Langit mulai merubah warnanya saat mentari mulai menyembunyikan sinarnya di ufuk barat, perlahan tapi pasti waktu terus berjalan tanpa henti, sudah beberapa jam setelah perubahan warna langit yang terjadi, beberapa jam yang kuhabiskan untuk melihat gambar-gambar yang telah kuambil dengan kamera ponsel cerdasku. Lelah dengan gambar-gambar itu, kuletakkan ponsel yang ada di genggamanku itu di atas meja. Kualihkan pandanganku pada benda kecil di sampingnya.
kulihat jarum yang menunjukkan angka pada jam weker di meja sebelah tempat tidurku, jarum pendek di angka 9 dan jarum panjang di angka 6 serta jarum tipis yang selalu berputar.
Kulihat ke luar jendela yang terpampang warna langit yang menggelap namun tidak berpengaruh terhadap suasana kota yang masih terang oleh lampu-lampu malam yang berbaris di sepanjang jalan kota ini.
Sudah lewat dari jam tidurku yang biasanya kumulai saat pukul 9 malam, "huh..jadi insomnia" gumamku sambil mengacak-acak rambutku. Bukan tanpa sebab aku mendadak menjadi insomnia, kejadian aneh serta orang-orang (pemuda aneh dan sesosok pemuda yang mengaku nyawa bambu) yang kulihat hari ini tidak lain adalah penyebab penyakit insomnia yang kualami saat ini. kejadian yang seolah-olah mondar-mandir dihadapanku membuat mentalku terusik.
****
Kejadian setelah keluar dari hutan bambu.
Natha tiba-tiba menarik tanganku dan memberikan ponselnya pada ku, "gue minta nomer loe, kali aja nanti loe mau hubungin gue. Soalnya gue ga hafal nomer gue" ucap natha sambil melirik kearah ponsel yang dia berikan.
"apakah ini penting?" ucapku dengan tatapan mengintrogasi
" iya ! " jawab natha singkat
"baiklah.." jawabku sambil menekan gambar angka- angka yang muncul di layar ponsel itu.
gerobak yang bertuliskan ES DOGER yang tengah didorong oleh abang-abang di seberang menarik minatku. Rasa kering di tenggorokanku yang sedari tadi seperti membakar tenggorokanku membuat kakiku seketika langsung berlari menghampiri abang doger yang berhenti di bawah pohon rindang di seberang sana. Aku langsung memesan 1 porsi es doger dengan toping yang koplit, dengan tape, ketan hitam, mutiara, roti tawar dan susu kental manis sebagai pelengkap aku langsung menyantapnya dengan semangat.
Kulihat natha yang ikut memesan 1 porsi es yang sama dengan yang aku pesan. "Ya cuaca yang terik seperti saat ini memang paling cocok bila makan es" gumamku dalam hati
Usai melahap isi es yang ada di mangkuk mini itu, aku langsung membayar dan beranjak pergi dari tempat itu, baru beberapa langkah pergi dari tempat itu, kulihat natha beranjak dari duduknya, membayar dan ikut melangkah pergi dari tempat itu.
Entah mengapa sekarang natha berjalan di belakangku, terpaut beberapa langkah. ku lirik dia yang terus berada di belakangku serta terus membisikan pada diri sendiri bahwa dia hanya kebetulan jalan di belakangku karena ini jalur satu arah.
Setelah beberapa meter berjalan aku bertemu dengan persimpangan, kuambil jalur ke kiri berharap natha tidak mengikutiku, namun alih-alih melihat memilih jalur yang berbeda dia justru mengambil jalur yang sama denganku, kupercepat langkah kakiku, sembari melirik kearah belakang, namun pemuda itu juga ikut mempercepat langkahnya.
Merasa ada yang tidak beres akupun berlari sekencang-kencangnya tak peduli dengan banyaknya mata yang melirikku saat aku berlari, kupercepat lariku saat kudapati di belakang natha juga ikut berlari kearahku, adegan kejar-kejaranpun dimulai. Mulai dari melewati taman bunga, museum geologi, hingga kembali ke tempat dengan banyak pohon-pohon besar.
Langkahku mulai melambat, kaki ku mulai tak mau diajak untuk bergerak serta nafasku yang mulai menipis memaksaku untuk berhenti, dan memilih jalan terakhir yaitu teriak minta tolong.
Baru saja aku menarik nafas untuk berteriak meminta tolong pada orang yang berkeliaran disini, namun tangan lebar dari seorang pemuda sudah menarikku serta membekap mulutku. Kucoba melepaskan tangan yang membekap mulut serta melingkari pinggangku ini, namun sia-sia. Kaki yang lemas akibat berlari jauh serta nafas yang mulai menipis membuatku tak bisa melepaskan tangan pemuda ini.
"diem....dulu lo !!" ucap natha yang juga berusaha mengumpulkan oksigen dalam paru-parunya. Aku yang sudah kehilangan tenagaku akhirnya pasrah dan menurut pada ucapannya.
" gue bakal lepasin lo, asal lo dengerin dulu penjelasan gue dan gak kabur lagi dari gue." Sambung natha yang hanya kubalas dengan anggukkan kepala.
Akhirnya natha melepaskan tangan yang sedari tadi membekap ruang nafasku serta ruang gerakku. Natha merubah posisinya hingga kami saling berhadapan, sambil terus memegangi pundakku natha bertanya padaku.
"eh lo kenapa lari?" ucap natha membuka pertanyaan.
" siapa yang gak takut coba, kalo diikutin sama orang yang baru dikenal !!" jawabku jujur
"eh yang salah disini tuh elo pinter !! kenapa lo bawa lari handphone gue?!" ucap natha kesal
"apa.... handphone?!!" tanyaku bingung, dan dibalas dengan lirikkan mata natha ke arah saku almamater yang kugunakan. Saat ku raba dalam saku almamater yang kugunakan pipiku langsung memerah malu, ku keluarkan ponsel yang ada di dalam saku milikku, sambil mengucapkkan kata-kata untuk menutupi rasa malu yang saat ini sedang kurasakan.
"kenapa tadi anda nggak bilang aja, dari pada main kejar-kejaran?!" tanyaku sambil mengembalikkan ponsel milik natha
" ya kaleee gue bakal teriakin lo buat ngembaliin hape gue?! Yang ada lo bakalan malu di tempat umum !" jawab natha dengan wajah malasnya.
"lagian salah siapa ngasih hape ke saya ! tau saya pikun !" jawabku tidak mau disalahkan.
" hadeh... siapa juga yang tau lo itu pikun nenek !! udah sekarang lo traktir gue minum, gue haus ! tadi es gue belom habis udah keburu ngejar elo !!!" tungkas natha untuk mengakhiri perdebatan ini.
" ini uangnya, buat beli air putih aja tapi ! nanti saya ga bisa pulang ! sekalian beliin 1 buat saya, saya capek. Kan kamu cowok" ucapku sambil menyodorkan lembar terakhir yang ada di dompetku.
Pemuda itu hanya mendengus kesal, namun tetap pergi untuk membelikan minuman yang aku pesan.
Bersambung.....
Terimakasih buat yg udah mau baca cerita gaje ini.
Btw sebenernya hari ini saya lagi galau karna lappi saya tiba-tiba mati T_T
Saya harap kedepannya masih bisa up walau ga tau kapan pastinya
Sekali lagi makasih ya buat readers :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Reipring
FantasyManusia, Hewan, dan Tumbuhan. Tiga makhluk yang hidup di bumi ini dan dikatakan memiliki nyawa. Entah hanya kebetulan atau takdir yang menjeratku dalam semua ini. Tugas RPL (Riset Penelitian Lapangan ) semacam tugas akhir seperti untuk menulis skrip...