17. Uncle Sebongie

6.4K 753 127
                                    

"Bolehkah?"

Seokmin menutup telinganya rapat-rapat. Dia sudah cukup dengan berbagai permintaan Jisoo saat ini. Laki-laki manis itu kembali meminta Seokmin untuk mengizinkannya pergi. Namun, Seokmin melarangnya karena dia masih trauma ditinggal Jisoo untuk mengurus si kembar.

"Bukannya aku tidak mengizinkan, sweet. Tapi, mereka membutuhkanmu."

Jisoo menggeleng. "Tidak, bukan seperti itu. Kau saja yang sebenarnya malas mengurus mereka berdua dan selalu memanfaatkanku."

Seokmin mendengus.

Dia menatap tajam ke arah Jisoo yang sudah tersenyum penuh kemenangan. Jisoo meminta izin Seokmin untuk pergi berbelanja bersama para uke. Sebenarnya, ini atas permintaan Jihoon mengingat laki-laki mungil itu sedang mengandung lima bulan. Jihoon mengajak Jisoo dan Jeonghan untuk menemaninya berbelanja perlengkapan bayi.

Tetapi Seungkwan, Minghao, dan Wonwoo malah ingin ikut berbelanja bersama mereka. Apalagi Wonwoo, sebagai teman seperjuangan Jihoon sejak masih SMA, membuat laki-laki emo itu lantas tancap gas dan memaksa Mingyu untuk mengizinkannya.

"Masih tidak boleh?" tanya Jisoo. Kini, dia mulai mengeluarkan kiat-kiat yang sudah ia rencanakan jika Seokmin tidak mengizinkannya untuk pergi.

Jisoo mengerucutkan bibirnya. Matanya mulai menyipit agar terlihat sedang menahan tangis. "Coba kau bayangkan, jika aku berada di posisi Jihoon. Apa kau mau aku kerepotan setengah mati mencari peralatan bayi?"

Seokmin menghela napas kasar. Dia tahu, Jisoo sedang menggodanya sekarang. Jisoo bahkan sudah melakukan beberapa hal yang membuat Seokmin luluh hingga akhirnya dia tidak akan marah dan mengizinkan Jisoo untuk pergi. Jisoo sering melakukan hal ini, namun Seokmin masih saja luluh akan kelakuan Jisoo.

"Coba kau bayangkan, jika aku sedang hamil besar mengangkat beberapa belanjaan bayi dengan berat. Lalu jika sampai terjadi pada makhluk mungil tidak berdosa itu bagaimana? Kau tega melakukan hal sekejam itu pada bayi? Jika itu terjadi pada Jazlyn maupun Jacob, bagaimana perasaanmu?"

Jisoo mulai mendalami aktingnya dengan sedikit air mata yang sengaja ia keluarkan. Dia menutup kedua wajahnya, kemudian melirik sedikit untuk melihat ekspresi Seokmin.

Gotcha!

Laki-laki bangir itu mulai mendekat ke arah Jisoo dengan tatapan sendunya. Dia memang mudah terpancing jika masalah seperti ini.

Seokmin melepaskan kedua tangan Jisoo yang masih berusaha menutup wajah cantiknya. Memeluk tubuh mungil itu erat dan menenangkan Jisoo dari tangisnya, atau lebih tepatnya dengan pura-pura menangis.

"Maafkan aku, sweet. Aku tidak berpikir sejauh itu. Aku tentu saja tidak ingin membuat anak dari Soonyoung hyung menjadi seperti itu. Kalau begitu, pergilah! Aku akan menjaga kedua malaikat kita di rumah."

Jisoo langsung memekik kegirangan. Dia langsung memeluk tubuh kekar di depannya sambil melempar beberapa ciuman di bibir tipis itu seraya mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih, dear. Aku akan membawakan sesuatu untukmu."

Seokmin tiba-tiba saja mendapat ide di kepalanya. Sudut bibirnya mulai terangkat ketika Jisoo mengatakan ia akan membelikan apa yang Seokmin inginkan.

"Kau tidak perlu membeli apapun, Soo. Cukup dengan-" Mata laki-laki bangir itu menatap Jisoo dengan sensual. Melihat Jisoo dari atas hingga ke bawah yang membuat laki-laki manis itu sangat mengerti apa keinginan suaminya. Seokmin membasahi bibirnya dengan lidah.

Jisoo mengangguk. "Baik, aku akan melayanimu malam ini. Lakukan apapun yang kau mau nanti malam. Terima kasih, dear. Tolong jaga kedua malaikat kita di rumah. Aku mencintaimu."

Hola Bebé | Seoksoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang