"Anda..."
"Ah nona Ima.." pria itu berdiri dan membungkuk memberi salam pada Ima.
"Ah iya.." Ima ikut membungkuk mengikuti peran pria di hadapannya.
"Kau manager baru Ache kan? Silakan duduk." pria itu menarik kursi untuk Ima duduk.
Ima duduk dengan berbagai pikirannya, tentang alasan bagaimana pria itu bisa ada disini.
Pria itu duduk disamping Ima. Dan menatap Ima yang tampak kebingungan.
"Nona anda baik baik saja?"
"Iya tak apa."
"Mungkin anda sudah tahu tentang saya dari beberapa berkas. Tapi mari berkenalan terlebih dahulu." pria itu menjulurkan tangannya.
"Nama saya Lee Hyejin.. Anda bisa memanggil saya Lee. Presdir produk Real republik."
Ima menjabat tangan tuan Lee. Jadi ia juga berperan sebagai klien dari Ache selain sebagai pemimpin Asosiasi korea.
"Ah.. Namaku Imanopie Riana , manager baru Ache."
Mereka menyudahi acara berjabat tangan mereka. Ima kemudian menatap 2 member yang tengah asik dengan ponselnya masing masing.
'Untunglah mereka tidak curiga.' Ima menghembuskan nafasnya lega.
"Jadi apa yang ingin anda bahas dengan saya nona Ima?"
Ima tampak berpikir, ia memikirkan alasan yang tepat agar tidak menimbulkan kecurigaan.
"Aku ingin membahas kontrak untuk minggu depan." untunglah ia sudah sedikit mempelajarinya.
"Ya ada apa dengan kontrak minggu depan. Apa ada hal yang menurut anda kurang pas dalam kontrak."
Ima menghirup nafas dalam sebelum memasuki dunia aktingnya lebih dalam.
"Aku tidak setuju dengan opsi kedua yang menyatakan bahwa pihak agensi kami yang hanya akan mendapatkan 30% dari hasil penjualan dan pengiklanan. Pihak kami sudah menyediakan bebagai keperluan Ache, dari kostum,bantuan make up, dan staf. Setidaknya kalian harus memberikan 40% untuk kami. Selain itu di opsi ke empat saya tidak setuju jika Ache harus melakukan pemotretan selama 6 jam dalam satu hari, bisakah kalian merubah jadwalnhya menjadi 3 jam dan dilakukan untuk dua hari, mengingat jadwal mereka yang padat." Ima menumpuk kedua telapak tangannya diatas meja. Mendalami perannya sebagai manager
"Ah.. Permintaan anda cukup banyak... Saya akan pikirkan itu."
Tuan Lee tampak berfikir.Akting mereka berdua benar benar bagus. Seon dan Soo yang menatap ponselnya bahkan sudah berhenti dan ikut menyimak. Mereka tampak tertarik
"Berhubung aku tak bawa kontraknya, bagaimana kalau saya mengabari anda nanti." Tuan Lee menatap Ima sambil tersenyum.
"Tentu.. Aku tak keberatan."
"Kalau begitu boleh aku izin pergi dahulu, aku masih ada janji dengan beberapa klien lain." Tuan Lee bangkit dari kursinya
"Tentu.." Ima , Seon , dan Soo ikut bangkit dan memeberi salam.
Setelah sama sama memberi salam, tuan Lee meninggalkan restorannya.
Ima duduk kembali saat Tuan Lee sudah masuk kemobilnya yang terlihat dari kaca pintu restoran. Sekarang ia baru saja selamat dari sebuah masalah, tuan Lee datang disaat yang tepat tadi
Seon dan Soo menatap heran Ima.
"Masih ada yang ingin kau temui." Seon dan Soo ikut duduk disamping Ima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boundaries
RandomBagaimana kalau seorang gadis SMK menghadapi masalah yang membawanya pada sesuatu yang tak terduga Hal yang belum pernah ia rasakan Kebahagian? Jatuh cinta? Pengorbanan? Perpisahan? Ketakutan? Kematian? Jika ia egois sekali saja, maka semuanya hancu...