SIB (십)

149 58 61
                                    

Warning. 

Part ini banyak MV Live Stage 

Siapkan Kuotahh or wifii hehe 

Gambar dan cast baru belum dulu.

Ada biasmu lagi Live Stage di part ini ? 

Kalau ada .. komen ya! 

Dan jangan lupa klik tanda bintang di pojok bawah kiri (untuk ponsel)

klik tanda bintang di pojok atas kanan (untuk PC / Laptop) 

Siders ? Gwaenchanha :) ntar juga ada karma

Langsung ? Kuy scroll down !

..

.

.

.

.

.......


Author'sPOV

"Ja.. jadi ?!!" Taemin berteriak dengan mulutnya yang terbuka lebar. Di samping kirinya, Jeno juga terlihat tidak kalah kaget dari Hyungnya. Mata Jeno membuka dengan mulut sedikit terbuka. Raut wajah ngeri bercampur kasihan tergambar jelas di wajah putih mulusnya yang polos.

"Hm .. yah, ya. Gue di skors seminggu," ujar Hyerin dengan pandangan menunduk, memperhatikan kedua kakinya yang masih terbungkus kaos kaki hitam.

"Skors ?" Mingyu menatap Hyerin, kemudian menatap Taemin, dan terakhir menatap Jeno secara bergantian. Dia masih belum memahami apa yang dibicarakan oleh mereka, dan hukuman apa yang Hyerin dapatkan dari Pak Siwon.

"Itu artinya Hyerin dihukum nggak boleh datang dan mengikuti kelas selama seminggu," jelas Taemin sambil menatap Mingyu. "Skors adalah hukuman nomor dua terberat setelah drop out di Adagrate"

Taemin menggeleng-gelengkan kepalanya. Taemin juga memberatakan kata 'hukuman nomor dua terberat' di sela-sela kalimatnya. Bukan karena apa, itu semata-semata hanya karena Taemin merasa adiknya telah melakukan kesalahan yang cukup membuat Pak Siwon menyamakan Hyerin dengan Jimin.

Sama-sama pembuat masalah.

Dan pembuat masalah memang harus di skors.

Mingyu sontak terkejut. Raut wajah kecemasan di wajahnya yang manis tidak berhasil dia sembunyikan. Mingyu khawatir.

"Ke.. kenapa bisa ?"

Hyerin menghembuskan napas pelan. Dia tadi sudah menceritakan semua detailnya, bahkan alasan mengapa dia harus menemani Jongdae di atas rooftop, tentu saja minus menceritakan tentang masalah keluarganya.

Sedari tadi, Mingyu hanya fokus memandangi sahabat masa kecilnya itu tanpa tahu apa yang dia bicarakan. Bukan karena kosa kata bahasa Indonesia Mingyu yang masih kurang, melainkan karena Mingyu ingin berlama-lama memandang wajah sahabatnya itu.

Karena Mingyu merasa diduakan.

Sejak dia datang ke Indonesia, bahkan serumah dengan Hyerin, Mingyu tak pernah merasa sekalipun pernah ngobrol lama dengan Hyerin seperti dulu saat mereka masih di Seoul.

"Aku menemani Jongdae di rooftop. Dia sedang merasa tertekan dan harus ada seseorang di sampingnya," jelas Hyerin sekali lagi sambil membalas tatapan nanar Mingyu dengan tatapan lembut. "Aku tidak ada pilihan lain. Hanya aku yang dekat dengan Jongdae."

KIM (김) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang