"Anjir. Lo mau nyulik gue ya?" Kata Sher.
Jason memutar bola matanya. "Ngapain amat. Mending gue nyulik anak monyet."
"Kurang ajar! Masa anak monyet lebih bagus dari gue?" Tanya Sher sambil melotot.
Jason mengendikkan bahunya. "Ngomong sama lo gak ada abisnya,udah masuk aja. Ada gue ini."
Sher menatap bangunan dua lantai yang ada di depannya. Jujur,Sher takut. Soalnya,dari penampilan gedungnya aja udah gak meyakinkan,apalagi dalemnya.
Sher meringis. "Kayaknya lo aja yang masuk. Gue tunggu disini aja."
Jason melotot. "Gue kesini tuh ngajak lo. Kalo lo gak masuk,ngapain gue kesini?"
"Gue takut gila." Kata Sher.
"Dibilangin ada gue juga. Gue bakal jagain lo kok."
Menurut Sher,untuk ukuran anak kelas 7,Jason tuh romantis banget.
"Janji ya bakalan jagain gue?" Tanya Sher sambil nyodorin jari kelingkingnya.
Jason mendengus. "Kayak bocah lo pake pinky promise segala."
Jason menggelengkan kepalanya. Harusnya dia gak boleh inget itu lagi. Tapi sayangnya,Jason masih inget.
Tanggal 8 Agustus. Pertama kalinya Jason ngajakin Sher jalan. Walaupun bukan ke mall atau ngajakin nonton,tapi Jason bawa Sher ke tempat favoritnya.
Jason menatap bangunan dua lantai di depannya,lalu tersenyum miris. Biasanya,Sher ada di sampingnya ngoceh panjang lebar. Sekarang,Jason ditemenin sama angin.
Sher sama Key emang beda jauh. Walaupun kembar,Key cenderung irit ngomong. Kebalikan dari Sher yang bisa aja ngomong panjang lebar selama dua jam non-stop.
"Eh Jason ya?" Tanya seseorang dari belakang Jason yang bikin dia jantungan.
Jason membalikan badannya. "Eh,Bapak."
"Yaampun,Den. Udah lama banget ya gak kesini?" Tanya Pak Gintir,penjaga bangunan dua lantai ini.
Jason tertawa. "Iya nih Pak. Biasa lah anak SMA,banyak tugas."
Dalam hati,Jason komat-kamit supaya dosanya diampunin gara-gara udah bohong sama orang. Jason sering bolos,mana mungkin dia ngerjain tugas. Emang sih Jason pinter,tapi kalo masalah tugas,jangan ditanya.
"Non Shernya mana? 'Kok tumben gak diajak? Biasanya bareng," Kata Pak Gintir.
Jason membeku,lalu cepat-cepat tersenyum maksa. "Saya udah lama gak ngeliat dia Pak."
Pak Gintir manggut-manggut. "Terakhir saya liat Non Sher sih,empat tahun yang lalu kalo gak salah. Dia kesini,"
Jason langsung melongo. "Dia kesini Pak?"
"Iya. Saya kira dia kesini sama Den Jason,ternyata sama cowok lain." Kata Pak Gintir. "Terus cowoknya tuh agak lebih tua dari Non Sher gitu."
Tangan Jason mengepal. Berani-beraninya Sher ngajakin orang lain ke tempat favoritnya?
"Yaudah. Saya masuk dulu ya Pak." Kata Jason sambil mencoba mengatur emosinya.
Setelah Pak Gintir bilang 'iya',Jason langsung memasuki bangunan itu. Lagi-lagi dia teringat sama Sher.
Sher melongo. "Wow,dalemnya kok bagus?"
"Masih mau nunggu di luar?" Tanya Jason dengan nada meledek.
Sher memukul bahu Jason. "Diem lo. Dasar nyebelin."
Jason tertawa. "Makanya,tinggal ngikut gue aja susah banget. Gue 'kan gabakal bawa lo ke tempat aneh-aneh."
Sher manggut-manggut dengan pasrah. "Tapi kok dalemnya bagus gini?"
