3. Penyiksaan pt. 1

12K 1.3K 146
                                    

Jisoo muntah lagi.

Gara-gara Seokmin memasak nasi goreng seafood pagi hari.

Jisoo langsung menjauhi piring nasi goreng itu begitu Seokmin memberikannya padanya. Jisoo buru-buru ke toilet dan memuntahkan isi perutnya. Kepalanya kembali berdenyut dan perutnya masih mengalami mual yang luar biasa.

Jisoo benar-benar lemas pagi ini. Denyutan kepala, ditambah mual yang dirasakan, dan badannya yang mulai sakit bisa ia rasakan sekarang. Hamil memang benar-benar luar biasa. Dan Jisoo baru merasakan sulitnya trimester pertama, dia sedikit khawatir jika nanti perutnya sudah semakin membesar. Apalagi, bayi yang dikandungnya adalah bayi kembar.

Jisoo tidak bisa melanjutkan bayangannya.

Seokmin langsung menghampiri Jisoo dengan tangan yang masih memegang dua piring nasi goreng seafood tersebut. Hingga Jisoo masih bisa mencium aromanya.

"Jauhkan benda itu dariku!"

Seokmin hanya diam begitu Jisoo mengatakan hal itu sambil melanjutkan muntahnya. Jisoo geram ketika melihat Seokmin yang hanya menontonnya sedang mengeluarkan isi perutnya dengan piring nasi goreng yang masih ia pegang di tangannya.

"JAUHKAN PIRING ITU DAN CEPAT BANTU AKU, LEE SEOKMIN!"

-Hola Bebé-

Jisoo hanya memakan buah-buahan yang Seokmin kupas untuknya. Laki-laki bangir itu akhirnya mengambil liburnya hari ini mengingat Jisoo sedang mengalami morning sickness yang cukup melelahkan tubuhnya. Seokmin khawatir pada Jisoo jika ia ditinggalkan seorang diri di rumah.

Seokmin baru saja menggendong istrinya dari kamar mandi karena tubuh Jisoo benar-benar lemas. Mengupas buah untuknya dan membuatkan teh hangat untuk sekedar mengurangi rasa mual di perut Jisoo. Untungnya, mual Jisoo terhadap tubuh Seokmin sudah sedikit membaik. Seokmin mungkin akan kebingungan setengah mati jika Jisoo masih muntah gara-gara bau tubuhnya.

Mereka terduduk di sofa ruang tengah dengan televisi yang sedang menyala. Dengan Seokmin yang sedang memijat kaki istrinya dan Jisoo yang sedang asyik tertawa gara-gara film komedi yang diputar sambil menyantap buah apel.

Jisoo benar-benar bahagia.

Apalagi, dengan melihat wajah Seokmin yang tertekuk sambil memijat kakinya. Salahkan saja dia yang sudah membuat Jisoo hamil seperti ini. Maka Seokmin harus menerima konsekuensinya. Seokmin harus menuruti semua yang Jisoo inginkan.

"Astaga, laki-laki itu tampan sekali, ya, dear! Wajah bulenya benar-benar membuatku kagum." Jisoo menunjuk layar televisi dengan garpu di tangannya.

Seokmin mengarahkan pandangannya ke layar televisi dengan tangannya yang masih sibuk memijat kaki Jisoo.

"Biasa saja, aku lebih tampan!" oceh Seokmin.

Jisoo mencibir. "Tampan darimana, huh?"

Seokmin menghentikan gerakan tangannya. "Kau berkali-kali mengatakan kalau aku tampan. Saat kencan kita, lalu kencan seterusnya, lalu saat pernikahan kita, malam pertama kita, lalu-"

"Sstt, berisik sekali. Cepat pijat kakiku lagi!" Jisoo memasukkan apel ke dalam mulutnya dengan kesal. Mood-nya mulai memburuk. Seokmin menurut saja dan ia langsung memijat kaki Jisoo kembali.

Seokmin lelah, jujur saja. Namun, ia tidak mengatakannya pada Jisoo dan mencoba membuat istrinya itu senang semasa kehamilannya. Seokmin membaca di internet, kalau peran suami itu sangat penting dalam masa kehamilan yang sedang dijalani istrinya.

Seokmin harus ikut turun serta dalam memenuhi gizi Jisoo dan calon anak-anaknya, membantu pekerjaan Jisoo, dan yang terpenting membuat hati Jisoo senang agar laki-laki manis itu tidak stres nantinya.

Hola Bebé | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang