Chapter 9

22 0 0
                                    


Entah karena sebab apa aku memutuskan untuk menerima tawaran yang diberikan oleh rendra, ya apalagi kalo bukan melakukan perjalan waktu menuju masa lalu untuk mengetahui lebih dalam tentang tumbuhan yang bernama bambu ini.

tapi bukan itu yang sekarang mengganggu pikiranku, bukan karena aku harus pergi ke masalalu yang bahkan mungkin tak kukenali, melainkan karena ada orang asing yang baru kukenal dan baru beberapa kali bertemu dengannya ikut pergi dengan ku, ya pemuda itu adalah natha.

Dalam perjalanan menyusuri hutan ini, aku terus memberikan tatapan tak suka pada pemuda itu, ku pandangi natha dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan sinisku.

Sadar akan tatapan tak mengenakkan dariku natha akhirnya berhenti berjalan dan mulai berbicara.

“ KENAPA…?!!” ucapnya sambil melontarkan tatapan dingin kepada ku.

“ kenapa kamu bersikeras mengikuti saya ? bukankah tadi saya sudah berkata saya tidak butuh teman ?!!” jawabku yang kini ikut berhenti berjalan.

“ Loe… itu…. ya !!! bukannya makasih udah ditemenin !! Loe pikir loe apaan ? kenapa suka banget sendirian !!!” balas natha dengan nada yang terdengar seperti tertahan.

“ karna hal itu sudah jadi kebiasaan…., dan saya merasa tidak nyaman bila ada orang yang berada di samping saya terutama orang itu adalah orang yang baru saya kenal.”
Jawabku dengan nada wajah datar dan langsung kembali berjalan.

Kudengar decahan kesal dari pemuda yang entah kenapa masih tetap mengikutiku dari belakang meski tindakanku sangat menyebalkan.

*****
Kejadian Dua jam sebelum keberangkatan menuju masa lalu

Rendra tiba-tiba saja terdiam, dan beberapa saat kemudian dia menatapku sambil mengatakan hal yang membuatku sedikit merasa ngeri, sejujurnya masih merasa takut berbicara dengan makhluk ini, yang tidak kuketahui asal-usulnya dengan pasti.

“ sebenarnya selain menayakan mengenai pertanyaan yang ada di list yang kamu buat itu, apa tujuanmu datang ke sini?” ucap rendra dengan tatapan datar

“ entahlah sebenarnya saya masih penasaran, dan bila anda berkenan, saya ingin meminta ijin menulis artikel mengenai koloni anda dalam tugas penulisan saya”
jawabku dengan jujur, takut kalau-kalau dia bisa membaca pikiranku apabila aku berbohong.

Mendengar jawabanku dia hanya memejamkan mata dan diam, kemudian beberapa saat kemudian, entah apa yang membuatnya mengizinkanku melakukan penulisan terhadap sesama makhluk seperti dia.

“ baiklah jika itu tujuanmu, tapi maaf jika informasi yang ingin kamu cari itu adalah melalui saya, saya tidak memiliki banyak informasi.
Namun jika kamu benar-benar ingin mengetahui tentang kami, saya akan membantumu.”
Ucap rendra yang justru membuatku mengeluarkan ekspresi bodoh

“ maaf saya kurang paham apa maksud anda? Bisa anda jelaskan lebih detail?” ucapku dengan ragu-ragu.

“ saya menawarkan pada nona untuk melakukan perjalanan waktu, untuk dapat mengetahui sejarah dari kaum kami.
Ini adalah tawaran yang cukup bagus untuk penulisan anda, namun sama halnya dengan hasil yang sangat baik yang akan anda dapatkan, dalam perjalanan ini bukan berarti perjalanan ini tanpa resiko.
Ini semua tergantung pada pilihan anda.”
Ucap Renda menjelaskan kepada ku sambil berjalan menuju lengkungan pohon bambu yang ada di depan sana layaknya singgasananya.

Mendengar penjelasan dari rendra tiba-tiba membuat pelipisku terasa berdenyut, sambil memejamkan mata, aku memijat pelipisku dengan satu tangan.

Berharap mendapatkan rasa relax yang akan menjernihkanku dalam mengambil keputusan.

Kupandangi buku catatanku dan beralih pada rendra yang saat ini sedang duduk dengan anggunnya pada pohon itu.

Huuuh… matipun sepertinya ga akan ada yang nangis, ya kecuali orang tuaku. Lagipula aku benar-benar ga ada inspirasi buat nulis apapun !!  
ucapku dalam hati dan langsung menerima tawaran yang diberikan oleh rendra.

“ baik rendra, aku butuh bantuanmu untuk tugas penulisanku itu. aku terima tawaran yang kamu berikan” ucapku dengan penuh semangat yang sangat kontras dengan keadaan hatiku saat ini.

“ baiklah, saya akan membantumu. apakah anda butuh pengawal nona ?”
ucap rendra yang entah mengapa terdengar mengejek ku saat ini.

“ tidak….terimakasih, saya bisa melakukannya sendiri” jawabku tegas.

“ Gue ikut…” ucap Natha yang tiba-tiba bicara, entah karena apa pemuda yang sedari tadi hanya jadi pendengar kini bersuara.

“ tidak perlu ! saya tidak butuh teman.” ucapku berusaha menolak tawaran pemuda itu.

“ Oke fix, kalo gitu gue ikut sama dia Ren !!! ” jawabnya yang kini justru mengacuhkan penolakkanku.

“ Baiklah kalau begitu, Nona anda akan ditemani oleh natha. Oh iya nona saya akan menjelaskan mengenai berapa lama Tour ini akan berlangsung dan apa saja yang harus kamu lakukan jadi tolong di catat. Karena saya hanya bisa membantu sampai sini saja.” ucapnya dan kemudian langsung menjelaskan perihal apa saja yang harus aku lakukan.

Setelah beberapa menit aku mencatat, akhirnya rendra mengajakku menuju lengkungan dari pohon-pohon itu yang kini Nampak seperti pintu gerbang.

setelah rendra menyuruhku menuggu sebentar dan kemudian di sisi samping gerbang itu rendra Nampak seperti merapalkan beberapa mantra yang kemudian meyuguhkan pemandangan gerbang yang kini dipenuhi dengan warna senja.

Setelah pemandangan itu muncul rendra memanggilku dan natha untuk segera berjalan ke dalam gerbang itu.

sambil tersenyum dia memberikan benda dalam balutan kain putih dan berkata padaku untuk berhati-hati.

Dengan membalas senyum aku mengucapkan terimakasih pada rendra dan masuk ke dalam gerbang itu.

*****
Waktu saat ini (masa lalu)

Sudah beberapa jam kami menyusuri jalan setapak dengan pemandangan yang di dominasi oleh pepohan tinggi layaknya sebuah hutan.
Dalam perjalanan  entah karena apa natha tiba-tiba saja memekik terkejut, dengan mata membelalak dia menepuk jidatnya sambil bergumam entah apa itu.
sesaat kemudian dia menarikku menuju pohon rindang dan menyuruhku untuk bersembunyi disana.

“ Loe diem aja dulu disini! Jangan kemana-mana !!! kalo ada orang cepet ngumpet jangan sampe ketauan. Gue bakal segera balik !!”
perintah natha dengan wajah tegasnya.

“EH…!!!! KENA….PA….?”
belum selesai aku berbicara natha sudah berlari, melesat dari tempat ini dan dengan cepat wujud dari pemuda itu sudah menjauh dari tempat ini.

Bersambung………..

ReipringTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang