BACK UP

2.8K 310 13
                                    


Matahari sudah mulai terbit Seokjin sudah menyiapkan sarapan pagi yang kini sudah ia bawakan ke kamar untuk istri tercintanya, Jisoo. Memang sudah biasa Seokjin memasakkan sesuatu setelah mereka melewati malam yang panjang dan Jisoo sangat menyukai dan menikmati kebiasaan manis Seokjin itu.

Seokjin termenung, pria dengan ketampanan paripurna itu sangat merindukan keponakannya. Terakhir kali ia dengar jika Lisa sangat sedih hingga mengubah gaya rambut yang selama ini hanya lurus dan berwarna brunette kini diganti dengan warna cokelat terang dengan gaya sedikit wavy.

"Kau merindukannya?", tanya Jisoo setelah menelan makanannya. Penyihir cantik itu sangat mengerti dengan apa yang dipikirkan suaminya saat ini. Tapi Jisoo juga sangat mengenal Lisa, ia adalah gadis yang tangguh. Gadis itu akan menyembunyikan kesedihannya dan tetap tersenyum di depan semua orang, meski kini ia melampiaskannya pada gaya rambutnya sekarang.

"Sangat, aku sangat merindukannya. Apa lagi tahun depan ia akan menikah, tugasku untuk menjaganya akan benar-benar selesai setelah aku menemaninya berjalan di altar.", jawab Seokjin dengan tatapan penuh arti.

"Sayang, apa kau sedih jika saat itu tiba?", Jisoo meminggirkan nampan sarapannya.

"Tidak, aku sangat bahagia jika Lisa bahagia bersama orang yang dicintainya. Hanya saja, aku masih berat melepaskannya setelah lebih dari dua puluh tahun merawat dan hidup bersamanya.", jawab Seokjin dengan senyum getir.

"Sayang, aku sangat bangga denganmu.", Jisoo menangkup wajah suaminya. "Aku sangat bangga kau sendirian bisa merawat Lisa dengan baik, aku juga berterima kasih karena kau sudah menjaga dirimu, Lisa dan kekuatanku dengan baik selama ini.", Jisoo melepas kedua tangannya dari wajah Seokjin, dan suaminya itu meraih tengkuknya lalu mencium kening Jisoo.

"Tapi tetap saja aku tak bisa untuk tidak mengkhawatirkannya.", Seokjin menatap intens kedua manik istri cantiknya.

"Apa yang kau khawatirkan? Kau tahu, kalung emas yang selalu dipakai Lisa? Itu adalah kalung keberuntungan yang bisa melindunginya dalam situasi apapun.", Jisoo mengelus lembut pipi Seokjin dengan ibu jari lentiknya.

"Benarkah? Sayang, kau..", Seokjin menggeleng pelan, ia tak pernah menyangka jika Jisoo sudah menyiapkan penjagaan ekstra untuk keponakan kesayangannya.

Seokjin menarik Jisoo ke dalam pelukannya, pria itu sangat bahagia setelah mengalami masa sulit bertahun-tahun lamanya. Jika sebelumnya ia memiliki wajah tampan yang tak menua tapi tak bisa memiliki pendamping dalam hidupnya, kini Seokjin masih bisa hidup tanpa menua dan memiliki pendamping hidup yang sangat cantik meskipun harus hidup di dunia luar dimensi manusia. namun terkadang ia merindukan Lisa.

"Bagaimana jika lusa kita mengunjunginya?", usul Jisoo.

"Oh, sayang, aku sangat mencintaimu.", Seokjin meraup wajah Jisoo dan mengecup bibirnya singkat. Hadiah untuk pengertian Jisoo.

"Aish.. na-do..", Jisoo malu-malu dan kembali ke pelukan Seokjin yang memiliki bahu peluk-able.

***

Seperti janji Jisoo, ia dan Seokjin akan mengunjungi Lisa. Sudah hampir tiga bulan pernikahan mereka dan ini adalah pertama kalinya bereka datang kembali ke dunia manusia. Sebelumnya Seokjin menulis surat tentang kedatangannya dan pada hari-H Lisa mengundang semua teman-temannya untuk ikut bergabung makan malam sembari menyambut kedatangan pasangan dari dunia lain itu.

Jennie dibantu Lisa, dan Rosé menyiapkan menu istimewa untuk makan malam mereka. Para pemuda tampan, Taehyung, Jungkook, Jimin, Namjoon, dan Yoon-gi menyiapkan piring, peralatan makan dan dekorasi meja ala restauran bintang tujuh. Sesekali Lisa menengok ke ruang makan, ini pertama kalinya meja makan besarnya terisi penuh dan sepuluh kursi akan ditempati.

[END] The 6th Sence (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang