SIB-O (십 오) / 2

77 37 8
                                    

LeeHyerin'sPOV

05:00 WIB

"Taemin! Lo udah siap belum?!" aku sedikit berteriak di depan kamar Taemin. Beberapa menit yang lalu Taemin bilang dia baru usai mandi.

"Bentar ah!"

Aku menggelengkan kepala gusar dan memutuskan untuk berjalan ke ruang depan. Di sana, Mingyu dan Jeno sudah menunggu dengan duduk di sofa ruang tamu. Dengan mata yang terLihat masih mengantuk, Jeno merapikan seragam dan rambutnya dengan tangan.

"Hyerin, kau yakin pesawat Jongdae depart setengah jam lagi?" tanya Mingyu dengan wajah yang kusam karena megantuk.

Aku mengangguk pasti. "Kemarin dia berkata begitu."

FLASHBACK ON

"Aku akan kembali ke Korea besok pagi."

Jantungku terasa berhenti berdetak. Aku tidak dapat merasakan diriku bernapas. Yang aku rasakan, air mata mulai meleleh membentuk aliran sungai kecil yang mengalir di pipiku.

"A..apa?" suara menjadi sedikit serak. Bahkan, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan kepada Jongdae.

Ini.. bukan hanya sekedar kabar buruk. Ini sangat menyakitkanku.

"Pesawatku akan berangkat pukul setengah enam waktu Indonesia. Jika kamu tidak bisa memberi jawabanmu sekarang, paling tidak kamu bisa menemuiku besok di bandara," kata Jongdae dengan suara yang makin lama makin melemah.

"Aku..aku akan datang besok," usai mengucapkannya, aku menutup mulut dengan tangan karena sudah mulai terisak.

Kabar ini sangat mendadak, membuat hatiku tidak siap menerimanya. Setidaknya, jika Jongdae pergi tiga hari kedepan, aku bisa mempersiapkan jawaban. Jawaban berupa kenyataan bahwa aku dan Mingyu akan dijodohkan.

"Aku akan menunggumu," kata Jongdae hangat. "Sekarang tidurlah Hyerin."

"Jal..jaljayo* Jongdae-ya," setelah mengatakannya, aku memilih untuk mengakiri sambungan telepon.

Aku sudah tidak dapat menahan bendungan air mata di pelupuk mataku.

Setiap pertemuan, pasti juga akan menjumpai perpisahan.

Dan mungkin ini adalah saatnya, saat dimana aku dan Jongdae akan berpisah.

FLAHBACK OFF

"Ayo berangkat!"

Aku tersadar dari lamunan karena suara Taemin, Taemin sudah keluar dari kamarnya dengan menenteng tas sekolahnya yang terlihat tidak berisi apapun.

"Gue sudah pamit ke Appa sama Omma tadi," kataku sambil menunjuk kamar orang tuaku di samping ruang tamu. "Mereka masih tidur sekarang."

"Sebentar lagi Omma juga bangun, kita tungguin aja deh," kata Jeno dengan wajah yang masih mengantuk.

"Sebentar lagi pesawat berangkat. Kita nggak akan keburu, Jen!"

Dengan raut wajah terpaksa, Jeno pun bangkit dari duduknya dan segera kutarik untuk pergi ke mobil. Setelah mengucapkan salam, aku pun keluar dar rumah dan duduk di bangku belakang bersama Mingyu.

"Tae agak cepet ya?!" aku menepuk pundak Taemin layaknya menepuk pundak sopir.

"Iya ah bawel lo!" dengan kekuatan penuh, Tamin segera melajukan mobil milik Appa di jalan raya. Hari ini Appa mendapat cuti bulanan, jadi mobil dapat kami bawa seharian.

Sepanjang jalan, aku tidak dapat berkata apapun, dan hanya fokus pada jalanan. Sejenak aku menengok pada Jeno yang wajahnya aneh, setengah tidur dan setengah terjaga.

KIM (김) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang