"Bagi P' aku itu apa?"
Singto terdiam saat mendengar hal itu terucap dari mulut Krist, Singto juga tidak tahu harus menjawab apa saat ini. Krist itu sahabatnya tetapi entahlah Singto tidak mengerti dengan semua yang di rasakannya sekarang.
"Kau adalah sahabatku." Jawab Singto.
"Jika seperti itu, kejarlah dia. Apa P' mau putus hanya karena aku? Aku tidak apa - apa." Ujar Krist.
"Krist..." Panggil Singto.
"Apa?" Tanya Krist.
"Tidak jadi." Jawab Singto yang membuat Krist heran dengan kelakuan sahabatnya itu.
"Aku mau kekelas dulu." Ujar Krist.
"Apa kau bisa sendiri? Aku bisa mengantarmu." Tawar Singto.
"Tidak perlu aku bisa sendiri, jangan marah padanya. Ini bukan salahnya, aku yang lemah karena itu terjatuh tadi." Tolak Krist seraya pergi meninggalkan Singto.
"Justru karena kau lemah, jadi aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakitimu." Gumam Singto sebelum pergi menuju kelasnya.
Dengan gontai Singto berjalan menuju kearah kelasnya, dan sesampainya di sana hanya ada Indah dan beberapa murid lainya. Singto berjalan menuju mejanya dan meletakan tas ranselnya.
"Kemana Yoan dan New?" Tanya Singto.
"Mereka sedang kekafetaria membeli minuman." Jawab Indah dengan mata tidak beranjak dari ponselnya.
"Mereka akur?" Tanya Singto.
"Ya, bisa di bilang seperti itu." Jawab Indah tanpa memperdulikan Singto.
Merasa terabaikan Singto jadi kesal dan merebut ponsel milik Indah, Singto kaget dengan apa yang di lihatnya lalu langsung memberikan lagi ponsel itu kepada Indah.
"Kau kenal dia?" Tanya Singto penuh selidik.
"Iya. Tidak sengaja." Jawab Indah.
"Kau dekat dengannya?" Tanya Singto.
"Kau itu mau tahu saja urusan orang lain, awas jangan memberitahu yang lain. Jika mereka tahu aku tidak mau berbicara lagi denganmu seumur hidup." Jawab Indah.
"Apa dia sedang sakit mata sampai mau denganmu." Cela Singto.
Indah yang mendengarnya tidak terima dan langsung saja memukul kepala Singto dengan buku yang ada di atas mejanya dengan kesal, sementara Yoan dan New yang baru sampai dengan membawa beberapa botol minuman dinginpun kaget melihat hal itu.
"Ada apa dengan kalian berdua?" Tanya Yoan dengan penasaran.
"Dia membuatku kesal." Jawab Indah.
"Ya. Aku yang teraniaya disini." Protes Singto.
"Itu baru buku yang ku pukulkan padamu, belum juga kursi dan meja ini. Mulutmu itu jahat sekali. Apa kau tahu itu." Ujar Indah kesal.
"Mulut Sing memang jahat, jika bukan kita. Siapa lagi yang mau berteman dengannya." Sela Yoan yang ikut memojokan Singto.
"Iya. Itu memang benar. Aku saja heran, bagaimana bisa ada wanita yang mau berpacaran denganya." Tukas New.
"Jadi kalian kompak ingin melawanku?" Tanya Singto.
"Iya." Jawab ketiganya serentak.
"Terserahlah aku tidak perduli." Ujar Singto sambil menyenderkan tubuhnya di kursi dan memejamkan matanya.
"Kau ada masalah lagi?" Tanya New.
"Apa urusanmu memang." Jawab Singto ketus.
"Cih. Newkan hanya bertanya saja, kenapa kau menjawabnya dengan seperti itu." Protes Yoan.

KAMU SEDANG MEMBACA
[4]. Love Love You [Krist x Singto]
Fanfic[ Completed ] Bagaimana jika kamu merasakan bahwa kamu ternyata menyukai sahabatmu sendiri? Tetapi kamu tidak bisa mengatakannya dan tidak bisa menunjukannya langsung kepadanya. Karena sahabatmu itu adalah seorang laki - laki yang sama seperti dirim...