Chapter 34 : Trust

156 20 15
                                    


Untuk kesekian kalinya Sejeong melihat jam digital di sudut mejanya. Dan untuk kesekian kalinya ia menghela, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Dan artinya ini sudah sejak tiga jam lalu halaman buku fisika di hadapannya tidak terbalik menuju halaman selanjutnya. Hanya secangkir coffe yang menemani nya yang tersisa setengah.

Satu helaan berat kembali keluar dari mulutnya, menutup buku catatan di atas meja dengan kasar lantas meraih cangkir berwarna hijau lumut itu setelah menenggak habis coffe latte nya. "Tck. Apa yang sebenarnya aku pikirkan." Gumamnya kesal pada diri sendiri.

Setelah sampai didapur ia segera mengisi kembali cangkir kosong itu dengan susu, mengambil caramel dan mengaduknya. Setelah siap, ia membawa kembali cangkir nya yang sudah terisi penuh menuju kamar.

Namun suara pintu yang terbuka disusul dengan sosok laki-laki bersurai merah pekat menghentikan atensinya. Keadaan ruangan yang kurangnya cahaya lampu membuat Sejeong kehilangan tenaga untuk melangkah.

Netranya menajamkan pandangan ketika laki-laki itu meraba dinding, mencoba mencari saklar lampu agar semua terlihat jelas.

Ah.. yang benar saja ada pencuri yang masuk kemudian menyalakan lampu. Tidak mungkin kan?

Ketika lampu seluruh ruangan menyala, Sejeong di buat terperangah dan lega ketika laki-laki itu adalah Taehyung, kakaknya.

Beberapa hari lalu Taehyung memang bilang jika ingin mengganti warna rambut, atau semacamnya karena bosan dengan penampilannya yang sayang nya selalu terlihat sempurna bagaimanapun.

"Kenapa belum istirahat?" Tanya Taehyung seraya melangkah, meletakan barang-barangnya di sofa. "Tidak apa-apa. Hanya belum selesai belajar." Ujar nya, meneguk sekali susu caramelnya dan melangkah menaiki anak tangga.

"Sulit sekali ya menasehatimu. Tubuhmu belum benar-benar pulih. Sudah minta sekolah, dan sekarang justru begadang." Ujar Taehyung seraya mengeluarkan beberapa barang dari dalam tas.

Sejeong hanya menoleh, memperhatikan Taehyung yang sejak beberapa hari lalu membuat nya dongkol bahkan sampai sekarang. Entah Minhyun sudah memberitahu Kakak nya itu atau justru belum, karena Sejeong kira Taehyung bisa jujur pada adik satu-satunya ini.

"Oppa tidak perlu menghawatirkan aku. Jika kau lelah denganku kau bisa mengabaikanku, karena aku tidak butuh orang yang pura-pura peduli denganku." Ujar Sejeong dingin yang berhasil membuat Taehyung menghentikan aktifitasnya, membuat jantungnya berpacu dua kali lebih cepat dari biasanya.

Tatapannya menatap punggung Sejeong yang perlahan menghilang di balik pintu, sejenak Taehyung menghela nafas. Padahal ia baru saja pulang, bukannya disambut dengan senyum kotak adiknya. Yang ia terima adalah sapaan dingin seperti hari-hari sebelumnya.

Sejeong menutup pintu kamar nya, lantas menuju pinggir ranjang dan menyesap susu caramel nya. Ketika melihat layar ponsel nya menyala, Sejeong segera meraih benda persegi panjang itu dan menemukan pesan singkat bernama Minhyun.

From : Minhyun

Sejeong-ah, maaf. Tapi Hyeong pasti punya rencana yang lain. Aku yakin dia pasti akan melakukan sesuatu.

Sejeong menghela, meletakkan ponselnya memilih mengabaikan pesan Minhyun yang terus datang selama beberapa hari ini. Melangkah menuju meja nya kembali, namun baru hendak menarik kursi Sejeong tersentak ketika pintu kamarnya terbuka dengan kasar.

Lalu netra nya bertabrakan dengan Taehyung.

"Oke. Mari selesaikan ini." Ujar Taehyung dengan suara tajam. Melangkah menghampiri Sejeong yang sedang menatap datar wajah sang Kakak.

"Kau berpikir aku hanya berpura-bura, begitu?" Tanya Taehyung dengan nada dingin. "Wuah... kau ini. Apa yang membuat mu berpikir seperti ini Kim Sejeong? Apa aku ini mengabaikanmu? Tidak peduli kau sakit atau tidak, kau sudah makan atau tidak. Eoh?"

Sejeong menghela, mengambil tempat di kursi dan membuka kembali lembaran buku dihadapannya. Mengabaikan keberadaan Taehyung yang berada di kamarnya, namun baru terbaca satu kalimat bukunya sudah berpindah ditangan Taehyung.

Ditarik dengan kasar sampai tanpa sengaja mengenai cangkir susu membuat cangkir hijau lumut itu pecah, dan lantai kamar Sejeong kotor. Membuat Sejeong meradang dan menatap Taehyung. "Oppa!"

"Perhatikan aku ketika kita bicara." Ujar Taehyung dingin, sebisa mungkin ia menahan emosi nya agar tidak bicara dengan nada tinggi. "Bukankah aku yang seharusnya bertanya padamu? Bukankah kau yang mengabaikanku?" Taehyung kembali bertanya.

Sejeong mengalihkan pandangannya, meraih buku yang lain dari rak. "Keluar. Aku ingin belajar." Ujar Sejeong dingin. Rasanya sangat kesal dengan Taehyung. "Tidak. Sebelum kau beritahu aku alasan kenapa kau bersikap aneh."

"Cih. Aneh. Kenapa kau selalu mengesalkan saat Omma tidak ada." Gumam Sejeong. "Oppa yakin, jika ku beritahu alasannya kau akan bisa menjawabnya?" Tanya Sejeong sarkastis.

"Apa maksud mu." Tanya Taehyung. Sejwong bangkit, mengambil ponselnya lalu mencari pesan singkat yang ia terima tadi dari Minhyun. Menunjukkan pada Taehyung tanpa ragu, sudah tidak tahan lagi dengan kepura-puraan Kakaknya. "Ige mwoya? Musunsuriya ige." Ucap Sejeong meminta penjelasan.

Melihat pesan itu Taehyung terdiam sejenak. Bagaimana Minhyun memberitahu Sejeong tentang ini. Padahal mereka sudah sepakat untuk merahasiakannya. "Pabba. Kau tidak bisa menjelaskannya. Oppa kau tahu seberapa inginnya aku sekarang melihat mereka dihukum. Tapi justru Kakak ku dan sahabat ku sendiri yang menghilangkan bukti-bukti. Belum lagi kau malah mengobrol dengan Tzuyu, kenapa selama beberapa hari ini kau selalu mengobrol dengannya. Membuat ku kesal setengah mati, kau selalu saja bersikap manis dengannya. Tapi selalu mengajak bertengkar dan membuatku kesal." Sejeong bicara tanpa jeda, sampi setelah selesai berucap ia mengatur nafasnya yang tersengal.

Sedangkan Taehyung menatap Sejeong terbengong. Baru kali ini melihat Sejeong marah sampai bicara tanpa jeda.

Taehyung tersenyum tipis, lalu setelahnya terkekeh. Meletakkan buku milik Sejeong dan mendekat, memeluk Sejeong. "Lepas! Lepas! Lepaskan aku." Ujar Sejeong menepuk lengan Taehyung yang melingkar di pinggangnya.

"Sejeong-ah dengarkan aku." Ujar Taehyung pelan. Dan Sejeong memilih mendengarkan ucapak Kakaknya. "Mereka akan dihukum. Bisakah kau percaya padaku? Dan mengenai Tzuyu, di yang menyapa ku. Aku hanya membalas sapaannya saja. Tidak lebih kok." Ujar Taehyung lembut.

Dan entah kenapa mendengar penjelasan Taehyung sudah cukup membuatnya lega, semoga Taehyung benar-benar bisa membuktikan omongannya.

Lalu setelah aksi dramatis itu, Sejeong justru mendorong tubuh Taehyung dengan kasar, kemudian mengusap jari kaki nya sambil meringis. "Ya ampun, kaki ku. Aduh aduh." Ujar Sejwong mengusap.

Dan sang pelaku justru tenggelam dalam tawa tanpa suaranya. "Kenapa malah tertawa. Kau pikir ini tidak sakit atau bagaimana? Kau itu berat tahu." Ujar Sejeong sewot. Taehyung mengusap air mata yang tanpa sengaja menggenang.

"Maaf. Aku tidak sengaja. Lagipula hanya itukan yang membuat mu tenang. Benar atau tidak? Heum?" Tanya Taehyung menaikkan sebelah alisnya, mwncoba meredakan kekesalan Sejeong yang baru kala adiknya itu tengah menatap datar kearah nya.

Setelah nya yang Taehyung rasakan adalah tubuhnya yang diputar, lalu didorong sekuat tenaga oleh Sejeong menuju pintu keluar. "Keluar. Keluar!" Ujar Sejeong seraya berusaha mendorong punggung Taehyung, menyuruh keluar meski nyatanya hanya bergerak 2 langkah. "Ani. Wae..?" Tanya Taehyung.

"Aku ingin belajar. Kau ingin mengganguku ya? Aku akan ujian Oppa." Ujar Sejeong, akhirnya berhasil mendorong Taehyung sampai kedepan pintu. Meski nafasnya kini tersengal, ternyata Taehyung itu berat, meski hanya didorong.

Lantas menutup pintu tak lupa dikunci untuk mengantisipasi alien dari planet lain yang bernama Taehyung itu masuk sembarangan lagi. "Arrasseo. Fighting!" Ujar Taehyung dari luar sana. Sejeong berdecak singkat, meski akhirnya mendunduk seraya mengulum senyum.

Bahkan melupakan lantai kamar nya yang terkena susu karamel. Lantai yang malang, harap lebih bersabar.








Ehe, iya iya maap. Bang Tae sama Sejeong balik nih.

Udah lulus dong. Makannya aku baru bisa up. Maapkeun yak🙏🙇‍♀️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Brother ( I Love You ) KthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang