"Who's your father?"
Anak laki-laki itu menunduk dalam. Saling menautkan jari-jarinya karena dia terlalu takut menatap ke depan. "Lee Seokmin or Derrick Lee."
Laki-laki manis itu menoleh ke anak perempuannya. "Who's your mother?"
Anak perempuan itu juga menunduk. Bedanya, dia sedang memainkan kancing bajunya. Dia juga takut untuk bisa menatap wajah ibunya itu. "Hong Jisoo or Joshua Hong."
Laki-laki manis itu mengangguk puas. Dia mulai melipat tangannya. Menatap tajam ke arah kedua anaknya, padahal kedua putra putrinya itu sedang menunduk. Jisoo sedang marah besar siang ini. Dan ini akibat tindakan ceroboh si kembar. Jika saja mereka mengikuti ego masing-masing, mungkin mereka sudah disekap di suatu tempat.
Benar, si kembar hampir saja diculik. Untung saja Seokmin sampai di sekolah si kembar tepat pada waktunya.
Jazlyn dan Jacob hampir saja dibawa oleh orang yang tidak mereka kenal. Orang yang mengaku sebagai suruhan Seokmin itu hendak membawa Jazlyn dan Jacob dengan mengatakan bahwa ia adalah suruhan ayahnya karena Seokmin tidak bisa menjemput mereka.
Jacob dan Jazlyn tentu saja percaya. Bocah lima tahun itu memang tidak mengerti apapun. Namun, saat Jacob dan Jazlyn menuju mobil si orang tak dikenal tadi, Seokmin sudah lebih dulu memanggil kedua anaknya dan berlari menuju mobil misterius itu.
Si pelaku berhasil kabur, kondisi Jazlyn maupun Jacob baik-baik saja tanpa ada luka sedikit pun. Namun, saat mendengar hal itu, Jisoo langsung marah besar pada kedua anaknya. Namun, rasa khawatir yang lebih mendominasi.
"Jika papa tidak bisa menjemput kalian, berarti mama yang akan menjemput. Kami bahkan selalu mengatakan pada kalian giliran siapa yang menjemput dua bocah nakal di depanku ini."
Jazlyn dan Jacob benar-benar tertunduk dalam. Mereka menahan tangis mendengar ibu mereka yang sedang dalam amarah yang memuncak.
"Jika itu bukan mama ataupun papa, atau siapapun yang tidak ada sangkut pautnya dengan orang-orang terdekat kita, jangan ikuti kemauan mereka, mengerti?" Suara Jisoo meninggi.
Seokmin jadi ikut kesal ketika Jisoo memarahi anak-anaknya. Dia saja tidak pernah memarahi Jisoo ataupun si kembar sekasar ini, kenapa Jisoo bisa begitu kasar pada kedua anak mereka?
Seokmin akhirnya angkat bicara. Dia mencoba mengajak Jisoo untuk menyelesaikan masalah itu dengan kepala dingin. "Sweet, dengarkan dulu penjelasan-"
"Diam, Lee Seokmin! Aku tidak mau dengar penjelasan apapun."
Jisoo menghentikan langkah Seokmin dengan sebelah tangannya. Dia masih menatap tajam ke arah si kembar Lee dan masih memberikan sedikit nasihat yang panjang. Namun, Seokmin sangat tidak menyukai nada bicara Jisoo yang terkesan seperti membentak.
"Jisoo, bisakah kau bicara dengan baik? Kau sudah membentak mereka!" Suara Seokmin ikut meninggi. Si kembar semakin takut ketika mendengar suara tinggi Seokmin. Bagaimana pun, sang ayah memang lebih menyeramkan jika sedang marah dibandingkan ibu mereka.
Mendengar bentakan Seokmin, membuat mata Jisoo berkaca-kaca. Dia langsung mengarahkan pandangannya ke arah kedua anaknya lagi.
"Berdiri dengan tangan ke atas selama tiga puluh menit! Anak-anak nakal harus mendapatkan hukuman atas apa yang mereka lakukan!"
Jisoo sontak meninggalkan kedua anaknya dan Seokmin ketika selesai memberikan hukuman. Dia langsung bergegas ke kamarnya, tentu saja.
BLAM!
Seokmin mengusap wajahnya kasar. Jisoo pasti semakin marah begitu Seokmin membentaknya seperti tadi. Jisoo biasanya akan langsung terdiam dan menciut jika Seokmin sudah memarahinya. Seokmin memang menyeramkan jika sudah marah.
Dia melirik ke arah dua anaknya yang sedang mengangkat kedua tangan mereka tinggi-tinggi. Seokmin segera berlutut dan merentangkan tangannya untuk memeluk si kembar. Jazlyn dan Jacob lantas menyambut pelukan itu dan langsung menghamburkan tubuh mereka ke pelukan sang ayah.
"Mama marah dengan kita, pa?" tanya Jazlyn dengan sesegukan.
Jacob mengangguk. "Kata mama, kami anak yang nakal."
Seokmin melepaskan pelukannya, lalu menghapus air mata kedua anaknya itu. "Cup, cup, jangan menangis lagi, oke? Kalian anak yang baik. Kalian tidak nakal."
"Tapi, kata mama-"
"Mama mengatakan hal itu karena dia sangat khawatir. Apalagi saat tahu Jessie dan Jakie akan pergi bersama orang yang tidak dikenal, membuat mama semakin khawatir."
Kedua anaknya itu mengangguk mengiyakan. Seokmin sangat sakit ketika melihat bulir bening itu jatuh dari kedua mata Jazlyn maupun Jacob. Jisoo benar-benar sudah keterlaluan saat ini. Tapi ini juga menjadi salah Seokmin, karena dia sudah terlambat menjemput si kembar dan malah memperkeruh suasana dengan membentak Jisoo.
Intinya, semua anggota keluarga kini mempunyai kesalahan masing-masing.
"Sekarang, kita datangi mama, yuk? Kita minta maaf bersama-sama," ajak Seokmin. "Papa juga mau minta maaf karena tadi papa sudah membentak mama. Sikap papa yang tadi, jangan kalian tiru, ya! Itu tidak baik."
Jazlyn dan Jacob mengangguk. Lalu, mereka mengekori Seokmin untuk pergi ke kamar. Seokmin membuka pintu dengan hati-hati. Dan akhirnya menampakkan Jisoo yang sedang tertidur membelakangi mereka.
"Hampiri mama, peluk, cium pipinya, dan minta maaf, mengerti?"
Si kembar langsung melakukan apa yang tadi ayahnya perintahkan. Mereka langsung menubruk tubuh kucing itu sambil meminta maaf. Seokmin merasa gemas dan berkeinginan untuk mengabadikannya. Namun, dia membuang pikiran itu jauh-jauh.
Dia mulai menghampiri ke arah kedua anaknya yang kini sudah memeluk erat tubuh Jisoo yang sudah terduduk di ranjang. Mereka menghujani Jisoo dengan beberapa ciuman.
"Mama, maafkan Jessie. Jessie janji tidak akan mengulanginya lagi."
"Jacob juga, ma. Jacob janji akan menjaga Jessie dan tidak menerima ajakan orang asing lagi."
"Maaf mama. Kami sayang mama," pekik keduanya berbarengan. Mereka memeluk Jisoo sangat erat hingga ibunya itu merasa sesak. Jisoo terkikik geli mendengarnya. Dia juga menyeka air matanya karena dia juga baru saja habis menangis.
Siapa yang bisa tahan dengan anak-anak yang sangat manis seperti ini?
Seokmin datang dengan kecupan di dahi setelah si kembar melepaskan pelukan mereka. "Maafkan aku juga, sweet. Maaf kalau aku membentakmu seperti tadi."
"Aku yang harusnya minta maaf. Maafkan mama, ya, Sayang." Jisoo mencium kedua kening anaknya. Lalu beralih pada pipi Seokmin yang sudah terduduk di bibir ranjang. "Maafkan aku juga, dear. Aku terlalu khawatir pada anak kita."
"Tidak apa, kita punya kesalahan masing-masing. Jadi, semuanya berhak minta maaf, oke?" ujar Seokmin yang langsung diiyakan oleh istri dan kedua anaknya.
Jazlyn tiba-tiba saja memekik. "Mama, ayo kita makan es krim!"
"Jakie mau!"
Jisoo mulai membisikkan sesuatu. "Memohonlah pada papa. Pasang wajah memohon yang sudah mama ajarkan."
Jazlyn dan Jacob mengangguk. Mereka lantas mengikuti saran Jisoo sambil memasang wajah memohon pada Seokmin agar mereka dibelikan semangkuk es krim. Bahkan Jazlyn sudah melakukan aegyo. Seokmin langsung mengacak kedua surai itu dengan gemas.
"Mama Jisoo mengajarkan hal yang selalu membuatku gemas. Baiklah, ganti baju kalian dan papa tunggu di mobil."
Ketiga makhluk manis itu memekik kegirangan. Ditambah wajah cerah Jisoo yang habis menangis membuat Seokmin tidak tahan untuk menciumnya.
Oke, tahan, Lee Seokmin! Akan ada waktunya nanti!
-Hola Bebé-
January 15th - March 18th,
turquoises_
KAMU SEDANG MEMBACA
Hola Bebé | Seoksoo [✔]
Fiksi Penggemar[ 1st Book Hola Series ] Hanya berisikan prahara rumah tangga Hong Jisoo dan suami bodohnya, Lee Seokmin, dari hamil hingga mengurus buah hati mereka. Private on Chapter 18 Warn : M-Preg, 15+ #414 in Fanfiction - 180318 2018, ©turquoises_