BP • 23

609 53 4
                                    

Seperti biasa, putar dulu yang di mulmed:)

***

Wendy memperhatikan paper bag yang terletak di atas nakas semenjak kemarin sore. Ia tidak membuka atau bahkan menyentuhnya, sesuai perintah Genta sepulang sekolah kemarin.

"Besok jam tiga siang di bukanya, jangan sekarang. Paham?"

Cewek itu melirik jam yang ada di atas pintu. Lima belas menit lagi menjelang jarum pendek itu tepat di angka tiga, namun Wendy sudah tidak sabar menunggunya.

"Ini bisa di bilang udah jam tiga kan ya," Wendy berbicara pada dirinya sendiri. Dengan segala penasaran yang ada, ia mengambil paper bag itu dan duduk di atas kasur sambil membuka isi yang ada di dalamnya.

Sesuatu berwarna kesukaan Wendy terlipat rapi disana. Mulutnya terbuka lebar saat membuka itu, tidak bisa ia katakan bagaimana perasaannya sekarang.

Sebuah dress selutut berwarna biru navy, di tambah sedikit pita yang membuat kesan sangat indah pada baju itu. Wendy melihat sekeliling baju itu seraya tersenyum lebar, hingga membuat mulutnya pegal sangking kuatnya ia tersenyum.

Namun berhenti di bagian belakang baju, senyuman yang tadi merekah lebar, berganti dengan mulut yang kembali menganga. Bagian belakang dress itu terbuka lebar hingga dapat menunjukkan kulit putih Wendy.

Shit. Are you kidding me?

Apa lagi saat sebuah kertas kecil jatuh di kasur saat Wendy membolak-balikan baju itu. Ia membaca satu persatu kata dengan jeli dan tidak mungkin salah lihat. Itu benar tulisan tangan Genta, bukan?

Hei,

I'll be there at 4.30 pm. Put this on & be ready. I love you.

Wendy menghela nafasnya dan menatap langit-langit kamar, memikirkan seperti apa jika ia memakai dress ini. Apa sebenarnya tujuan Genta menyuruhnya memakai ini sekarang, tidak bisa Wendy pikirkan setelah ia benar-benar ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan bersiap seperti yang Genta katakan.

Hingga tiba lah Wendy sudah memakai dress biru navy itu. Ia memandang dirinya di cermin yang langsung memantulkan seorang perempuan cantik yang tampak bersinar karena warna dress itu sangat kontras terhadap kulitnya.

Wendy audah selesai dengan urusan make-up tipis serta rambut yang di biarkan tergerai agar sedikit menutup bagian belakang tubuhnya yang terekspos walau tetap tampak. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul empat lewat tiga puluh dan bertepatan suara mobil yang berhenti di depan rumah Wendy.

Cewek itu memakai tas kecilnya seraya menarik nafas sekali lagi. Turun ke lantai bawah dan berjalan dengan pelan seolah waktu dapat di undur sekarang. Jantung Wendy berdegup kencang saat tangan mungil ini membuka pintu utama.

SANTAI WOI, SANTAI!

Ia menjerit di dalam hati, matanya bertemu dengan mata Genta yang sedang memandangnya dari atas ke bawah. Wendy berhenti di hadapan Genta, mencoba menunjukkan ekspresi wajah layaknya sedang tidak terjadi apa-apa.

"Damn. So beautiful,"

Senyuman tercipta di mulut gadis itu, ia juga sempat memperhatikan Genta yang entah kenapa memakai kemeja yang sangat matching dengan dress Wendy kali ini.

"You are perfect, too."

Genta tertawa kecil, membuka pintu mobil untuk gadisnya dengan kemudian ia duduk di bangku kemudi.

"Mau kemana sih? Pake baju seresmi ini." