Jungkook mengeluarkan dua sepeda dari gudang, satu miliknya dan satu lagi milik kakaknya, Wonwoo. Lalu ia memarkirkan kedua sepeda itu di depan gerbang, menunggu Eunha yang tak juga kunjung turun dari kamarnya.
Baru saja pemuda itu hendak melangkah kembali kedalam rumahnya, sosok mungil nan menggemaskan itu kembali muncul dari balik pintu rumahnya sambil tersenyum lebar.
"Kunci saja rumahnya, kuncinya tolong simpan di pot bunga gantung warna merah." Kata Jungkook sambil menilangkan tangan didada, memperhatikan Eunha yang memakai pakaian yang membiarkan bahu mungilnya itu di pertontonkan dengan jelas dan dipadu padankan dengab hot pants berbahan jeans. Walau mungil tapi tubuh gadis itu memang patut di perhitungkan, dan itu sedikit membuat Jungkook terganggu, dengan susah payah dia menelan salivanya.
"Sepertinya tidak sampai." Kata Eunha sembari senyum ragu. Takut Jungkook marah padanya.
Tapi nyatanya pemuda itu tidak marah sama sekali, Jungkook membantunya walau tanpa suara. Setelah itu mereka menghampiri kedua sepeda yang di parkir Jungkook di sepan pagar rumahnya.
Eunha menarik kemeja Jungkook, membuat langkah pemuda itu terhenti padahal dia sudah akan menaiki sepedanya.
"Apa?" Tanyanya bingung, Eunha menarik-narik kemeja Jungkook gugup sambil menundukan wajahnya dalam-dalam.
"Aku tidak bisa mengayuh sepeda." Katanya pelan meremas kemeja Jungkook sambil memejamkan matanya, takut ia kembali di semprot oleh pemuda itu.
Jungkook melepaskan tangan Eunha dari kemejanya, ia memasukan kembali sepeda milik Wonwoo ke gudang, Eunha hanya berdiri dalam diam memperhatikan Jungkook. Dan berfikir pasti pemuda itu marah dan tidak jadi mengajaknya jalan-jalan.
"Ayo cepat jalan." Kata Jungkook sambil mendorong sepedanya.
"Aku jalan, kau naik sepeda?" Tanya Eunha tak percaya.
"Disini jalanannya kurang bagus, jika kau naik disini bisa-bisa kita berdua harus jatuh nona. Jadi lebih baik kita jalan saja, kalau lelah baru kau ku bawa naik sepeda." Kata Jungkook yang langsung berjalan, tanpa menunggu Eunha, gadis itu diam-diam mengulum senyumnya, memegangi kedua pipinya yang mulai memanas, karena senang.
"Kau sudah lama tinggal disini?" Tanya Eunha, mencoba memecah keheningan diantara mereka.
Sore menjelang malam, memang agak sepi di daerah sini. Hanya beberapa mobil dan pejalan kaki yang terlihat karena jika ingin ke bagian pantai yang ramai keduanya harus menyusuri jalanan satu kilo meter ke kiri jalan, barulah mereka akan menemukan keramaian pantai. Jika masih di daerah rumah bibi Jeon paling hanya beberapa pasang muda mudi atau keluarga yang ingin menikmati keheningan pantai.
Jungkook mengangguk pelan, Eunha bisa melihatnya karena mereka tepat berada di bawah sorot lampu jalan. "Aku lahir dan di besarkan disini. Sesekali aku pernah ke Seoul untuk berkunjung ke tempat saudaraku, tapi setelah ayahku meninggal, aku sudah jarang pergi kesana."
"Kenapa?" Tanya Eunha ragu.
"Aku dan Wonwoo hyung tidak suka berada diantara mereka yang selalu menyalahkan ibu atas kematian ayah."
"Kenapa mereka menyalahkan ibumu?" Eunha kembali bertanya, Jungkook meliriknya sekilas tanpa menjawab. Sadar dirinya terlalu ikut campur urusan Jungkook akhirnya Eunha memilih diam sebagai permintaan maaf atas kelancangan mulutnya.
"Maaf." Cicit gadis itu pelan sangat pelan, hingga suaranya tertelan duburan ombak laut.
"Ayah merupakan salah satu pewaris Jeon Group."
"Jeon group, perusahaan kontruksi??" Tanya Eunha tak percaya, gadis itu nyaris mebjatuhkan rahangnya. Pewaris Jeon group tinggal di pelosok sementara perusahaan itu salah satu perusaahaan kontruksi terbesar di Seoul. Jungkook mengangguk sebagai jawaban untuk Eunha.
"Ayah memilih menikahi ibuku, membeli beberapa lahan dan membangun penginapan di dekat pantai, lalu karena ia mencintai laut jadi ia memilih untuk melaut hingga akhirnya ia jadi seorang nahkoda kapal. Dan itu pula yang akhirnya merenggut nyawa ayah." Eunha menghentikan langkahnya, membuat Jungkook yang berjalan beberapa langkah didepannya memutar balik untuk melihat Eunha.
Eunha merasa tak enak, sudah mengatai Jungkook dengan unpatan menyebalkan, kanebi kering, jutek. Tanpa tau ternyata dibalik sikap angkuh pemuda itu ada sisi lain yang begitu rapuh.
"Aku minta maaf terlalu banyak bertanya, aku tidak tahu kalau.." Kata Eunha lembut, Jungkook menyentil dahinya gemas.
"Sudahlah, itu sudah lama aku sudah tidak apa-apa. Ayo jalan lagi." Kata pemuda itu sembari kembali berjalan didepan Eunha.
"Lalu bagaimana denganmu? Kenapa bisa terdampar disini sendirian? Dan maaf.... Aku tidak sengaja mendengar percakapan kau dengan temanmu tadi. Kau ada masalah?" Eunha terdiam sejenak, memikirkan percakapan dengan teman.
Dan... Oh my God. Percakapan dengan teman yang mana? Yang membicarakan pemuda tampan yang sayangnya jutek bernama Jeon Jungkook. Kali ini kau benar-benar akan mati Jung Eunha.
"Aku bertanya soal masalah kau dan temanmu, anggap percakapan lainnya tidak ku dengar." Kata Jungkook sambil mengulum senyum geli melihat ekspresi wajah Eunha.
Iya Jungkook tau semua percakapan Eunha dengan sahabatnya di telfon, Jungkook juga tahu menguping itu perbuatan tidak sopan, jadi oh ayolah lupakan soal itu, mari bahas yang lain saja.
"Jung Eunha, ayolah ku bilang aku bertanya soal masalahmu dan teman-temanmu itu. Bukan soal kau mengataiku tampan tapi jutek." Kata Jungkook to the point karena gemas melihat Eunha diam saja. Sampai sebuah pukulan tahu-tau mendarat di bahunya membuat Jungkook meringis kesakitan karena pukulan tangan mungil Eunha, saat berbalik ia melihat Eunha dengan wajahnya yang memerah sempurna. Dan menurut Jungkook hal itu membuatnya semakin terlihat menggemaskan.
"Kau membuat harga diriku jatuh, Jeon Jungkook." Kata Eunha pelan, Jungkook mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut kepala Eunha.
"Sudah kubilang, lupakan percakapan yang lain. Kita bahas masalah kau dan teman-temanmu itu. Kau malah diam saja, jadi aku gemas tahu. Sudah jangan cemberut, nanti cepat keriput dan makin jelek." Cibir pemuda itu lalu meninggalkan Eunha, yang benar-benar kacau.
Sudah wajahnya merah menahan malu, sekarang apa lagi? Pemuda itu dengan tak tahu diri mengacak-acak rambut Eunha. Tapi kenapa hati Eunha juga ikut porak poranda hanya karena hal sederhana itu.
"Jadi masalah kau dengan teman-temanmu itu apa?" Jungkook kembali bertanya saat mereka berdua kembali pada kondisi normal dan Eunha memulai cerita panjangnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
❥ Summer - Eunkook 🐰
FanfictionSemenyilaukan matahari musim panas, seperti itu juga cinta Jeon Jungkook pada Jung Eunha.