4 years later
" Appa " Suara anak perempuan itu memecah lamunan seorang Namja di ruangan kerjanya.
" Ne? Ada apa sayang? "
" Appa, apa Appa tidak lelah selalu berada disini? "
" Bagaimana bisa Appa lelah, kalau putri Appa setiap harinya selalu mengunjungi Appa, Hmm " Senyum itu. Senyum yang Park Jimin perlihatkan saat mengetahui fakta dirinya mandul.
" Appa, apakah Appa akan lama saat di London nanti? "
" Park Minji sayang, Appa hanya akan bekerja, memangnya kenapa kalau Appa berlama-lama disana? Minji akan menyusul Appa? "
" Appa! Kata Hansol, di London itu banyak wanita cantiknya. " gadis kecil itu duduk di pangkuan sang Ayah.
" Lalu? "
" Minji takut jika nanti Appa bertemu dengan wanita cantik disana,Appa akan melupakan Eomma dan juga Minji "
" Astaga! Siapa yang mengajarimu berpikiran begitu eoh? " Jimin sedikit terkekeh mendengar penuturan sang anak
Ceklekk
" Oppa "
…………………§
" Terimakasih, kau gadis yang baik " Ucap seorang nenek tua kepada Seulgi. Ini memang London, tapi hatinya masih baik dan juga peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Buktinya, gadis itu baru saja membantu nenek nenek yang tengah kesusahan menyeberang jalan.
" Yee Maam, kalau begitu aku permisi Nyonya "
" Thankyou " lagi-lagi nenek itu berteriak dan melambaikan tangannya. Seulgi senang akan hal itu, hingga tanpa sengaja ia menabrak seseorang.
" Astaga! i'm so Sorry "
" Noona " lirih seseorang di depan Seulgi
Seulgi segera menjauh, berlari menghindari Jihoon yang masih berteriak dan memanggil namanya.
" Noona " Jihoon berhasil menarik tangan Seulgi, dengan nafas terengah kedua manusia itu duduk di pinggir jalan.
" Annyeong Noona-ya, Bagaimana kabarmu? Apa-"
" Hmm "
" Noona, kenapa kau-"
Drrttt Drrttt
Baekkie 🐒 Is Calling 📲📲
" Yeoboseyo Baek? "
"... "
" Iya iya, sebentar lagi aku pulang. Hmm, tunggu sebentar ne "
" …"
" Saranghae "
Ucap Seulgi kemudian menutup panggilan itu.
" Maafkan aku Jihoon-ssi, geundae aku harus segera pulang. Aku masih ada urusan. Selamat Malam "
" Kenapa kau pergi noona? "
Seulgi sempat menghentikan langkahnya. Namun sebentar, karena setelahnya. Semua masih terputar dalam ingatan dan perasaannya.
" Aku harus menghubunginya " Jihoon mengambil ponsel miliknya
" Yee! Tersambung "
Sekitar 2 menit kemudian panggilan itu pun berhasil diangkat oleh sang penerima telepon.
" Hyung "
" Ada apa? Kau mau apa lagi? Uang lagi? Kenapa kau sel-"
" Tadi aku bertemu dengan Seulgi noona "
" MWO?! Kau pasti bercanda Jihoon-ah. Mungkin kau salah lihat "
" Maaf hyung, tapi dia memang Seulgi Noona. Bahkan aku juga berbicara dengannya "
" Apa yang kalian bicarakan? "
" Hanya sedikit, kemudian dia mendapatkan telphon dari temannya yang bernama Baekhyun waktu itu "
" Berikan aku alamatnya "
" Aku tidak tau alamatnya, aku hanya kebetulan bertemu di jalan "
" Jihoon-ah, beberapa hari lagi aku akan kesana. Beritahu aku jika kau bertemu dengannya lagi "
" Hmm "
Sambungan itu terputus, menyisakan Park Jimin dengan 1000 harapannya. Pria itu mengambil telphon dan menghubungi seseorang.
" Jeon Jungkook, percepat acara kita ke London! "
" Tapi presdir, kita akan mel-"
" Kau juga butuh liburan bukan? "
" Ne Presdir, akan saya atur ulang jadwal anda ke London "
" Gomawo "
………
" Baekhyun-ah "
" Hmm "
" Kapan kau akan mengadakan rapat bersama dengan Perusahaan Ji dari Seoul itu?" Gadis itu mendudukkan diri disamping Baekhyun
" Sebenarnya 1 minggu kedepan, tapi CEO perusahaan itu menginginkan agar pertemuan itu dipercepat menjadi lusa. Wae? Kau gugup ? "
" Hmm "
" Gwenchana, kau bisa duduk di dekatku kan? Kita akan saling memberi kekuatan sperti dalam Power Ranger, hehehe "
" Aishh, aku gugup kau malah tertawa. Menyebalkan! "
Gadis itu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah Kamar
" Aku mau tidur tuan Byun! Persiapkan dirimu untuk menghadiri rapat lusa! "" Ne, Eomma "
" Yakk! Awas kau Byun! "
Dan suara tawa mendominasi setelahnya.
Ada yang tau bakal gimana?
Kalo udah tau berarti ngga usah dilanjut ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Divide ( Park Jimin)
FanfictionJimin hanya bisa pasrah melihat keadaannya yang sekarang . . Memilih salah satu diantara kedua Wanitanya. . . Seulgi yang ia cintai atau Hana yang mengandung buah hatinya?