009

20 1 0
                                    

"Aku suka menatap hujan, tapi aku tak suka bermain dalam hujan.. Aku suka kenangan yang terkandung di dalamnya, tapi kenyataannya aku takut mengakuinya." ~~Ima.
.
.
.
.
.
.
.

****

Keadaan sekarang berubah sunyi, yang sebelumnya di isi dengan tangisan, benar benar berubah menjadi kesunyian.

Ima hanya menatap gelasnya yang telah kosong, sedangkan Seon hanya menatap kearah dinding yang berada di hadapannya.

Tak ada satupun dari mereka yang ingin memulai pembicaraan. Ima tak tau harus memulai darimana, ia ingin berterimakasih,sedangkan Seon juga tak tau harus memulai darimana.

"Belum tidur..." suara seseorang terdengar dari belakang mereka.

Sontak Ima dan Seon berbalik dan menatap sang pemilik suara.

"Ah.. Kau Soo..."

"Ya... Kenapa kalian berdua belum tidur.. Ini sudah malam, dan lagi kenapa hanya berduaan... Dan... TUNGGU" Soo berteriak di ujung kalimatnya, ia menyadari satu hal dan mendekat ke arah Ima.

"Ada apa.. Ada apa dengan matamu.. Kau menangis..." Soo terlihat kawatir dan mulai mengamati mata Ima.

"Tidak apa kok..."

"Matamu bengkak... Kau menangis... Apa ini ulah Seon??" Soo kemudian menatap Seon tajam.

"Bukan kok... Kubilang aku tak ap-"

"Ya.. Ini ulahku... Aku baru saja ingin menerkamnya.. Kau malah datang.." Seon bangkit dari duduknya, dan menuju ke lantai atas.

"Yak..!! Kau mau kemana.. Kemari kau... " Soo berteriak saat Seon melewatinya begitu saja.

"Diamlah.." Seon berbicara masih dengan tujuannya untuk naik keatas.

"Dan..."

Seon berbalik badan sebentar.

"Kau harus hati hati Ima.. Aku sudah tergoda olehmu..." Ia menampilkan senyum yang tak mudah diartikan. Setelah menatap Ima dan Soo bergantian, ia kembali naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Ima dan Soo hanya menatap heran pada Seon yang mulai tak terlihat karena naik kelantai dua, Soo kemudian memandang Ima dengan raut muka luar biasa kawatir, ia kemudian duduk di sebelah Ima, tempat dimana Seon tadi duduk.

"Kau kenapa..."

"Kubilang aku tak apa.."

"Apa yang dikatakan Seon benar.."

"Tidak dia hanya bercanda..."

"Lalu kenapa kau menangis..."

"Aku tak menangis..."

"Lalu apa.. Jangan bohong.."

"Mataku hanya sedikit lelah, karena beberapa hari ini aku kurang tidur." Ima berdiri sambil membawa 2 gelas kosong, dan meletakkan di tempat wastafel pencuci piring.

"Apa kau perlu masker mata?"

"Aku tak punya."

"Aku punya beberapa dikamarku, kau bisa memakainya satu."

"Boleh kalau begitu."

Soo bangkit dari duduknya dan naik kelantai atas diikuti oleh Ima. Kamar Soo berada di antara kamar Seon dan Jung.

Soo masuk kekamarnya terlebih dahulu, sedangkan Ima masih berdiri di depan pintu.

"Kenapa kau diam saja, masuklah.." Soo yang menyadari Ima masih diam di depan pintu langsung menarik Ima untuk duduk di ranjang.

BoundariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang