"Yang besar atau yang kecil ya.."
"Besar saja lah.."
Setelah mempertimbangkan Ima memasukkan sekaleng coklat bubuk besar kedalam troli belanjaannya.
Tapi tenang, Ima adalah orang yang tidak terlalu suka belanja, jadi trolinya hanya berisi bahan bahan makanan secukupnya seperti katanya tadi.
Setelah mengambil beberapa bahan lainnya, ia memutuskan untuk segera membayar. Tak ingin berlama lama berada di luar karena pikirannya sudah jauh melayang pada Soo dan Seon di apartemen.
Ia menuju ke kasir, dan melihat begitu banyak orang yang mengantri untuk membayar, yah ini hal yang wajar, namanya juga akhir pekan.
Butuh waktu hampir 15 menit untuk mengantri dan membayar, Ima hanya berharap agar Seon menunggu dengan sabar di apartemen.
Setelah membawa 1 kantong plastik besar belanjaan, ia segera keluar dari daerah supermarket dan melanjutkan perjalanannya menuju Apotek.
Tak sampai 5 menit, ia sudah disuguhkan dengan pemandangan bangunan putih besar dengan tulisan Hangeul berwarna merah dan hijau.
Dengan membawa belanjaan di tangan kirinya, ia memasuki apotek itu, pintu otomatis bergeser saat Ima hendak masuk.
Baginya itu cukup mempermudah, karena tak perlu berhenti untuk menggeser pintu saat masuk,di lihatnya sekeliling, tampak sepi, hanya terlihat pegawai yang sedang membersihkan lantai di pojok ruangan.
Bau obat obat yang beberapa jenisnya dapat ia tebak menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya.
Yah namanya juga Apotek.
Ia memutuskan untuk segera membeli obat obatan yang dipesan oleh Seon. Dan yang jelas harus rasa Blueberry.
"Permisi nona, ada yang bisa saya bantu.." pegawai itu bertanya tanpa melepaskan senyum dari wajahnya, tuntutan pekerjaan mungkin.
"Apa aku bisa dapat obat demam disini."
"Oh tentu, anda mencari yang bagaimana?"
"Yang sirup saja... rasa blueberry.."
"Untuk anak usia berapa...?"
"19 tahun ..."
Sang pegawai tampak bingung tapi sejurus kemudian ia tampak menahan tawanya.
"Tunggu sebentar akan saya carikan."
Sang pegawai memasuki ruangan khusus staf, untuk mencari obat pesanan Ima.
"Lihatlah, orang lain saja heran" ia menggeleng mengingat kelakuan Seon saat diberi obat lain.
Kenapa makhluk tinggi,putih, dan tampan macam dirinya bisa sangat cerewet karena masalah rasa pada obatnya.
Lagipula dia juga sudah menginjak usia dewasa, bagaimana ia masih minta obat yang ada rasanya, rasa blueberry lagi.
Drtt.. Drtt...
Ima merasakan getaran di kantong celananya, ponsel Ima berbunyi setelah hampir 30 menit senyap.
Selama ia keluar, ia meminta salah satu agen Asosiasi untuk membantunya dalam mengawasi keadaan di sekitar gedung dorm dan juga apartemen Seon.
Ia membuka pesan yang baru saja masuk, hanya kiriman video retasan cctv seperti 30 menit sebelumnya.
"Nona... Hanya ada untuk sampai 16 tahun, apa anda punya pilihan lain?"
Ima tak menghentikan rekaman cctv tadi dan mendongak menatap sang pegawai.
"Tak apa.. Yang penting rasa blueberry.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boundaries
RandomBagaimana kalau seorang gadis SMK menghadapi masalah yang membawanya pada sesuatu yang tak terduga Hal yang belum pernah ia rasakan Kebahagian? Jatuh cinta? Pengorbanan? Perpisahan? Ketakutan? Kematian? Jika ia egois sekali saja, maka semuanya hancu...