"Wah..."
"Serius?"
"Tidak bisa dipercaya,"
Sejak kepindahan Seokmin ke Swiss dan panggilan guru Lee Seokmin menjadi Lee Dokyeom, keempat nya pun semakin dekat, menurut Umji, mereka sudah bisa disebut tahap best friend.
Entah ke tempat karoke bersama, minum teh dengan ibunya Eunha, membuat kimchi dengan nenek nya Umji, kadang belanja menggunakan uang nya Sowon, makan makanan enak dengan uang Eunha, Yuju hanya ikut kemana mereka pergi.
Tapi kali ini tempat yang akan mereka kunjungi benar-benar, jauh dari dugaan mereka semua. Bahkan Eunha sekalipun.
"Coba ulang, mau kemana?"
"Tunggu, aku harus menggunakan otak ku untuk mendengar,"
"Mendengar itu pakai telinga, lagipula kan kau tidak punya otak," kesal Sowon.
"Kenapa memangnya, jangan dibesar-besarkan. Cuma perayaan biasa kok,"
"Tapi tidak biasa dengan kami,"
"Eunha saja bilang begitu, gimana dengan ku?" ucap Yuju lemas.
"Pokoknya undangannya akan ku kirim online saja ya," kata Sowon lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Perayaan apa tadi katanya? Kita harus membeli sesuatu tidak?"
"Tidak usah beli yang aneh-aneh, pokoknya muncul saja. Pak tua itu sudah punya semua yang bisa dibayangkan dihidupnya," ujar Sowon.
Sebenarnya ia disuruh membawa beberapa teman nya, paman nya hampir mengundang seisi kelas hanya untuk merayakan ulang tahun ayahnya.
Padahal yang ulang tahun itu ayahnya, akan lebih masuk akal kalau Sowon yang ulang tahun lalu mengundang sekelasnya kan?
"Memang nya biasa ya merayakan ulang tahun orang tua begitu? Ayahku sih tidak suka, katanya sepertinya merayakan agar ayahku cepat meninggal," ujar Umji sambil mengangkat bahu nya.
"Ibu ku suka," tambah Eunha, "Katanya bisa bertemu banyak orang, mungkin ayah Sowon juga berfikir begitu."
"Ah, satu lagi," kata Sowon tiba-tiba ingat sesuatu yang penting.
"Bawa pasangan."
Seketika semuanya diam mencerna.
"Woi, menghina ya?" sarkas Umji.
Eunha yang kelihatannya sudah mengerti langsung mengangguk. Kalau dia, seharusnya gampang, Jihoon kan guru paling bucin yang ada, dia tidak akan menolak.
"Lagi pula semua guru diundang, kalian tinggal pilih saja. Yuju kalau tidak mau dengan pak Dokyeom masih ada pak Soonyoung, atau pak Jun,"
Sedangkan Umji yang sejak tadi sudah mengerti masih memutar otaknya. Dia tidak suka yang seperti ini.
Siapa yang akan dia ajak? Guru mana?
Kenapa sepertinya memilih pasangan untuk pergi ke perayaan ulang tahun ayah Sowon lebih susah daripada memilih pasangan untuk prom night? Apalagi pilihan hanya sebatas guru disekolah mereka.
Memang nya tidak apa pasangan ke pesta seorang guru?
Memang nya kenapa dengan guru?
Kan rasanya seperti pacaran.
Pacaran dengan guru kan tidak dosa.
"Umji bagaimana?" tanya Yuju yang sedikit merasa ikut kebingungan.
Dia tidak tahu apakah akan mengajak pak Lee atau tidak. Tentu saja Lee yang Lee Dokyeom, tapi...dia masih harus mempertimbangkan semua nya kan?
"Umji special, sudah ku pilihkan 1 untuk anak itu, supaya tidak buat malu seperti kemarin," ucap Sowon sambil berdiri yang membuat teman nya juga ikut berdiri, mengikuti nya dari belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Yes, Sir! [LSM]
Romance"Isi janji siswa nomor dua?" "Setia dan taat terhadap nasehat guru dan orang tua, peraturan dan tata tertib sekolah." "Jadi kalau saya suruh kamu buat ninggalin saya, ingat janji siswa nomor dua."