Chapter 33

2.1K 230 80
                                    

Kelopak mata Krist perlahan mulai terbuka, hanya cahaya terang, yang berasal dari ruangan asing, dengan nuansa putih yang mendominasi di setiap sudutnya, inilah yang pertama kali Krist lihat saat membuka matanya.

Perlahan Krist mencoba mengingat apa yang sebelumnya dia lakukan, Krist langsung memejamkan matanya. Saat mengingatnya, mengingat dirinya yang mengindari ayahnya dan tidak sengaja berlari ke tengah jalan, hingga sebuah mobil tidak sengaja menabraknya.

Ekor mata Krist mulai mengedarkan pandangannya kesamping, saat merasakan ada seseorang yang kini tengah menggenggam tanganya dengan erat, itu adalah Singto.

Bisa Krist lihat dengan jelas bahwa saat ini bahu pria itu bergetaran, dan juga terdengarlah sedikit suara isakan yang di keluarkan pria itu.

"P'Sing..." Panggil Krist dengan suara yang sangat pelan.

Pria tampan itu langsung saja menengokan kepalanya ke arah Krist, Singto menangis, Krist bisa melihatnya. Hal itu juga langsung membuat air mata Krist perlahan ikut turun, ini yang Krist selalu takutkan selama ini, yaitu melihat seseorang yang di cintainya menangis karenanya.

"Kau sudah sadar, maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu dengan baik." Ujar Singto merasa bersalah pada Krist.

"Tidak, itu bukan salah P', aku tadi pergi karena melihat Phoku." Pria manis itu mencoba untuk duduk, "Ahhhh." Belum sempat pria manis itu mendudukan dirinya, Krist sudah memekik kesakitan sambil memegangi pinggangnya.

"Krist..." Panggil Singto dengan panik.

"Tidak apa - apa." Tenangkan pria manis itu, "Siapa yang membawaku kesini P'?" Pria manis itu mengedarkan matanya melihat kesekeliling ruangan.

"Paman, tapi saat ini dia tengah berbicara dengan dokter." Jawab Singto.

"Ku kira dia akan meninggalkanku begitu saja di pinggir jalan." Ujar Krist dengan tersenyum pahit.

"Tidak. dia sangat panik tadi melihatmu tidak sadarkan diri, Krist." Sahut Singto.

"Benarkah? Ku kira dia tidak akan pernah perduli padaku." Ucap Krist dengan sedih.

"Ssstt. Jangan bicara seperti itu." Ingatkan Singto yang di jawab anggukan lemah oleh Krist.

Pria tampan itu bangkit dari duduknya, lalu membungkukan pungungnya ke arah Krist, dan memeluk pria manis yang tengah berbaring itu dengan pelan, ingin menguatkan kekasihnya dengan apa yang di alaminya saat ini.

___________

Dengan ragu Ayah Krist mulai memasuki ruangan dokter yang saat ini berada di depanya, tangan ayah Krist membuka pintu ruangan itu lalu mendekati dokter yang saat ini tengah duduk di meja konsultasinya.

Pria paruh baya itu mendudukan dirinya, di kursi yang berada di depan dokter itu, raut wajah cemas tergambar jelas dari wajahnya.

"Apakah keadaan putra saya parah, apakah kecelakaan itu membuatnya cedera?" Tanya ayah Krist dengan khawatir, dan juga rasa penyesalan yang dirasakannya saat ini, karena membuat anaknya berakhir di rumah sakit.

"Begini tuan sangpotirat, sebenarnya tidak ada luka serius yang terjadi pada kecelakaan itu, mungkin pasien hanya mengalami beberapa luka lecet selebihnya tidak apa - apa, tetapi penyakit yang di deritanya sudah cukup parah." Ujar dokter itu sambil membaca hasil diagnosa tentang Krist.

Mendengar penuturan dokter tersebut membuat ayah Krist kaget, penyakit?

Apa anaknya itu sakit?

Setahu pria itu anaknya sehat dan tidak pernah sakit, bagaimana bisa itu terjadi, tetapi dirinya tidak mengetahuinya sama sekali, tentang hal itu.

"Bisakah saya tahu putra saya sakit apa?" Tanya Sangpotirat pada dokter yang ada di depannya.

[4]. Love Love You [Krist x Singto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang