PROLOGUE

12.5K 1K 61
                                    

Seoul, 20 years ago

Hujan deras mengguyur langit malam kota Seoul. Sepasang suami istri mengendarai mobil menuju rumah sakit untuk mengantar sang istri yang akan melahirkan. Petir menyambar-nyambar di jalanan sepi yang dilewati mobil mereka. Sebuah petir menyambar tepat di depan mobil dan suami yang sedang menyetir mobil itu pun hilang kendali hingga menabrak sebuah pohon. Seorang pemuda yang tidak sengaja menyaksikan kejadian itu pun langsung menghampiri mobil itu. Nahas, saat diperiksa kedua penumpang mobil itu sudah tak bernyawa.

Tangisan bayi terdengar dari dalam mobil, pemuda itu menemukan seorang bayi yang baru lahir masih lengkap dengan tali pusarnya. Pemuda itu memotong tali pusar bayi yang ternyata berjenis kelamin perempuan itu dan membalutnya dengan beberapa kain yang ia temukan di dalam mobil. Setelah berhasil menyelamatkan bayi itu, pemuda itu langsung menghubungi polisi dan rumah sakit terdekat. Tapi tak lama setelah itu, sebuah petir menyambarnya dan bayi perempuan itu.

Suara sirine polisi membangunkan pemuda itu. Saat sadar, ia menemukan dirinya duduk tersandar pada mobil. Pemuda itu menilik ke sekelilingnya, masih tak mengerti dengan apa yang baru saja dialaminya. Petugas rumah sakit membawanya beserta bayi itu ke dalam ambulance, selama di dalam sana ia masih memikirkan tentang kejadian aneh yang menimpanya dan bayi itu. Ia yakin jika ia tersambar petir, tapi anehnya ia dan bayi itu baik-baik saja seperti tidak ada yang terjadi. Tapi ia menemukan sebuah tanda berbentuk petir di bahunya, tanda yang sma juga ditemukan di bahu bayi perempuan itu.

Seoul, Present day

Lisa terbangun dari mimpinya, keringat dingin mengucur deras di keningnya. Gadis itu memang selalu memimpikan kejadian yang sama setiap kali hujan deras disertai kilat dan petir menyambar, dan tak hanya itu, tanda di bahunya terasa panas dan menyiksa. Seokjin, paman Lisa masuk ke kamar sambil membawakan pengompres untuknya.

"Lisa-yah, gwaenchanhayo?", pria itu duduk di pinggiran ranjang lalu menempelkan handuk basah di atas kening keponakannya dan menaikkan selimut hingga leher gadis itu.

Lisa hanya mengangguk menanggapi pertanyaan pamannya, kepalanya terlalu pening untuk mengucapkan sepatah kata pun.

Memang itulah yang Seokjin lakukan selama bertahun-tahun untuk Lisa. Pria itu memang sudah tahu apa yang akan terjadi pada Lisa di saat hujan besar. Iya, itu bukan sekedar mimpi, tapi flashback yang terjadi pada keluarga Lisa. Seokjin bukanlah keluarga kandung Lisa, tapi semenjak kejadian itu pria itu merawatnya yang hanya hidup sebatang kara. Karena kejadian itu pula, Lisa dan Seokjin mendapatkan anugerah. Lisa dengan kelebihan spiritualnya, dan Seokjin tak bisa menua seumur hidupnya. Saat Lisa terlahir, Seokijn berusia 25 tahun dan sampai saat ini pun wajahnya tetap sama. Tak ada segaris pun keriput di wajahnya.

Sebenarnya Seokjin sudah beberapa kali menikah, tapi di setelah 7 hari pernikahannya, istrinya meninggal dunia. Hal itu membuat pria Kim itu tidak ingin menikah lagi. Kelebihan tak menuanya bukan hanya anugerah, tapi juga kutukan untuknya.

***

-TBC-

annyeong readers..

semua bagian aku revisi dengan versi lebih panjang

aku harap kalian suka

mohon jangan sider yah..

[END] The 6th Sence (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang