Chapter 26

2.5K 251 146
                                    

Krist menggeliat dalam tidurnya tidak lama setelah itu terbangun dari tidurnya saat merasakan tenggorokannya kering, tangan Krist mulai mengucek matanya sebelum di lihatnya jam yang terpasang di dinding.

Ini hampir pukul dua belas malam, Krist memposisikan dirinya untuk duduk berusaha mengumpulkan memorinya yang tadi pergi saat dia tertidur, lalu menurunkan kakinya dari atas tempat tidurnya.

Tangan Krist mengapai tempat air yang ada di meja samping tempat tidurnya, namun ternyata isinya kosong jadi dengan sangat terpaksa Krist berjalan keluar dari kamarnya untuk menambil air minum karena dirinya sangat haus sekarang.

Krist melangkahkan kakinya menuju lorong lantai dua rumahnya yang sunyi dan sepi, lalu menuruni anak tangga menuju lantai satu rumahnya, Krist terus berjalan kearah dapur dan membuka kulkas miliknya dan mengambil air mineral yang ada di sana lalu meminumnya.

Tidak lupa Krist membawa satu botol untuk berjaga - jaga jika dirinya haus lagi, Krist berjalan kembali menuju kamarnya lagi dan ingin berbelok ke arah lorong kamarnya, tetapi langkahnya terhenti saat menangkap suara samar - samar orang yang tengah berbicara.

Hal itu membuat Krist menghampiri sumber suara itu dan suara itu terhenti di depan kamar Lian, Krist sedikit mengintip apa yang di lakukan adiknya di tengah malam seperti ini, ternyata Lian tengah menelepon seseorang.

Mendengar percakapan mereka dahi Krist langsung berkerut dan menatap Lian dengan menggelengkan kepalanya, itu pasti kekasih adiknya, tetapi kenapa Krist seperti mengenali suara itu ya?

Suara itu cukup familiar di pendengarannya, tetapi suara siapa?

Ingin rasanya Krist kesana dan merebut ponsel itu tetapi pria manis itu mengurungkan niatnya, pria manis itu menutup kamar adiknya dengan perlahan, dengan tangan meremat botol air mineral itu dengan kuat.

.

.

.

Saat ini Gun, Windy dan juga Christ tengah duduk bersama di depan tangga sekolah, Gun sibuk bermain game di ponselnya sambil menyenderkan kepalanya di bahu Windy, sedangkan Windy dan Christ tengah sibuk dengan novel yang mereka baca.

"Kenapa kalian ada disini?"

Ketiganya langsung menatap Krist yang saat ini tengah berdiri di hadapan mereka, Krist heran kenapa ketiganya ada di depan sekolah. Apa lapak mereka berempat berpindah tempat?

"Ingin berganti suasana saja." Jawab Windy.

"Kalian bertiga seperti preman, apa kalian tidak sadar?" Tanya Krist.

"Tidak tuh." Jawab Gun.

"Krist, kenapa kau meninggalkan P'?" Tanya Singto yang setengah berlari kearah Krist dan langsung merangkulnya.

"Oh, aku menghampiri teman - temanku." Jawab Krist.

"Kau lagi! Apa kau tidak dengar ucapanku yang waktu itu?" Teriak Gun dengan suara keras sampai membuat ketiga temanya dan Singto kaget.

"Iya, padahal kamu sudah bilang padamu jangan dekati Krist lagi." Seru Windy.

"Apa kau pikir kami hanya bercanda?" Tanya Christ.

Ketiganya menatap Singto dengan pandangan mengintimidasinya, membuat Singto yang seorang diri disana menjadi serbah salah, haruskah Singto melawan pengganggu - pengganggu kecil itu atau harus diam saja?

"Jangan seperti itu, jangan terlalu galak padanya." Sela Krist.

"Jadi kau membelanya?" Tanya Gun.

"Tidak, hanya saja... Biarkan saja diakan sahabatku juga." Jawab Krist.

"Baiklah terserah kau saja, tapi awas saja dia. Jika macam - macam aku akan membunuhnya nanti." Ancam Gun yang di jawab anggukan oleh Windy dan Christ.

[4]. Love Love You [Krist x Singto]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang