[END] The 6th Sence (REVISI)

EPILOGUE

Somi dan Samuel kini sedang berjuang untuk teman setengah vampir mereka, Vernon. Pemuda berwajah western itu meminta pertolongan pada keduawerewolf remaja itu agar terbebas dari jeratan keluarga McDonnie. Ya, Vernon sama sekali bukanlah bagian dari keluarga Nancy. Ia hanya sebuah senjata rahasia untuk bisa mengancam werewolf penguasa Hankook, karena pemuda itu bukan sepenuhnya vampir, tapi juga manusia.

Namun yang berat bagi Vernon adalah, ia sama sekali tak mengetahui siapa jati dirinya. Yang ia miliki hanyalah sebuah kalung dengan liontin huruf V dengan ukiran nama kecil 최한솔 (Choi Hansol) di baliknya. Nama yang selalu ia kenalkan ke orang lain sebagai nama Korea-nya. keluarga McDonnie hanya memberinya petunjuk jika ayahnya adalah orang Korea dan ibunya memiliki kebangsaan yang sama dengan mereka, Amerika. Meski dirawat dengan baik, Vernon tetap merasa ada yang aneh dalam dirinya.

Sudah lebih dari dua minggu Somi dan Samuel mengintai kediaman McDonnie dan hari ini keduanya mendekam di gudang bawah tanah gedung berlantai tiga itu. Samuel tak bisa diam, pemuda itu terus mondar mandir sejak pertama kali dimasukan ke ruangan itu. Berpikir keras tentang cara bagaimana mereka bisa keluar dari ruangan yang minim pencahayaan dan pengap itu. Ponsel mereka masih di tangan masing-masing, namun tak ada satu pun signal yang masuk. Mereka takkan bisa meminta pertolongan siapapun, dengan cara apa pun.

Berbeda dengan Somi, gadis itu terlihat santai menonton kegiatan Samuel sembari duduk di sofa yang sudah dibuka kain penutupnya. Sikap Somi membuat Samuel heran, bagaimana mungkin gadis itu bisa tetap tenang dalam situasi genting seperti sekarang ini. sebenarnya Somi memikirkan kakak dan ayahnya, bagaimana jadinya jika kedua pria terpenting dalam hidupnya itu mengetahui jika ia berada di kediaman vampir? Apa lagi disekap karena ketahuan mengintai.

"Your brother, why you don't ask him to help?", Samuel berhenti dari kegiatan mondar mandirnya dan melangkah mendatangi Somi.

"No, we can't. He really hate vampires, we'll got more trouble if he know this.", jawab Somi yakin. Ya, gadis itu sangat yakin jika kakaknya takkan mau membantu dan malah akan melarangnya jika kakaknya tahu dari awal, Somi bisa melihat ketidak sukaan Jungkook terhadap vampir sejak hari itu.

Namun Somi tak pernah tahu jika kakaknya juga memiliki teman vampir. Jungkook tak begitu tertarik untuk bercerita pada adiknya bahwa ia berteman dengan Jimin yang bukan haya vampir biasa, tapi seorang pangeran dari negeri vampir. Pemuda Jeon itu hanya tak mau nantinya Somi akan mengejeknya karena menjilat ludah yang ia sendiri sudah ia buang. Dan missed comunication inilah yang menempatkan Somi dalam bahaya sekarang, harusnya Somi meminta bantuan kakaknya dan masalah mereka akan cepat selesai.

"Oh, gosh..! and what should we do now?", Samuel mengacak rambutnya frustrasi.

"Just wait.", jawab gadis itu singkat.

"What..?", Samuel tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

Namun di saat yang sama pintu ruang penyekpan itu terbuka, terlihat dua orang vampir pria berperawakan tegap masuk sembari memegangi seseorang di antara mereka. Vernon, vampir setengah manusia itu dilempar masuk begitu saja setelah baru selangkah menjejaki ruangan, Vernon terjatuh dalam posisi berlutut. Melihat teman mereka datang dengan cara dipaksa seperti itu, Somi dan Samuel mendatangi Vernon, membantunya untuk kembali berdiri.

Telapak tangan Vernon tergores lantai yang tak rata hingga mengakibatkan luka gores dan mengeluarkan sedikit darah. Salah seorang vampir yang membawa Vernon tak bisa menahan hasrat saat mencium aroma amis darah Vernon. Pria itu hendak bergerak menghampiri Vernon, namun Samuel meraung dan hampir saja melompati vampir itu jika tangan Somi tidak menahannya. Kedua vampir pria itu mendesis, seolah siap menyerang tiga siswa SMA yang sedang mereka sekap itu. Berbeda dengan Somi, gadis werewolf itu memilih membantu Vernon menutupi lukanya dengan kain slayer yang ia ambil dari leher Samuel.