"Assalamualaikum, calon istriku."
Nessa tersipu malu,"Waalaikumsalam, Kakak."
"Loh, kok, gitu doang nggak ada panggilan spesial nih."
"Nanti saja ah. Kakak lagi di mana?"
"Mmm ... Mau ke bandara. Kakak dapat penerbangan siang nggak dapet tiket paling pagi."
"Pulang kapan?"
"Kangen ya?"
"Ih, kakak."
Randi tertawa. "Nanti malam juga langsung pulang. Pokoknya kakak akan selesaikan urusan secepatnya."
Nessa mengangguk tersenyum meski Randi tak melihat.
"Kamu mau kemana hari ini?"
"Ke tempat Minda. Tahu nggak kak dia marah karena acaranya mendadak. Soalnya ia juga lagi banyak kerjaan. Hehe."
"Ya, sudah. Di tempat lain saja. Kakak juga punya temen desainer."
"Tambah marah nanti. Pokoknya kata Minda dia yang harus buat kebaya pernikahan adek."
"Terserah kamu saja. Kamu tetap cantik pakai rancangan siapa pun."
Lagi-lagi Nessa merona.
"Oh iya, Dek', Kakak sudah transfer, ya, ke rekening kamu."
"Mmmm."
"Sudah terima saja. Buat keperluan kita juga kan. Tadi juga kakak sudah menelepon ayah. Buat masalah gedung."
"Baiklah."
"Nah, gitu." Randi terkekeh. "Calon istri kakak ini kan manis dan penurut."
"Bisa aja."
"Kakak sudah mau boarding. Kalau ada sesuatu bilang saja ya. Besok kita kerjakan sama-sama. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam. Hati-hati ya."
Randi mengakhiri panggilan teleponnya.
Nessa bersiap untuk ke tempat Minda ditemani bunda.
Sesampainya di tempat Minda. Sahabat Designer-nya itu menanyakan gaun impian Nessa. Nessa menginginkan kebaya berwarna putih. Sebagai wanita ia ingin terlihat anggun saat hari bahagianya itu.
Minda memberikan masukkan dan beberapa desain yang mungkin akan Nessa sukai.
Nessa terpana saat menemukan satu desain yang menurutnya sangat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denessa (END) ✔
General FictionCinta pertama seharusnya menjadi cinta yang paling indah. Denessa Qonita Almaira gadis manis merasakan bagaimana ia begitu bahagia mendapatkan Randi, kakak alumni sekolahnya. Hubungan mereka berjalan bahagia. Sampai pada keputusan untuk melanjutkan...