Seperti biasa, Jungkook akan menjemput Rosé terdahulu sebelum menjemput Lisa dan Jisoo. Begitu melihat mobil pemuda bergigi kelinci itu datang, si gadis langsung lari berhamburan ke kekasih yang tingginya hanya beda 10 cm darinya itu. Jungkook yang melihat gadisnya berlari lantas keluar dari mobilnya dan ikut menghampiri. Ada rasa rindu sekaligus takut di hati Jungkook saat melihat Rosé.
Saat sampai tepat di depan Jungkook, Rosé hampir terjatuh karena menginjak tali sepatunya yang terlepas. Beruntung Jungkook langsung menangkapnya, tapi tatapan gadis itu tak berpaling dari wajah Jungkook. Ia sama sekali tak peduli jika akan terjatuh dan hanya kecemasan raut wajahnya, gadis itu mencoba menegakkan kakinya.
"Gwaenchanhayo?", Jungkook membantu kekasihnya berdiri tegak.
"Eung, neo eotteungke? Gwaenchanhayo?", Rosé mengangguk seraya mendaratkan punggung telapak tangannya ke dahi Jungkook. Hangat, suhu tubuh pemuda itu sedikit lebih hangat seakan mengalami demam. "Kau, masih sakit?", Rosé cemas.
Jungkook meraih tangan Rosé, menurunkan tangan gadis itu dari dahinya. Tentu saja suhu tubuh Jungkook lebih hangat meski tubuhnya baik-baik saja, karena dia adalah seorang werewolf.
"Gwaenchanha, aku merasa sembuh karena melihatmu.", gombal Jungkook agar Rosé berhenti mengkhawatirkannya.
"Aigoo.. tuan Jeon, mulutmu manis sekali.", sindir Rosé.
"Aey.. waeyo? Kau merindukannya? Ingin merasakannya?", Jungkook menarik bahu Rosé dan mem-pout-kan bibirnya seakan ingin menciumnya.
"Mwoya!", Rosé menangkup wajah Jungkook dan mendorongnya hingga tangan Jungkook terlepas dari bahunya.
Rosé seketika lega melihat tingkah Jungkook yang sangat meyakinkan untuk dikatakan sembuh dari sakit. "Kaja, Lisa dan Jisoo pasti sudah menunggu.", Rosé berjalan ke arah mobil dan masuk ke kursi depan di samping kemudi.
Jungkook menyusul gadisnya, sampai di dalam mobil Rosé menyalakan musik dan bersenandung dengan suara indahnya. Meskipun senang karena rindunya terbayar, tetap saja Jungkook belum siap mengakui jati dirinya pada Rosé.
Setelah beberapa menit perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Lisa, dan tak lama kemudian ketiga gadis Kim muncul dari dalam rumah. Jisoo masuk ke dalam mobil, tapi Rosé masih bingung melihat gadis asing yang kini berdiri di samping Lisa.
"Lisa-ya, keu yeoja-neun nuguyo?", Rosé melirik Jennie.
"Ah, ini Jennie, sepupuku.", Lisa mencoba mencari alasan.
Rosé antusias hingga turun dari mobil melihat gadis cantik yang baru saja dikenalkan padanya. "Kenapa kau tak pernah cerita kalau punya sepupu secantik ini?", puji Rosé membuat Jennie sedikit malu karena ia tak biasa dipuji oleh sesama perempuan. "Annyeonghaseyo, Roséanne Park ibnida.", Rosé membungkuk.
"Ah, annyeonghaseyo, Jennie Kim ibnida.", Jennie ikut membungkuk membalas Rosé. Seulas senyum manis Jennie terukir pada gadis berdarah manis itu.
"Kookie-yah, kenapa kau tak turun?", Rosé beralih pada pemuda yang masih duduk dengan seat belt yang terpasang rapi di kursi kemudi mobilnya.
"Eung? Aku sudah berkenalan dengannya saat Lisa menjengukku kemarin.", Jungkook tetap tak beranjak dari posisinya.
Setelah mengenalkan Jennie dan Rosé, Lisa dengan sifat tak sabarnya bertanya pada Jungkook melalui telepati.
'Ya, kau sudah bilang padanya?'
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The 6th Sence (REVISI)
FanficBertemu dan berkomunikasi dengan hantu adalah hal biasa bagi gadis dengan indera ke-6 seperti Lisa. Namun hidupnya menjadi semakin runyam setelah ulang tahunnya yang ke-21 dan kembali bertemu dengan Jeon Jungkook di kelas yang sama. Lisa pikir ia ha...