Chapter 3

4K 431 206
                                    

Perlahan Singto mulai membaringkan Krist diatas tempat tidur miliknya, sementara Krist hanya terbaring lemas, tiba - tiba Krist memposisikan dirinya untuk duduk sebelum berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Singto mengikuti Krist yang memuntahkan seluruh isi perutnya kedalam closet, sembari memegangi dadanya.

"Krist kamu kenapa? Ayo kita kerumah sakit." Ajak Singto yang di jawab gelengan oleh Krist.

"Aku tidak apa - apa P', aku baik - baik saja, dadaku hanya sedikit sesak" Ujar Krist sembari berjalan tertatih menuju tempat tidurnya.

"Jangan keras kepala, ayo kita pergi." Ajak Singto.

"Tidak, aku hanya lelah P', aku hanya butuh istirahat sebentar." Tolak Krist seraya membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Baiklah P' akan menungguimu disini, istirahatlah" Ujar Singto mengalah pada Krist yang menatapnya memohon.

Perlahan Krist memejamkan matanya tetapi tidak bisa, matanya terus saja terbuka, Krist memposisikan dirinya duduk lagi sebelum memijit kakinya yang terasa sakit.

"Ada apa?" Tanya Singto.

"Tidak ada P', aku hanya tidak bisa tidur. " Jawab Krist.

Singto naik keatas tempat tidur Krist dan menarik Krist untuk berbaring di pahanya, meskipun kaget Krist hanya diam saja tidak menolaknya, jemari Singto mengelus lembut rambut Krist.

"Tidurlah." Ujar Singto.

"Aku merasa seperti anak kecil, kenapa P' selalu memperlakukanku seperti anak kecil?" Tanya Krist tidak mengerti.

"Memangnya kenapa? Sudahlah jangan banyak protes" Jawab Singto yang langsung membuat bibir Krist mengerucut kesal.

"P' tidak pergi bertemu Mook?" Tanya Krist karena setahunya biasanya Singto selalu menemui Mook sepulang sekolah.

"Tidak, jika P' pergi siapa yang menemanimu di sini? Tidak adakan? Sudah jangan cerewet." Jawab Singto yang di balas Krist tatapan kesal dari Krist.

"P'Sing..." Panggil Krist.

"Mmm."

"Temani aku pergi kesuatu tempat ya P." Ajak Krist.

"Bukankah kau sedang sakit? Jangan terlalu banyak tingkah, jika kau sudah sembuh, P' akan menemanimu kemanapun kau mau." Ujar Singto.

"Iya, iya baiklah, kenapa P' hobi sekali memarahiku? Sebenarnya aku ini temanmu atau bukan?" Tanya Krist.

"Bukan, kau itu musuhku." Canda Singto langsung saja Krist mencubit paha Singto.

"Krist!!!" Seru Singto.

"Sakit? Rasakan? Memangnya enak, P'Singto selalu saja seperti itu, padahal aku bertanya serius" Ujar Krist dengan penuh kekesalan.

"Sudah jangan terlalu banyak bicara, jika kau berbicara terus kapan kau akan tertidur? Tutup matamu itu" Sahut Singto.

Meskipun kesal Krist tetap menuruti apa yang Singto perintahkan padanya, Krist tidak akan pernah bisa menang jika itu melawan Singto, Karena Singto itu nanti akan menjelma menjadi seorang kakek tua yang menasehati cucunya.

Sungguh Krist saja sudah lelah dan bosan pada hal itu, semua ceramahan Singto itu membuatnya pusing, lebih baik Krist tidur daripada mendengarkan ceramahan Singto yang panjang, sepanjang jalan tol yang tidak ada ujungnya.

Padahal Singto hanya berbeda satu tahun darinya, tetapi pemikirannya sungguh membuat Krist tidak mengerti, untuk apa menceramahi orang lain?

Seperti hidupmu sendiri saja sudah benar?

[4]. Love Love You [Krist x Singto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang