Chapter 10 : 🔬 Sains🔬

205 19 0
                                    

Sekeras apapun aku berusaha. Jika memang belum waktunya,dan Tuhan belum mengijinkan. Semuanya akan tetap sia sia,semuanya hanya akan membuatnya sakit.

Jadi,akan lebih baik jika waktu yang akan menjawab semuanya. Setidaknya secara perlahan waktu yang akan memberitahu padanya.

Karena aku takkan bisa melihatnya kesakitan.

Dan mendengar satu kata yang akan membuatku merasa paling bersalah.

KECEWA

※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎※◎

Brakk

"ARGH!! Bagaimana ini!"

Taehyung menoleh kaget setelah mendengar suara teriakan dan entah apa dari dalam kamar Sejeong. Dengan segera ia membuka pintu kamar Sejeong dan menemukan adiknya itu dalam keadaan terbaring dengan buku yang berserakan bahkan beberapa buku sudah terlempar kesana kemari.

"Haaa...bagaimana mengerjakannya."

Taehyung melihat seluruh sudut kamar Sejeong yang sudah menjadi kapal pecah. Sedangkan sang pemilik kamar hanya bisa terkapar seraya memeluk boneka pikachu. "Apa apaan ini. Apa yang kau lakukan dengan kamarmu Sejeong?!"

Bagaimana Taehyung tidak marah. Ini bukan Sejeong dengan kamar berantakan dan buku yang berserakan dimana-mana. Melihat saru buku yang tidak pada tempatnya saja ia bisa marah besar. "Ah~! Molla Molla!!"

"Biarkan kamarku seperti ini. Lalu apa masalah mu Hah!!" Sejeong kini mengubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap kakaknya dengan kilatan kekesalan.

"Ah~! Otakku mau meledak! Aku benci fisika! Aku benci!"

"Haaa bagaimana ini...jawabannya harus dikumpulkan besok."

Sejeong rasanya menjadi serba salah. Pertama-tama dia akan marah marah dan seperdetik kemudian ia sangat putus asa karena tidak bisa mengerjakan sial fisika yang diberikan Syu ssaem.

Taehyung menghela nafasnya menghampiri Sejeong yang kini menenggelamkan wajahnya dalam kilatan tangan. Terdengar suara rengekkan yang dibuat-buat oleh adiknya itu membuat siapapun akan gemas sekaligus emosi. Taehyung kemudian mendudukan dirinya tepat dibelakang Sejeong yang sedang putus asa diatas meja bundar.

Meja yang satu tahun lalu ia buatkan khusus untuk adiknya itu masih terlihat bagus dan terawat. Tak ada sama sekali coretan sedikit pun. "Kemarikan soalnya dan alat tulis mu." Titah Taehyung,ia masih mencoba memaklumi Sejeong mengingat adiknya itu memang sangat bebel dalam pelajaran sains terutama fisika yang menjadi kelemahan utama seorang Kim Sejeong.

Sejeong mengambilkan buku tulis yang berada disamping meja belajar miliknya lalu menyerahkan apa yang dibutuhkan oleh Taehyung. "Aku tidak mau mengerjakan itu. I am give up." Ucap Sejeong malas.

"Perhatikan ini. Jika kau tidak mau belajar bagaiman bisa memahami." Omel Taehyung,ia menunjuk lembaran persegi panjang yang berisikan 15 soal essay di meja. "Ya. Oppa selama lima tahun Aku sudah mengenal apa yang namanya fisika. Dan aku tetap tidak bisa dan tidak mengerti seberapa keras pun aku berusaha." Sejeong kini benar-benar putus asa. Jika sebelumnya ia masih bisa mengerjakan beberapa soal tapi kini satupun ia sama sekali tidak bisa. "Makanya perhatikan Kim Sejeong." Titah Taehyung. "Iya-iya aku perhatikan."

...

"Ah~tangan ku kebas..." Sejeong mengibas ibas kan tangannya yang terasa kebas,bahkan telapak tangan kanannya sudah memerah kerena terus menulis. "Berikan bolpoint nya." Taehyung mengambil bolpoint dan meneruskan pekerjaan rumah adiknya itu,melihat Sejeong yang sibuk memijat ringan telapak tangan kanannya tersirat rasa kasihan didalam hati Taehyung.

My Brother ( I Love You ) KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang