[Highest rank]
#10 in LeeTaemin 050718
[PROSES EDIT]
Proses editing yang melelahkan akan segera dimulai! 시이이이작!
***
Mereka semua tampan! Apa yang harus kulakukan ? Seseorang, siapapun, tolong aku!! -LeeHyerin
***
Mataku sibuk memperhatikan punggung kokoh yang tengah membelakangiku sejak tadi. Pemilik punggung itu sedang makan bersama teman-temannya di meja depan. Tidak sadar dengan kenyataan bahwa aku tengah menunggunya kembali untuk menuju kelas. Dia.. antara tidak sadar atau memang disengaja seperti itu, entahlah. Tugasku disini hanya menunggu.
Tanganku hanya mampu mengaduk-aduk Green Tea Latte di depanku dengan tidak berselera. Yang ingin aku lakukan sekarang hanyalah menyeretnya untuk kembali ke kelas.
"Kenapa dia belum hafal jalan juga sih. Udah seminggu sekolah juga," batinku sambil menatapnya kesal. Sedangkan, yang ditatap tidak menyadarinya.
Ketika aku tetap sibuk memandanginya, berharap dia menoleh sebentar saja, seseorang di antara gerombolan itu tiba-tiba menatapku. Aku mengetahui namanya, nama yang sangat mudah diingat semua orang. Ong.
Ong Seongwoo mengalihkan pandangan matanya ke arahku dengan perlahan dan secara tiba-tiba mengedipkan satu matanya kepadaku, kemudian tersenyum manis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Spontan aku yang melihat itu membuang muka kea rah lain. Dengan cepat mukaku terasa panas dan memerah karena malu.
"A.. apa maksudnya itu ?" aku bermonolog dengan diriku sendiri. Mencoba menenangkan hatiku yang berdebar-debar karena kejadian tidak terduga itu. Tanganku mulai berkeringat karena gugup.
Setelah aku cukup tenang, aku mencoba, dengan hati-hati dan sangat perlahan kembali menoleh ke gerombolan mereka. Aku menghembuskan nafas lega. Ong sudah kembali bercanda bersama teman-temannya dan tidak lagi menatapku.
Aku mengelus dada lega, dan kembali ke aktivitasku.
Entah sudah keberapa kali aku mengaduk Green Tea bersama latte itu, namun yang pasti kini warna hijau tua Green Tea itu sudah berubah menjadi hijau pupus dengan sedikit gumpalan putih di atasnya. Aku tetap mengaduknya tidak peduli. Aku hanya menatapnya. Dan kemudian sesuatu mengejutkanku,
HAP!!
.
.
Hitam
.
.
Pandanganku tiba-tiba gelap.
.
.
Aku tidak bisa melihat apapun.
.
.
Aku hanya bisa merasakan ada sepasang tangan yang tengah melingkar di kedua mataku. Aku tidak banyak kenal dengan teman yang bermain dengan permainan konyol seperti ini. Kecuali .. ah entahlah. Aku memutuskan untuk membalik badan dan dengan otomatis tangan misterius itu terlepas dari pandangan mataku. Kini, aku dapat melihatnya dengan jelas. Jantungku kembali berdegub jauh lebih cepat dari insiden kedipan Ong,