Chapter 4 : semangat

311 28 3
                                    


Cinta...

Mudah saja, satu kata yang sangat berarti bagi setiap orang didunia ini. Satu kata yang bisa membuat orang terus berjuang dan bertahan. Itulah CINTA.

Aku kenalkan kalian pada cinta ku yang hilang. Mungkin jujur saja,aku tak tahu apa yang namanya cinta. Aku telah kehilangan cintaku dua tahun lalu. Tepat saat kecelakaan. Ya,cinta seorang Ayah. Cinta itu punya banyak kategori,keluarga,sahabat dan setelahnya adalah pasangan. Tapi aku,hanya mengenal keluarga dan sahabat.

Mungkin banyak tayang bicara jika menjadi diriku itu mudah,menyenangkan dan bahagia. Itu yang mereka tau. Tapi kebahagiaan ku sudah tidak lengkap lagi. Separuh kebahagiaan ku telah hilang. Aku merindukan Ayah. Sangat.

Tapi aku sekarang bisa merasa sedikit lega,karena Tae Oppa sudah seperti ayah. Ia bisa menjalankan kewajiban nya sebagai satu-satunya laki-laki si keluarga kami. Dia menjalankan semuanya dengan sempurna. Seperti Appa,dia membuatku tertawa,kesal dan mengobati ku jika terluka. Dan yang paling penting adalah...

Dia melindungi ku dan selalu ada untukku.

※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎

"Aw." Ringisku. Aku sekarang cuma bisa bersandar di headback saat Tae Oppa mengobati telapak kakiku. Benar perkiraanku,ternyata telapak kakiku terluka. Mana lukanya perih sekali. Dan yang lebih parah adalah sedari pulang menjemput ku tadi,Tae Oppa hanya diam tak mengucapkan apapun. Kurasa dia marah besar padaku,lagipula kenapa coba karena hal seperti ini dia harus marah. "Oppa...kau kenapa diam saja?"tanyaku hati-hati.

"Lalu apa yang harus ku bicarakan?bukannya saat ini kau yang harusnya bicara?" Tanyanya dingin. Dia masih sibuk mengolesi kakiku dengan obat merah.

Terserahlah,aku tetap tidak akan cerita. Jika cerita nanti pasti dia akan marah padaku. Dan tunggu dia kan sekarang juga sedang marah. "Memang aku harus cerita apa?aku hanya kena hukuman saja." Ucap ku. "Besok kau tidak perlu sekolah. Istirahat dulu." Ucapnya lalu keluar dari kamarku. Aku menatap kepergiannya,sebenarnya aku tidak bisa berbohong padanya. Tapi mau bagaiman lagi,aku juga belum tau siapa sebenarnya yang merusak. "Ah~ya ampun sakit sekali." Gumamku,ini memang sakit. Tapi,aku belum bertanya tadi kenapa Tae Oppa bisa ada di sekolahku.

...

Mungkin dia tidak tahu aku sangat mencemaskan keadaanya. Aku tidak mau jika dia kelelahan atau apapun itu yang membuatnya sakit. Aku menuju dapur untuk mengambil kan Sejeong makan malam. Kuambil mangkuk dilemari lalu menghangatkan soup yang tadi sempat aku buat. Setelah hangat aku langsung menuangkan kedalam mangkuk dan membawanya ke kamar Sejeong.

Tapi aku masih sangat penasaran kenapa Sejeong harus berlari sampai-sampai telapak kakinya dipenuhi luka seperti itu.

"Sejeong-ah kau makan dulu." Ucapku,tapi yang aku lihat adalah Sejeong yang sudah mulai terlelap dengan kakinya yang masih menyentuh lantai. Kurasa ia kelelahan karena lari. Aku meletakkan mangkuk nya di nakas samping ranjangnya. Perlahan aku membenarkan posisinya dan menyelimuti tubuhnya.

Saat aku ingin beranjak keluar,ia terbangun laku beralih posisi menjadi duduk. "Wae?kaki mu sakit?tidak bisa tidur ya?" Tanyaku,ia mengucek matanya. Kemudian aku duduk di pinggir ranjang nya menatapnya yang sudah terlihat sangat mengantuk tapi ia menahannya. "Wae?" Tanyaku lagi memastikan. Dia menggelengkan kepalanya lalu ia menoleh pada soup yang aku bawa. "Kau mau makan dulu?" Tanyaku lagi. "Ani,aku tidak lapar." Ucapnya setengah parau. "Oppa..." panggilnya,aku menatapnya. Wajahnya nampak sedih.

"Bogoshiposeo..."ucapnya,matanya berkaca-kaca. Setelah sekian lama,aku melihat air matanya lagi. Aku mendekat padanya lalu kubawa dia kedalam dekapan ku. Ia memelukku erat kuusap kepalanya agar lebih tenang. "Sebenarnya...Aku merindukan Appa. Aku sangat merindukannya." Ucapnya parau. "Aku juga merindukannya." Jawabku. "Kau hebat Oppa. Kau bisa menjadi pemimpin yang hebat nantinya. Kau pasti akan lupa padaku jika sudah menikah nanti." Gumamnya. Ku cium kepalanya,ia semakin mempererat pelukannya. Lalu isakkannya mulai mereda. "Aku menyayangi mu Oppa. Sangat menyayangi mu." Ucapnya. 'Nado' batinku.

My Brother ( I Love You ) KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang