(Name) memandangi wajahnya di depan cermin. Gaun putih panjang dengan lengan panjang membalut tubuhnya. Dikepalanya sudah terpasang tudung wajah berwarna serupa. Tak lupa mahkota dari bunga juga terpasang dengan indah dan anggun. Menjadi satu-satunya perhiasan yang melekat ditubuhnya saat ini.
Senyum lebar tak henti-hentinya terpatri di wajah. Terbiasa tak memakai make-up berlebih, dandanan (Name) di hari yang sangat spesial ini hanya disolek foundation. Beberapa sentuhan alat make-up lain juga diberikan oleh perias pengantin, namun dengan porsi yang sedikit dan hanya bertujuan agar wajah (Name) tampak natural.
Tunggu, pengantin?
Ya, hari sangat spesial yang dimaksud adalah hari pernikahan (Name) dengan Sugawara.
Sekarang bulan Juni 2020, lagi-lagi tanggal 13. Tanggal ulang tahun Sugawara sengaja dipilih (Name) agar mereka tidak terlalu banyak menghafal tanggal-tanggal penting.
Semenjak kejadian November lalu, dimana ayahnya diadili atas bisnis gelap yang ia lakukan, kehidupan (Name) sempat mengalami penurunan. (Name) sering menangis tiap malam, merasa bersalah karena sudah menyerahkan ayah kandungnya ke pihak berwajib.
Sugawara selalu mengatakan bahwa yang (Name) lakukan itu benar dan ia tak perlu merasa bersalah karenanya. Di saat seperti itu, Sugawara selalu ada di sisi (Name). Menemaninya dan menenangkannya hingga (Name) tertidur dalam pelukannya.
Bulan Februari, (Name) baru bisa move on dari rasa bersalahnya dan mulai belajar mengikhlaskan dan memaafkan semua kejadian di masa lalu.
Bulan April, (Name) sidang skripsi. Ia bahkan hampir tidak tidur semalam sebelumnya karena terlalu panik. Kalau saja Sugawara tidak datang malam itu dan me-ninabobok-an (Name), entah apa yang terjadi pada sidangnya kelak.
Syukur, (Name) lulus sidang saat itu juga. Semua teman (Name) yang datang melihat prosesi sidang ikut senang dan bergiliran memberi selamat dan buket bunga.
Bulan Mei (Name) wisuda. Dengan predikat cumlaude tersampir dipundaknya. Di hari wisuda inilah, (Name) mendapat kejutan tak terduga.
Selesai prosesi pelepasan wisudawan, (Name) berkumpul dengan teman-temannya untuk yang terakhir kali. Letak kumpulnya tak jauh dari gedung wisuda. Sedang asyik berbincang dan berfoto ria, ibu (Name) dan Sugawara datang ke gerombolan (Name) dan teman-temannya
Teman-teman (Name) membungkuk hormat melihat kedatangan ibu (Name) lalu berekspresi terkejut saat dosen mereka datang bersama ibu (Name).
Sugawara, setelah sekian lama backstreet, akhirnya mengumumkan kalau ia dan (Name) sudah pacaran satu tahun. Gerombolan itu heboh seketika. Iri, senang, kecewa, terharu, teriakan histeris mereka jadi satu hingga menjadi pusat perhatian orang-orang.
Belum puas jadi perhatian gegara teriak tidak jelas, Sugawara mulai ambil alih. Ia berlutut di depan (Name) yang menatapnya kebingungan. Sugawara mengeluarkan sebuah kotak beludru warna merah dan mengarahkannya ke (Name). Semua di gerombolan itu seketika terdiam terkejut kecuali ibu (Name).
Teman-teman (Name) melongo, mulut mereka terbuka lebar. (Name) menutup mulutnya dengan tangan penuh buket bunga, air mata mulai menggenang. Ibu (Name) tersenyum haru sambil mengusap setitik air mata di ujung manik (eye color)nya.
Sugawara mengungkapkan semua isi hatinya hari itu, bagaimana ia bertemu dengan (Name), bagaimana ia bisa suka dengan (Name), bagaimana perasaannya terhadap (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
Trilogi Sabuk Orion #2 - Alnilam
FanfictionAgent AU! Aku menunduk, menangkupkan kedua tanganku, dan memejamkan mata Setiap malam, Aku menengadah, mengarahkan wajahku ke cakrawala, menatap ribuan planet yang beredar Setiap malam, Aku berdoa, aku bersimpuh, aku pasrah... Aku memohon, Wahai Bin...