Seokmin super panik.
Dia sontak menggendong Jisoo ketika laki-laki manis itu terjatuh di pelukannya. Jisoo benar-benar tidak sadarkan diri begitu ia mendengar beberapa bentakan dari sahabat-sahabatnya. Entahlah, mungkin Jisoo hanya shock dengan serangan mendadak itu.
Seokmin lantas dibantu oleh Junhui, yang kebetulan adalah dokter kandungan, untuk membawa Jisoo masuk ke rumahnya. Junhui langsung meminta Minghao untuk membawakan peralatan medis miliknya untuk memeriksa Jisoo.
Sedangkan para uke yang lain tidak kalah terkejut. Apalagi, Seungkwan. Dia menjadi orang yang paling panik ketika Jisoo pingsan tepat di depan matanya. Bahkan, laki-laki gembul itu langsung mendapat tatapan tajam dari Hansol karena memang Seungkwan-lah yang paling menggebu-gebu untuk melakukan protes pada Jisoo.
Seokmin menggigit bibirnya. Dia khawatir, apalagi bayi yang dikandung Jisoo adalah bayi kembar. Lebih rentan terkena penyakit dibandingkan hanya mengandung satu bayi.
Namun, Seokmin lebih mengkhawatirkan Jisoo dibandingkan anak-anaknya. Meskipun dia tetap berdoa untuk keselamatan ketiga malaikatnya.
Jantung Seokmin langsung bergedup kencang ketika Junhui selesai memeriksa Jisoo yang masih tidak sadarkan diri. Mereka sedang berada di kamar tidur Seokmin dan Jisoo, sedangkan orang-orang lainnya menunggu di ruang tamu.
Bahkan, Seungcheol pun langsung bergegas ke rumah Seokmin begitu mendengar Jisoo pingsan. Tentu saja, untuk menegur kelakuan istrinya sekaligus meminta maaf kepada Seokmin atas apa yang sudah Jeonghan lakukan.
Wonwoo dan Jihoon malah asyik berkutat di dapur untuk membuatkan teh hangat. Mereka berinisiatif untuk membuat teh karena banyak orang yang mungkin saja masih terkejut atas kejadian Jisoo.
Sedangkan laki-laki manis itu belum sadar dari pingsannya. Seokmin hanya menggenggam tangan lentik itu dan menanyakan kepada Junhui tentang kondisi Jisoo saat ini.
"Dia baik-baik saja, Seok. Mungkin hanya sedikit terkejut. Hormonnya sedang meningkat dan itu juga menjadi pengaruh pingsannya Jisoo." Junhui merapihkan peralatannya. "Sebaiknya setelah ia sadar, kau segera memeriksakannya ke rumah sakit."
Seokmin mengangguk.
Junhui bisa melihat wajah khawatir Seokmin disana. Dia lantas menepuk pundak laki-laki bangir itu seraya memberikan beberapa dukungan agar Seokmin jangan terlalu cemas.
"Kau tidak boleh panik seperti ini, Seok. Anggap saja ini sebagai latihan untuk membantu Jisoo saat melakukan persalinan nanti."
Seokmin menggeleng kuat. "Entahlah, hyung. Aku hanya takut terjadi yang tidak-tidak pada Jisoo. Aku khawatir sekali."
Junhui terkekeh ketika melihat Seokmin kini mulai menitikkan air matanya dan menciumi punggung tangan Jisoo yang masih tidak sadarkan diri. Laki-laki Cina itu paham, Seokmin pasti merasa sangat cemas. Walaupun Junhui belum dikaruniai anak, tapi dia paham betul bagaimana rasa khawatirnya seorang suami saat istrinya mengalami hal yang hal tidak mengenakkan apalagi saat istrinya itu mengandung.
Junhui melirik perut buncit Jisoo yang semakin lama semakin membesar. Dia mengelusnya perlahan sambil bergumam, "mereka pasti bersyukur karena mempunyai ayah sepertimu."
Seokmin mengangkat kepalanya dan menunjukkan wajahnya yang sembab. Ah, Seokmin benar-benar cengeng jika itu menyangkut Jisoo!
"Anak-anakmu pasti senang mempunyai ayah yang hebat sepertimu. Ayah Seokmin, tetap semangat! Mereka bertiga kini bergantung padamu."
-Hola Bebé-
Seokmin keluar dari kamarnya ketika Jisoo akhirnya sadar dan ia ingin beristirahat sebentar. Jisoo merasakan sakit pada pinggulnya dan Junhui bilang, bahwa itu hal normal yang sering ibu hamil rasakan. Maka dari itu, Seokmin menyuruh Jisoo untuk melanjutkan istirahatnya dan laki-laki bangir itu yang akan memberitahu orang-orang yang sedang menunggu kabar keadaan Jisoo di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hola Bebé | Seoksoo [✔]
Fanfiction[ 1st Book Hola Series ] Hanya berisikan prahara rumah tangga Hong Jisoo dan suami bodohnya, Lee Seokmin, dari hamil hingga mengurus buah hati mereka. Private on Chapter 18 Warn : M-Preg, 15+ #414 in Fanfiction - 180318 2018, ©turquoises_