"Selamat datang, nona muda,"
Gadis itu hanya tersenyum. Memberikan kembali tundukan yang ia dapat, sebagai tanda sopan bahwa bukan derajatlah yang ia pandang, melainkan usia yang terpaut.
"Bagaimana keadaan kalian? Baik-baik saja?"
"Kami semua sehat, nona,"
Eunha hanya mengangguk. "Aku ke kamar ku dulu."
"Baik nona,"
Para pelayan tau bahwa nona nya merupakan orang baik yang memerlukan seseorang untuk berbagi keluh kesah. Namun mereka juga sadar kalau derajat mereka kurang pantas untuk disejajarkan dengan nona nya itu.
Gadis itu cenderung menyembunyikan segala sesuatu dibalik senyuman manis nya.
Kembali ke kamarnya sendiri setelah beberapa lama diam di hotel membuatnya merasa nyaman. Namun sesuatu yang bertengger di tempat tidur nya membuatnya cukup terkejut.
Bagaimana bisa setangkai bunga mawar merah berada disana?
Gadis itu keluar, hendak mencari bibi andalan nya dan bertanya soal itu. "Bi, kenapa ada mawar di kamar ku?"
"Sudah beberapa hari sejak nona ke China sebuah mawar merah diletakkan di depan pintu, menuliskan nama nona. Kami tidak tahu kapan nona akan pulang, jadi setiap hari juga kami menggantinya dengan yang baru,"
"Setiap hari mawar nya datang?" bibi itu mengangguk.
"Apa nona keberatan? Mawar nya mau dibuang saja?"
"Aniyo, tidak apa-apa. Apa bibi tahu siapa yang berikan bunga nya?"
"Dihari pertama mawar nya datang dengan inisial LJH, bibi tidak kenal orang nya,"
Mata Eunha membesar. "L- apa?"
.
.
.Sehari sebelum nya.
"Jadi, Yuju sudah beritahu saya soal Eunha. Kalian ingin menolong nya? Seperti Umji waktu itu?"
Guru itu masih menilai kertas kuis tadi pagi.
Dengan semangat Umji dan Yuju mengangguk keras. "Aku hanya ikutan saja," kata Sowon sambil melipat tangannya.
"Sudah punya rencana?" sebuah kalimat yang berhasil membuat Sowon terduduk tegak di posisinya.
"Nah, kami butuh sedikit bantuan anda disisi ini. Rencana nya kami akan buat seakan-akan pak Lee- maksudku pak Jihoon itu sudah lama menyukai Eunha. Lalu dia patah hati karna tahu kalau Eunha akan dinikahkan dengan orang lain,"
"Apa pak Jihoon sudah punya kekasih?" tanya Yuju yang membuat guru itu berfikir.
"Berdasarkan informasi pak Kwon, dia masih sendiri. Akan ku tanyakan sekali lagi. Tapi tahu kan, mengajaknya kerja sama itu susah, kalau kau bilang akan memberikan semua harta ayah Sowon pun dia belum tentu mau,"
Umji mengangguk. "Kami tahu, maka dari itu kami minta bantuan bapak. Bujuklah dia untuk kami, ya?"
"Sebenarnya lebih mempan si harimau, tapi ya sudahlah. Kalau memang dia terbujuk apa yang akan kalian lakukan? Sudah dipikirkan kesana?"
"Belum. Waktu itu saat selamatkan Umji sepertinya bapak tidak banyak berencana," kata Sowon yang membuat Yuju berfikir.
Seperti nya yang ini adalah pak Dokyeom, sedangkan seseorang yang pergi dengan mereka ke rumah Umji adalah pak Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Yes, Sir! [LSM]
Romance"Isi janji siswa nomor dua?" "Setia dan taat terhadap nasehat guru dan orang tua, peraturan dan tata tertib sekolah." "Jadi kalau saya suruh kamu buat ninggalin saya, ingat janji siswa nomor dua."