"'Kan dirawat sama penjaganya,namanya Pak Gintir. Abis dari sini entar gue kenalin deh." Kata Jason.
"Kok luarnya gak sekalian dirawat?" Tanya Sher polos.
"Ngerawat dalemnya aja udah mati-matian Sher." Kata Jason geregetan. "Gimana kalo luarnya juga?"
Cukup,batin Jason.
Jason kesel sama Sher. Ralat,maksudnya marah. Ini 'kan tempat favoritnya Jason,dan karena Jason udah ngajak Sher,berarti ini tempat favoritnya dia sama Sher. Tapi bukan berarti Sher bisa seenaknya ngajak orang lain ke tempat favorit mereka berdua.
Jason menaiki tangga kearah rooftop. Biasanya,Jason keatas sama Sher supaya bisa cerita satu sama lain atau ngeliat kembang api yang biasa dimainin sama warga sekitar.
Dan terakhir kalinya Jason kesini. Kejadiannya masih melekat di otak Jason,dan itu bener-bener susah di lupainnya.
"Jas,aku mau ngomong." Kata Sher sambil memainkan jarinya dengan gugup.
"Liat sini dong kalo mau ngomong," Kata Jason. "Emang jari kamu lebih bagus ya daripada aku?"
Sher mendongak kearah Jason dengan gugup. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri.
Jason tertawa. "Gausah gugup gitu kali. Emang mau ngomong apa?"
"A-aku mau kita putus." Kata Sher dengan pelan.
Senyuman Jason memudar dari wajahnya. "Kenapa?" Tanya Jason dengan parau.
"Maaf Jas." Kata Sher sambil menahan air matanya.
"Kenapa?!" Bentak Jason. Emosinya udah gak bisa ditahan lagi. Mereka lagi ngerayain hari jadiannya yang ke dua bulan,dan Sher minta putus.
Air mata Sher tumpah. Badannya gemeteran dan tangannya menutup telinganya. "J-jangan bentak."
Jason memaki dirinya sendiri. Bisa-bisanya dia ngebentak Sher? Padahal Sher gak bisa dibentak.
"Maaf,a-aku gak-"
"Aku sayang sama orang lain." Potong Sher.
Seketika itu juga,Jason ingin melompat dari atas situ.
***
Key menghembuskan nafasnya. Coba aja tadi Key sekolah,mungkin dia gak bakal mati kebosanan. Dia udah coba ngeLINE Rafa untuk ngajakin bolos yang langsung ditolak sama Rafa.
Tiba-tiba dia tersadar. Dengan ragu dia mengetik pesan buat orang itu. Sebenernya Key gengsi parah. Tadi dia yang kabur duluan,tapi sekarang dia sendiri yang menyapa duluan.
Keyria .K : Jas.
Keyria .K : Lagi sibuk gak?
Key menunggu balasan dari Jason dengan cemas.
Jason : Nggak nih,Yang. Lagi nenangin diri aja,kenapa?
Key menggigit bibir bawahnya. Apa Jason mau?
Keyria .K : Bisa temenin gue ke taman?
=========================
Tbc.
hai! maaf baru update muehehehehe. Kalo kurang panjang bilang ya,insyaAllah next chap bisa lebih panjang lagi. Btw,Rafanya gak dimunculin dulu ya sampe ... gatau chapter berapa HEHE untuk mase dan yang lain,JANGAN MARAH SAMA GUE KARENA RAFA ENTAR DIMUNCULINNYA
btw,yang jadi Jason itu Sean O'donnell dan yang jadi Rafa itu Shawn Mendes. Semoga bisa ngebayanginnya! untuk karakter Key,gue belom nemu yang pas. Tapi coba bayangin aja itu diri kalian sendiri.
MAKASIIIHHH YANG UDAH VOTES SAMA COMMENTS OMGGG!!!<3333:"D
-Andien
KAMU SEDANG MEMBACA
Key
Novela JuvenilIni cerita tentang Key. Cewek yang menyukai seseorang walaupun tersakiti berkali-kali. Seperti kata Key,"Cinta itu butuh perjuangan." • Cover by : sashimii