VIII

284 46 3
                                        

"Benar tidak mau beritahu?"

"Heh, aku mempertaruhkan nyawa ku demi mencuri guci sampah itu dan kalian tidak berencana mengatakan apapun?"

Dia yang hampir mati dikejar ayahnya sendiri sampai pusat kota merasa kesal karena teman busuknya yang tidak berminat menceritakan apapun soal kejadian semalam.

"Jangan tanyakan sampai dia yang bilang sendiri. Kalau pun dia ada cerita cukup didengar saja," ujar Sowon yang masih diberikan tatapan aneh dan wajah cemberut dari Yuju dan Umji.

"Aku tidak mengerti kenapa kita tidak boleh beritahu," kata Yuju. Sowom menyuruh mereka merahasiakan perencanaan yang sudah dilakukan dari Eunha. Ia tidak ingin gadis munggil itu merasa terbebani dengan tindakan yang mereka lakukan.

"Bukan tidak boleh. Untuk apa berbuat kebaikan kalau untuk ditunjukkan pada orang lain? Berharap ibu nya menjadikan mu menantu nya? Sadarlah, anak nya adalah seorang gadis seumuran kita," sambung Sowon yang menerina decihan dari Umji.

"Anak nya datang," kata Umji yang membuat mereka bertiga menatap ke arah pintu kelas.

"Annyeong!" kata nya ceria, seperti biasa, menatap ke arah temannya yang lain.

"Kemana saja kau? Tidak merindukan kami?" kata Yuju yang membuat Sowon sedikit mengulas senyum nya, masih berniat mengikuti rencananya.

"Aku ke China, menemui seseorang," mulai nya yang lalu berlanjut menceritakan semua hal dengan antusias tanpa perlu mereka tanya.

Mulai dari dirinya yang mendadak diberikan koper dan tiket oleh ayahnya hingga disuruh menunggu seseorang didalam kamar hotel sendirian yang untung nya seseorang itu tidak jadi menghampirinya.

Dalam hati Sowon sudah mengutuk, bagaimana kalau Eunha kemudian di sentuh sembarangan dan terjadi sesuatu yang buruk?

Ayah nya yang memang jahat dan setega itu memberikan putri nya demi sebuah pangkat atau Eunha yang terlalu bodoh untuk menyadari semua nya?

Bukan hanya Sowon, dua gadis lain yang sedari tadi hanya mendengar pun enggan membayangkan apa saja yang akan terjadi pada gadis munggil itu.

"Lalu, aku masih tidak mengerti bagaimana ibu ku mengenal pak Lee, maksudku pak Lee Jihoon,"

Bagian yang sangat ditunggu oleh ketiga manusia itu tapi si gadis berambut sebahu malah menutup cerita nya disana.

"Lalu? Apa? Kenapa berhenti?" kata Umji frustasi.

Walau ia bukan tipikal yang memusingkan hubungan romansa orang lain, setidaknya ia cukup peduli kepada teman nya untuk mengetahui hal itu.

"Aku dijodohkan dengan dia," kata nya sambil berbisik yang menimbulkan kekehan kecil di akhir. Dia masih imut seperti sebelum nya.

"Kami sudah tahu," kata Sowon dengan sombong.

Tapi jangan beritahu? Kenapa diberitahu? Batin Yuju dan Umji bersamaan.

"Kenapa tau?" Kata Eunha bingung.

"Paman ku yang merekomendasikannya kepada ibu mu. Tau kan, Lee Jihoon itu tidak tertarik dengan wanita, terus dia juga salah satu anak asuh paman ku yang paling disayangi. Paman ku juga tidak ingin dia bersama orang yang salah."

"Terus kenapa Eunha? Kenapa bukan kau saja?" Sepertinya Yuju juga mulai mengikuti perannya, merasa Sowon pandai sekali berbohong, dia jadi ingin tahu lebih banyak lagi.

"Aku tidak akan mau. Dia itu pendek," katanya sarkas. Bukan hanya Eunha, sekarang Umji juga merasa tersinggung.

"Bagaimana dengan ku?"

✔Yes, Sir! [LSM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang