LISA

11.2K 962 100
                                    

Kim Lisa, gadis cantik yang mewarisi darah Thailand dari mendiang ibunya. Namun ia hanya bisa melihat sosok kedua orang tuanya dari bingkai besar yang terpasang di atas tempat tidurnya. Gadis itu terbiasa tumbuh tanpa kehadiran dua sosok terpenting dalam hidup semua orang.

Lisa tak pernah menyalahkan takdir yang begitu kejam karena memisahkannya dari kedua orang tuanya sejak lahir. Karena ia pikir, sepatutnya ia bersyukur masih diberi kehidupan, jika ia menyesali kehidupannya maka dua sosok yang tak pernah ditemuinya seumur hidupnya itu pasti sangat sedih melihatnya.

"Eomma, appa, sekarang umurku sudah genap 20 tahun. Aku harap kalian bahagia di sana hingga kita bisa berkumpul suatu saat nanti.", monolog gadis berponi itu sembari menatap potret kedua orang tuanya.

Setelah mengungkapkan harapannya, gadis itu mengambil sling bag yang sudah ia siapkan di atas kasurnya lalu keluar kamar dan turun untuk sarapan bersama satu-satunya orang yang menjadi keluarganya, Seorang paman tampan yang merawatnya sejak bayi. Kim Seokjin.

Namun setelah sampai di ruang makan gadis itu tak menemukan pamannya juga tak satu pun hidangan yang tersedia di atas meja, biasanya pria tampan itu menunggunya turun sembari membaca koran pagi, namun pagi ini pria itu entah ke mana.

Treeeeeetttttt...

Suara terompet mengejutkan Lisa, ternyata Seokjin sengaja memberikan kejutan ulang tahun pada keponakan angkatnya itu. Tangan kanan Seokjin membawa sebuah kue berukuran kecil yang sudah ada lilin menyala di atasnya, sedangkan tangan kirinya membawa sebuah mangkuk berisi sup yang langsung ia letakkan di atas meja.

"Saengil chukhae..", seru Seokjin setelah membuang terompet kecil dari mulutnya, pria itu mendekat agar keponakan kesayangannya itu meniup lilin dengan angka 21 di atas kue yang dibawanya.

"Samchon, gomawoyo..", Lisa merasa terharu dengan kejutan kecil yang setiap tahun ia terima dari pamannya. Ya, jika bukan Seokjin, siapa lagi yang akan melakukannya?

"Make a wish.. make a wish..", pinta Seokjin yang melindungin nyala lilin yang sempat tak stabil karena nafasnya.

Gadis Kim itu menurut, ia menyatukan kedua telapak tangannya dan menggenggam seolah memohon sembari memejamkan mata. Lisa tak berharap banyak, ia hanya ingin selalu bahagia seperti biasanya dan pamannya bisa menikah. Karena akan lebih baik jika ada satu penghuni lagi di rumah besar mereka, setidaknya bisa menemani Lisa di saat Seokjin pergi untuk perjalanan bisnis.

Lisa membuka kedua mata besarnya lalu meniup lilin, gadis itu juga mencolek krim blackforest dan juga mengambil sebutir ceri lalu menikmatinya. Hari ini Seokjin sengaja tak memasakkan sesuatu kecuali semangkuk sup rumput laut untuk Lisa, dan gadis itu langsung duduk untuk menikmati sup yang dibuat special untuk hari ulang tahunnya.

***

Seperti biasa, ketika sedang di rumah Seokjin akan mengantar Lisa ke kampus dan jika namun gadis itu akan naik taksi jika pamannya sedang tidak ada di rumah. Lisa terlihat cerah hari ini, mungkin karena kejutan pamannya pagi tadi.

"Samchon, aku pergi.", Lisa membuka seat belt-nya.

"Jageumman..", Seokjin menahan Lisa sebelum membuka pintu mobil. pria itu mengambil sebuah kotak cake yang sudah ia siapkan di seat belakang. "Ini adalah kue yang sama tapi dengan ukuran yang lebih besar. Nikmati ini bersama teman-temanmu, oke!", ujar Seokjin bersemangat.

"Aigo.. samchon.. kau yang terbaik!", puji Lisa mengambil alih kotak itu. "Baiklah, aku pergi!", Lisa pamit dan keluar dari mobil. Gadis itu masih berdiri di tempatnya sampai mobil pamannya tak terlihat.

[END] The 6th Sence (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang