Long time no see..
Lama gak update hehehe..
Vote sama comment dulu biar semangat buat lanjutnya jangan jadi silent readers okay :)⛅
Detik berganti menit, dan terus bergulir. Tapi dia masih duduk disana, ditepian ranjang, menatap gadis cantik yang masih tertidur pulas diatas ranjangnya.
Semalaman Eunha demam, dan Jungkook terus terjaga untuk memastikan suhu tubuh gadis itu menurun, dan baru pukul tiga dini hari, suhu badan Eunha berhasil turun setelah Jungkook dengan telaten mengompres dahinya.
Tangan pemuda itu terulur, mengusap dahi Eunha, panasnya sudah benar-benar turun sekarang. Jungkook menunduk mencoba mengecup dahi milik Eunha. Pemuda itu sangat merasa bersalah pada gadisnya.
Dua hari yang lalu, saat Jungkook terlalu serius mengerjakan tugasnya, sampai Jungkook lupa dan membiarkan gadisnya menunggu berjam-jam di taman saat hujan mulai turun, seharusnya Jungkook datang dan menjemput Eunha, membawa gadis itu kedalam dekapannya dan menikmati secangkir coklat hangat sembari menonton film kesukaan mereka, ya seharusnya, tapi Jungkook lupa, Jungkook terlalu asyik tertawa dengan Eunseo dan tugas yang hanya menjadi alasan mereka bertahan.
"Aku bodoh." Bisik pemuda itu lirih. "Aku bahkan tidak ingat, dan membiarkanmu menggigil kedinginan." Katanya lagi sembari menggenggam tangan Eunha dan mengecupnya berkali-kali.
"Aku janji, aku tak akan ceroboh lagi, ya aku janji, Eunha."
Tidur nyenyak Eunha terusik, saat tangannya di aliri kehangatan yang menenangkan sekaligus membuatnya terbangun. Dengan perlahan gadis itu membuka matanya, gelap. Hanya itu yang Eunha tahu, hanya cahaya dari lampu balkon kamarnya yang menyusup lewat celah tirai.
"Haus." Bisik gadis itu dengan suara parau, membuat Jungkook tersentak dan langsung berdiri meraih gelas berisi air putih di nakas, dan membantu Eunha bangun untuk minum.
"Pelan-pelan sayang." Katanya sembari mengusap lembut punggung Eunha yang sempat terbatuk karena tidak hati-hati.
"Terima kasih." Kata Eunha lirih, gadis itu kembali menarik selimutnya sampai dada lalu berbalik memunggungi Jungkook sebelum memejamkan matanya. Jungkook menghela nafasnya berat, gadisnya masih marah.
"Tidurlah, aku akan membuatkanmu bubur untuk sarapan." Kata Jungkook, pemuda itu mengusap lembut kepala Eunha sebelum beranjak pergi dari kamarnya.
Eunha memeluk gulingnya erat, mengigit ujung selimutnya, melampiaskan rasa nyeri di dadanya pada benda tebal yang hangat itu. Eunha tahu selimutnya tak salah, tapi hanya padanya Eunha bisa berbagi rasa sakit.
Jika saja Eunha langsung pulang sore itu, jika saja ia tidak harus hujan-hujanan melindungi hadiah untuk Jungkook, membiarkan dirinya kuyup, mendatangi apartemen Jungkook hanya demi melihat Eunseo dan Jungkook yang tengah tertawa lepas, seperti tengah menertawakan dirinya yang bodoh, yang tengah menggigil dan kuyup dihadapan mereka.
Eunha terdiam sebelum memilih berbalik dan pergi. Tapi terkadang keinginan tak sesuai dengan harapan, Eunha ingin pergi dari sana, dari hadapan keduanya, tapi tubuhnya saat itu malah menentang Eunha, berjam-jam menunggu di tengah hujan deras, tubuhnya memberontak dan tumbang begitu saja. Eunha lupa sudah berapa hari ia menginap di apartemen Jungkook dan merepotkan pemuda itu.
Eunha ingin menghubungi bibi Choi dan meminta supir menjemputnya disini, tapi Jungkook tak mengijinkan Eunha memakai handphonenya sendiri.
Eunha beringsut, gadis itu berjalan kedekat jendela, membuka tirainya dan membiarkan pemandangan kota yang tengah terguyur hujan memanjakan matanya. Gadis itu berdiri sembari melipat kedua tangannya didada, tangisnya sudah mereda tapi sakitnya masih begit terasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
❥ Summer - Eunkook 🐰
Fiksi PenggemarSemenyilaukan matahari musim panas, seperti itu juga cinta Jeon Jungkook pada Jung Eunha.