III

474 74 7
                                    

"Kau yakin kita akan selamat?" Tanya Yuju ragu.

Sowon hanya mengangkat bahu nya, sedangkan Eunha sudah bersembunyi di belakang Yuju.

"Pak, apa yang harus kita lakukan?"

Ketiga gadis itu menatap Seokmin penuh harap. Berharap kalau mereka akan di pulangkan ke rumah masing-masing.

Tapi harapan mereka sirna seketika ketika lelaki itu sudah menekan bel pintu. Membuat Yuju dan Eunha saling berpelukan karna ketakutan dan Sowon yang perlahan menutupi tinggi nya dengan kedua gadis di depan nya.

"Pak," cicit Yuju yang membuat guru itu berbalik, masih tersenyum.

"Saya mulai merasa kalau ini bukan pilihan yang tepat," sambung Eunha.

Namun kedua gadis manis itu kembali menutup mulutnya kala mendengar pintu besar yang bergerak, memperlihatkan seorang dengan tubuh tegap berbaju hitam memandangi mereka heran.

"Ada yang bisa saya bantu?" katanya dengan nada rendah.

"Saya Lee Seokmin," lelaki itu malah mengulurkan tangan nya ramah, hendak berjabat tangan dengan si tubuh tegap, namun hanya di tanggapi dengan tatapan heran.

"Benar ini kediaman Kim Umji?"

Lelaki itu berbalik ke belakang. Menatap seseorang yang mungkin derajat nya lebih tinggi.

Setelah nya ia mengangguk, lalu semakin merapatkan pintu pada badan nya, mencurigai keempat anak manusia didepan nya.

Menurut mereka, Lee Seokmin dan gadis-gadis itu mungkin saja musuh sang ayah yang berperan menjadi orang lain.

"Apa kebutuhan mu?"

"Makan, baju, tempat tinggal, mungkin? Kebutuhan primer," senyum nya lagi.

Sedangkan ketiga gadis di belakang nya menutup mata menahan kesal. Bukankah itu akan semakin di curigai?

"Kami teman Umji, dia sudah tidak datang ke sekolah beberapa hari, jadi kami khawatir. Bisa bertemu dengan nya?"

Suara lembut Sowon cukup membuat yang lain kaget. Eunha tidak pernah tau kalau gadis itu akan sangat perhatian dan lembut.

Lelaki itu sekali lagi berbalik ke belakang, mengangguk, lalu membukakan pintu masuk lebih besar, mempersilahkan keempatnya masuk.

Lee Seokmin yang tersenyum hanya mengangguk dan mulai berjalan masuk. Meninggalkan ketiga gadis itu yang masih enggan menggerakkan kaki nya, menatap guru nya yang perlahan di lahap si rumah besar.

"Kalian tidak ikut?" Sapanya menatap ke gadis-gadis yang masih betah berdiri.

"Dia akan mati kalau sendiri," kata Yuju yang lalu menarik kedua teman nya masuk, menyusul guru gila nya.

Duduk di ruang tamu yang besar nan megah. Guci pajangan yang memberikan aksen China hingga kursi ukiran yang Sowon sendiri yakin bahwa ini baru pertama kali ia melihat barang sejenis ini, membuat nya betah berdiri sembari melihat-lihat.

Eunha yang ketakutan hanya mampu duduk tegak. Ia tidak pernah tahu pelajaran table manner  yang ia ambil tahun lalu akan berguna di situasi seperti ini.

Sedangkan Seokmin, hanya menatap Yuju yang sedang memainkan kukunya. Yang merasa ditatap pun melihat kembali.

Namun Seokmin hanya mengedipkan sebelah matanya.

Bercanda ya????

5 menit berlalu, terdengarlah suara bakiak khas China dari tangga timur yang menyita perhatian. Membuat keempat manusia itu berdiri dan membungkuk hormat.

✔Yes, Sir! [LSM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang