V

389 69 9
                                    

"Bisa ikut saya ke ruangan sebentar?"

Setelah sehari tidak mengajar biologi, guru matematika itu kembali. Sangat sehat jika harus didefinisikan ia tidak hadir karna sakit semalam.

Yuju yang mengikuti nya terus bertanya-tanya dikepala. Seperti nya ia sudah mulai tertarik dengan pak Lee, entah sebagai guru matematika atau guru biologi.

Terima kasih kepada teman-temannya.

"Ada yang bisa saya bantu?" katanya setelah guru itu duduk di kursi nya.

"Karna kemarin saya tidak hadir, tolong fotokopi kan ini untuk teman sekelas mu, katanya memberikan Yuju beberapa lembar kertas.

"Uang kas masih cukup?"

"Seharusnya masih,"

Guru itu mengangguk. Memutuskan percakapan mereka yang ingin Yuju lanjutkan, entah dengan topik apapun. Ia malah sudah melupakan acara pernikahan pak Jeon dan ingin menanyakan kondisi nya.

"Ada lagi yang ingin kau katakan?" tanya nya setelah melihat Yuju yang tak kunjung kembali ke kelas nya. "Atau ingin menanyakan sesuatu?"

Kedua insan itu saling menatap cukup lama hingga Yuju menghela nafas nya. "Bapak kemarin sakit?"

Seokmin yang mendengar itu cukup terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan. Tak mengira kalau seroang murid seperti Yuju akan menayakan hal semacam itu.

"Benar," katanya lalu berdehem.

"Lalu apa bapak sudah merasa lebih baik?"

Lelaki itu menatap nya, lalu kemudian mengangguk.

"Mungkin besok aku tidak akan hadir kembali, aku harus pergi ke suatu tempat memastikan sesuatu," katanya yang kemudian memberikan Yuju beberapa lembar kertas lagi.

"Aku kira itu saja?"

"Itu-"

Seokmin kembali memberikan perhatiannya. "Ajakan waktu itu," kata Yuju yang mendadak berhenti lalu mengigit pipi dalam nya.

"Saya terima ajakan nya,"

Seokmin menatap nya bingung.

"Maaf, mungkin aku lupa, tapi ajakan apa?"

"Pesta pernikahan pak Jeon, saya akan temani anda pergi,"

Lelaki itu menghela nafas nya lalu mengangguk, "Baiklah, terima kasih," katanya yang berhasil membuat Yuju bahagia hanya dengan senyuman simpul sederhana itu.

"Kalau begitu saya permisi."

.
.
.

"Bagaimana?"

Yuju mengangguk.

"Apanya yang-" sambung Eunha dengan anggukan yang sama.

"Aku sudah bilang. Dan sepertinya aku tidak akan menyesal," katanya bangga lalu menerima sebuah jempol dari Umji.

"Sudah pikirkan akan pakai baju apa?"

Sebuah kalimat dari Sowon yang mampu melunturkan setiap senyuman teman nya, seperti biasa nya, Sowon yang selalu menamparkan realita pada teman nya. Bermimpi dalam ekspektasi tidak terlalu baik kata Sowon.

"Kau punya gaun kan?" tanya Eunha penuh harap kalau gadis itu akan tersenyum dan bilang tentu saja dengan semangat.

Namun fakta nya gadis itu sama sekali tidak bergeming.

✔Yes, Sir! [LSM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang