Hari mulai hampir malam saat Krist dan Singto kembali lagi pulang ke rumah keluarga Singto, tetapi sesampainya di sana rumah itu terlihat sepi seperti tidak berpenghuni.
Singto menggandeng tangan Krist untuk masuk ke dalam bersama dengannya, tetapi hanya kekosongan yang mereka berdua dapatkan. Singto menyerngit heran kemana ibunya pergi?
"Bi, Sing mau bertanya mae ada di mana?" Tanya Singto pada salah satu pekerja rumah tangganya yang kebetulan lewat.
"Nyonya sedang pergi untuk menjemput nona Apple tuan." Jawab pekerja rumah tangga itu.
"Oh, terima kasih." Ujar Singto seraya menarik Krist untuk mengikutinya.
"Memang nong Apple sedang ada di mana P'? Aku sudah tidak melihatnya hampir seminggu lebih" Tanya Krist.
"Sedang pergi ke rumah kakek P." Jawab Singto.
"Aku jadi kesepian jika dia tidak ada." Keluh Krist.
"Jangan bilang kau suka pada adikku?" Tanya Singto penuh selidik.
"Oi, mana mungkin aku suka pada nong Apple, dia masih Smp P', apa P' gila?" Jawab Krist tidak habis pikir.
"Siapa tahu saja kau suka padanya, awas saja jika kau mendekati adikku, aku tidak segan - segan melemparmu ke dalam sumur tua." Ancam Singto.
"Memang aku takut." Ledek Krist tidak memperdulikan ucapan Singto.
Saat Singto ingin menjitak kepala Krist, dengan sigap Krist lari menghindari Singto, tetapi Singto justru mengejarnya dari belakang, Krist berlari menuju kamar Singto dan sesampainya di sana Krist langsung menutup pintunya tepat saat Singto berdiri di depan pintu itu.
Kepala Singto menghantam pintu itu dan membuatnya jatuh di lantai lorong kamarnya itu. Singto menatap pintu itu dengan kesal, sembari memegangi kepalanya yang sakit karena terbentur pintu kayu yang keras itu tadi.
"Kit... Buka pintunya kenapa kau menguncinya dari dalam, cepat keluar atau P' akan mendobraknya! Lihatlah apa yang kau perbuat padaku!" Seru Singto dengan penuh kekesalan pada Krist.
"Tidak mau, lagipula itu bukan salahku, itu salah P' sendiri bagaimana P' bisa menabrak pintu yang sebesar itu." Teriak Krist dari dalam kamar Singto.
"Bukan aku yang menabrak pintu itu bodoh, tapi kau yang mendorongnya ke arahku, cepat buka!!!" Teriak Singto tidak terima.
Tidak lama kemudian Krist membuka pintunya, setelah itu Krist berjalan mundur menjauh dari Singto yang menatapnya tajam. Krist hanya memasang wajah tidak berdosanya kepada Singto.
"Kenapa kening P' merah?" Tanya Krist polos.
"Diam kau! Jangan bertanya padaku, jika tidak aku akan melemparkanmu ke luar dari kamarku." Jawab Singto ketus.
"Kenapa P'Sing galak sekali sih? Akukan hanya bertanya saja." Keluh Krist.
"Tetapi pertanyaanmu itu membuatku kesal. Pergi mandi sana!" Sahut Singto tidak memperdulikan Krist yang menatapnya cemberut.
Kesal, Krist berjalan menuju ke lemari Singto yang terletak di sudut kamar setelah itu membukanya dan mengambil baju ganti untuknya, kemudian memasuki kamar mandi sembari menjulurkan lidahnya pada Singto.
Memang enak terbentur pintu?
Rasakan saja itu, lagipula siapa yang menyuruh Singto mau memukul Krist, tidak adakan, Singto itu selalu tega pada Krist selalu saja mengunakan kekerasan saat bersama dengan Krist, sampai Krist heran sendiri kenapa dulu dirinya mau berteman dengan mahluk mengesalkan seperti Singto itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
[4]. Love Love You [Krist x Singto]
Fanfiction[ Completed ] Bagaimana jika kamu merasakan bahwa kamu ternyata menyukai sahabatmu sendiri? Tetapi kamu tidak bisa mengatakannya dan tidak bisa menunjukannya langsung kepadanya. Karena sahabatmu itu adalah seorang laki - laki yang sama seperti dirim...