Divide 15

476 44 1
                                    

Seulgi duduk di meja makan, menunggu Baekhyun tentunya.

" Menungguku? "

" Tidak, aku menunggu suamiku " Jawab Seulgi ketus

" Omoo! Apa ini? Kau menunggu suamimu? Aishh, Maafkan suamimu ini Hmm "

" Memangnya kau suamiku? "

" Bukan "

" Lalu kenapa kau-"

" Tapi aku calon suamimu " Jawaban Baekhyun membuat pipi Seulgi memerah

" Aishh, ayo makan! Nanti bisa-bisa CEO perusahaan itu marah karena menunggumu terlalu lama " Seulgi

" Hey, kenapa kau sangat ingin menghadiri rapat itu? Tidak biasanya kau begini? "

Iya. Kalau dipikir-pikir lagi kenapa Seulgi sangat ingin segera mengikuti rapat tersebut?

" Ahh, Molla. Hanya ingin saja " Jawab Seulgi enteng

Seusai makan, Seulgi dan Baekhyun langsung memasuki mobil dan berangkat menuju ke Kantor.

………

Jimin memasuki Ruang Rapat Byun Corp. dengan perasaan yang bahagia. Rasanya berputar,ahh tidak mungkin bersatu ribu miliar juta triliun kupu-kupu beterbangan di dadanya.

.
.
.

Ceklekk

Seulgi terkejut saat melihat Jimin berada di ruang rapat. Pria itu tersenyum kearahnya, mau tidak mau wanita Kang itupun membalas senyuman ya meskipun sangat tipis. Baekhyun yang menyadari hal itu segera memeluk pinggang ramping Seulgi, hal itu pun menarik perhatian beberapa orang yang ada disana.

" Oppa Aishh " Seulgi menoleh kearah Baekhyun lalu tersenyum

" Jangan lupakan aku Hmm "

Seulgi tersenyum, " Aku bersamamu Oppa "

Rapat berjalan dengan lancar, Baekhyun dan Seulgi pun menyimak dengan baik rapat kali ini. Berbeda dengan Jimin, pria itu masih menatap Seulgi lekat.

" Saya rasa rapat cukup sampai disini dulu. Rapat akan kita lanjutkan menurut agenda kita selanjutnya "

Semua berangsur meninggalkan ruang rapat. Tidak terkecuali Seulgi dan Baekhyun.

Drrrtttt

" Ponselmu bunyi? " Seulgi menoleh kearah Baekhyun

" Sepertinya iya "

Baekhyun mengangkat telepon dan kembali kearah Seulgi.

" Seulgi-ya, mianhae tapi Appaku ingin menemuiku. Apa kau berani pulang sendiri? Atau kau pulang menunggu Hon Ahjussi untuk menjemputmu? "

" Tidak usah baek, aku bisa pulang sendiri. Lagipula aku juga ingin mampir ke sebuah tempat terlebih dahulu "

" Kau yakin? "

" Hmm, pergilah! Kasihan Appamu menunggu "

" Hati-hati Hmm? "

" Ne "

Baekhyun meninggalkan Seulgi di depan lift, perempuan itu melanjutkan langkahnya untuk memasuki lift di depannya.

Namun, entah takdir apa yang membuat rencana seperti ini. Berdua bersama dengan Jimin di dalam lift. Catat berdua.

" Ehem, Annyeong Seulgi-ya, bagaimana kabarmu? "

" Ne, Annyeong Presdir Park. Saya sedang baik-baik saja. " Seulgi menundukkan kepalanya, rasa itu kembali hadir. Perasaan sakit yang teramat dalam itu kembali muncul.  Sungguh, Wanita itu tengah berjuang untuk tidak menangis.

" Kau.. Tidak menanyakan keadaanku? "

" Saya rasa anda sedang dalam keadaan sehat Presdir Park "

" Seulgi-ya " lirih Jimin sambil mendekat " Nan Bogoshippoyo "

" Ma.. Maaf Presdir, saya rasa anda harus tetap menjaga jarak dengan saya. Karena bagaimanapun anda adalah pria berkeluarga "

" Bagaimana kalau aku masih mencintaimu? " Jimin menatap lekat wajah Seulgi yang terus menunduk

" Aku mohon, menjauhlah dariku "

Jimin berjalan mundur " Baiklah, akan aku lakukan untukmu "

Tidak lama kemudian, semuanya gelap. Bukan karena Seulgi pingsan. Namun karena lift mengalami kerusakan. Dan yang perlu kalian ketahui adalah bahwa Seulgi takut gelap.

Grebbb
" Gwenchana, nan yeogi isseoyeo " Jimin memeluk tubuh Seulgi erat, perempuan itu sempat melawan. Namun Jimin semakin merengkuhnya.

" hiks hiks aku takut Oppa hiks " Seulgi membalas pelukan Jimin

" Gwenchana "

" sekedar pemberitahuan, lift mengalami kerusakan. Dimohon untuk semua orang yang berada di dalam untuk tenang "

Pintu lift akhirnya dapat terbuka, Wajah Baekhyun yang menjadi pembuka penglihatan mereka.  Seulgi, Wanita itu berlari ke arah Baekhyun dan memeluknya erat.
" Oppa, aku takut "

" Gwenchana, kau sudah aman sekarang "

Jimin mengalihkan pandangannya, dadanya mendadak sakit melihat aksi mereka.

" Presdir Park " Panggil Baekhyun saat melihat Jimin yang hendak pergi
" Terimakasih telah menjaganya untukku " Lanjutnya

Jimin hanya tersenyum kecut menanggapi ucapan Baekhyun, lelaki itu memilih pergi meninggalkan mereka.

………

" hiks hiks aku takut Oppa hiks " Seulgi membalas pelukan Jimin

" Gwenchana "

Kejadian tadi sangat mengganggu pikiran Jimin, saat wanitanya itu membalas pelukannya. Ya, Jimin akui ia memang merindu pada Seulgi. Benar kata Dilan, bahwa rindu itu berat dan Jimin memang merasakan bagaimana siksanya merindu. Merindukan mantan istrinya lebih tepatnya.

" Astaga hyung, ada apa ini? Kenapa kau terlihat lebih jelek dari biasanya hmm? "

" Kau tau, tadi aku bertemu Seulgi "

" Dimana? "

" Kantor Baekhyun "

" Tunggu, jadi pemilik Ji Corps itu Baekhyun teman Seulgi noona? "

Jimin tersenyum kecut
" Bukan, bukan sekedar teman. Sepertinya mereka sudah memiliki hubungan "

" Kau yakin? " Jihoon menatap sang kakak

" Hmm "

" Kalau begitu.. " Sengaja Jihoon menggantung kalimatnya

" Apa? "

" Kau memiliki saingan hyung " Jihoon pun beranjak keluar meninggalkan Jimin sendiri.

Saingan. Ya, Jimin tau ia punya Saingan. Namun apakah Baekhyun bisa dianggap sebagai saingan ketika ia beberapa langkah didepannya?

Divide ( Park Jimin) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang