Kesedihan Kami

305 11 4
                                    

Ryan...
"Ada apa ini ry???"
"Mengapa semua menggosipkan kita?"
tanya Diana cemas

Hari ini mereka memasuki sekolah dengan banyak sindiran.
Tak lain karena masalah gosip tak sedap kemarin yang menerpa mereka.

"Tenang Diana, aku akan selalu disampingmu" jawab Ryan tangguh.

Gosip itu sudah menyebar ke seluruh penjuru sekolah bahkan sampai telinga para guru dan warga sekolah.

Tatapan sinis menatap mata Diana saat memasuki ruangan kelas. Dengan nyinyiran geng cewek kelas mereka dan para lelaki yang tak lagi menyapa Diana.

Yap, hari itu seakan seorang Diana yang baik,ramah,polos menghilang begitu saja. Bahkan nama Diana jatuh di mata warga sekolah.

"anjir, ga nyangka gua Diana ternyata orang kayak gitu"

"Putri sekolah mendadak jadi iblis sekolah, jijay"

"Beruntung gue pas itu di tolak Diana, amit amit dah"

"Diana sang panutan berubah jadi buangan ya gengs, haha"

"Gua aslinya kasihan juga sih sama dia, tapi orang kayak dia ga pantes di kasihanin"

Komentar sinis dari mulut warga sekolah sedikut terdengar di telinga Diana.
Dengan menangis, dia segera berlari keluar sekolah dengan membawa ranselnya yang berwarna biru navy.

"Diana!" panggil Ryan dari jauh sambil berlari menghampiri Diana yang menangis tersebut.
"Are you okay babe?" kata Ryan sambil mengusap air mata Diana dan mengelus lembut di rambut panjang coklatnya.

" i am not okay Ry, my ears and my heart are tired" jawab Diana sambil menangis di pelukan Ryan.

"yaudah, sekarang kita pulang aja ya, nanti aku ijinin guru, tenanglah sayang"bujuk Ryan.

Dengan mengangguk, Ryan langsung lari ke parkiran untuk mengambil motor varionya.

Sepanjang perjalanan Diana menangis terisak isak. Ryan yang sedang menyetir hanya bisa diam.

Sampai di rumah Diana, bunda langsung menyambut mereka berdua dan membawa Diana ke kamar Diana. Sementara itu Ryan menunggu di ruang tamu.

Kring... Kring...
Telfon rumah berdering, bunda dan Diana sedang di atas jadi Ryan yang mengangkat telfon tersebut.

"Asalamualaikum, dengan siapa ya?" tanya Ryan dalam telfon.

"Nak Ryan, ini ayah Diana, gimana kabar Diana? Ini ayah sedang berusaha menghapus gosip tak mengenakan itu" jawab ayah panik.

"iya om, Diana masih di kamar sama bunda. Saya nungguin di bawah" jawab Ryan menjelaskan.

"oh yaudah kalo gitu, jagain Diana terus ya nak Ryan, ayah berharap sama kamu nak, cuma kamu lelaki yang om percaya yang ada di dekat Diana" pinta ayah sambil berisak tangis.

"iya om, saya janji akan ngelindungin dia apapun keaadaannya" jawab Ryan menenangkan Ayah.

Selesai telfon dengan ayah, Ryan naik menyusul Diana untuk mengetahui kabar Diana.

"gimana Diana tante?" tanya Ryan saat melihat bunda berjalan keluar kamar Diana.

"Dia gapapa, dia butih sendirian dulu kayaknya nak Ryan, mau ngobrol dulu sama bunda?" tawar bunda.

"oh boleh tante" jawab Ryan mengiyakan.

Ryan dan Bunda duduk berdua di ruang keluarga dengan dua cangkir teh buatan bibi.

"Nak Ryan, kamu tahu ga kalo Diana punys menyakit aneh?" tanya Bunda.

"gatau tante, emang dia punya penyakit?" tanya Ryan penasaran.

"punya, tapi cuma kamu teman Diana yang tahu ya, jangan beritahu yang lain" kata bunda meminta kepastian.

"Jadi gini nak Ryan, Diana punys penyakit....

Hai guys...
i am so sorry...
ga pernah update setelah sekian lama, ini update juga gara gara lagi ga ada kerjaan.
Ceritanya admin ganti hp terus ga download wattpad di hp satunya.
adanya di hp lama...
tapi hp lama ga ada kuotanya...
Jadinya males dehhh...
maaf yaaaas.....

Beri bintang dan komentar kalian yaaa...
ikutin terus Diana.... love you all...,,💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋

DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang