghindari pertanyaan-pertanyaan seperti ini. 

Sedikit kuperkenalkan tentang orang tuaku yang tidak kaya raya layaknya konglomerat, namun usaha kuliner mereka cukup terkenal di Daegu. Ayah pemilik kedai tteokbokki dan ibu, tentu saja dia koki handal di kedai ayah. Tteokbokki buatan ibu memang yang terbaik yang pernah aku makan. Serta Shin Hong Bin, anak nakal tapi berprestasi. Adik kesayanganku yang masih duduk di bangku kelas tiga SMA.

Sebagai salah satu kota tersibuk seperti Seoul, akupun ikut disibukkan dengan pekerjaan  impianku yaitu merancang dan membuat gaun pengantin. Belakangan ini namaku cukup terkenal di kalangan para calon pengantin karena saat ini sudah masuk musim semi, yang berarti banyak pasangan yang akan menikah. 

Sudah banyak wanita yang mengenakan gaun pengantin hasil karyaku, namun tidak untukku sendiri. -Ya. aku juga ingin menikah, tapi dimana pasanganku? Hal yang sering membuatku jengkel adalah candaan-candaan dari teman-teman sebaya yang sudah menikah dan memiliki anak bahwa aku akan menggadis seumur hidup. Itu menyakitkan meskipun mereka bercanda.

~

"Aku sudah lama tidak pulang dan sedang berlibur tapi yang selalu ibu tanyakan soal pernikahan, memangnya ibu tidak bosan?" aku balik bertanya sembari menikmati hidangan yang masih hangat. 

Minggu ini butik tutup dan aku memutuskan untuk pulang setelah beberapa bulan tidak mengunjungi orangtua. 

"Habisnya setiap pulang kamu gak pernah bawa pasangan." ibu duduk sembari menghidangkan makanan penutup, "Ingat, usiamu terus bertambah, karirmu juga bagus jadi tidak ada salahnya untuk mencari calon suami."

"Laki-laki akan datang sendiri tanpa dicari. Lagipula aku sangat sibuk bekerja."

"Ya tentu saja, kau si penggila kerja kan?" Hong Bin menimbrung lalu duduk di hadapanku.

"Diam atau aku lempar." kesalku mengangkat sendok.

"Yak- noona, bukannya aku benar?"

"Urusi saja urusan sekolahmu, belajar yang rajin! kau itu sudah tingkat akhir, sebentar lagi kau akan menghadapi ujian akhir!" ketusku lalu melanjutkan kegiatan menyantapku. Hong Bin terkekeh dan memeluk ibu manja.

"Eomma, aku juga mau tteokkbokki." ujar Hong Bin sambil menunjuk makananku.

Hah- dasar anak manja ini. batinku lalu menghabiskan makananku. Selepas makan, aku kembali ke kamar untuk beristirahat.

Namun aku tidak langsung tidur. Seperti biasanya aku menjelajahi dunia internet untuk mencari beberapa inspirasi buat model gaun nanti.

Konsentrasiku pecah akibat dering ponsel yang menggema di seluruh sudut kamarku yang ukurannya tidak lebih besar dari kamar di apartemen. Kuraih ponsel yang terletak di nakas sebelah kasur.

"Eoh- Min Yoongi?"

"Hye Jung-ah, neo eodiso (kau dimana)?"

"Rumah orang tuaku, wae (Kenapa)?"

Four Love in Four SeasonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang