II

535 80 11
                                    

"Benarkan apa kataku?"

Yuju hanya bisa mengangguk pasrah. Guru itu memang punya dua kepribadian yang bertolak belakang.

Pasal nya Yuju yang tidak bisa menahan rasa penasaran nya terus menatap guru itu dan menghabiskan setengah dari waktu nya.

Walau memang, lelaki matang itu punya bentuk muka yang menawan. garis rahang yang tegas, tatapan mata yang indah.

Yang paling membuat Yuju terkejut adalah senyum nya yang sehangat sinar matahari itu sirna hari ini. Apa memang guru itu punya dua kepribadian?

Alhasil nilai nya yang hanya di awali angka 3 itu membuat nya harus mengikuti les tambahan yang di berikan guru nya. Yang artinya dia akan lebih sering bertemu Lee Ssaem?

"Lalu jam berapa kau akan pulang?" Tanya Eunha.

Seperti nya mereka mulai dekat sekarang. Terima kasih kepada pak Lee, bukan guru biologi, melainkan guru matematika yang menyeramkan.

"Sekitar pukul 7 malam. Ssaem bilang hanya akan menghabiskan waktu 2 jam untuk les tambahan nya," lawan bicara nya mengangguk.

"Lalu aku ingin bertanya lagi," kata Yuju.

"Apa? Akan ku beritahu semua yang mau kau tau," balas Eunha dengan senyuman khas nya.

"Kau tau sesuatu tentang Kim Sowon?"

"Dan kau tidak?" Pekik nya.

Yuju menggeleng.

Eunha hanya bisa menghela nafas nya kasar. Apa yang sebenarnya gadis ini tau?

"Kim Sowon itu cucu yayasan sekolah kita. Tidak ada yang berani mendekati nya karna takut berbuat salah lalu menerima konsekuensi yang buruk. Ia sudah di perlakukan seperti itu sejak dia kecil," Yuju mengangguk.

"Dia di juluki putri es, seseorang dengan watak dingin yang sangat di hormati. Keluarga nya sangat terpandang. Perhatikan cara bicara nya, seperti seseorang dari kalangan bangsawan," kedua gadis itu terkekeh.

"Lalu kau?"

Eunha mengangkat sebelah alisnya.

"Aku ingin tau soal diri mu," kata Yuju sambil memperlihatkan senyuman nya.

"Ah, kau yakin?"

"Tentu! Kita kan teman!" Balas nya semangat.

"Teman? Menurut mu kita adalah teman?" Yuju mengangguk mantap.

"Aku tidak pernah punya teman," bisik nya pelan, cukup untuk di dengar Yuju.

"Ayah ku seseorang yang penting di dunia politik. Ibu ku juga merupakan seorang putri dari konglomerat. Aku selalu di tuntut menjadi seseorang yang sempurna. Aku tidak mempermasalahkan hal itu, hanya saja...itu lah, aku selalu kesepian."

Ini kali pertama nya Yuju melihat gadis itu berbicara tanpa ulasan senyum di wajah nya.

Di balik senyuman nya yang memukau, ternyata ia selalu kesepian.

Yuju memeluk nya dari samping.

"Tidak usah khawatir! Aku ini teman mu, kau tidak akan kesepian lagi," senyuman di wajah nya kembali merekah.

"Benarkah? Wah aku sangat senang! Terima kasih Yuju!" Kedua gadis itu tertawa bersama.

"Ah! Aku harus pulang, adik ku datang dari China malam ini," kata Eunha mendadak.

"Aku juga harus segera menemui pak Lee,"

"Akan ku ajak ke rumah ku suatu saat!" Teriak Eunha lalu melambai pergi.

✔Yes, Sir! [LSM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang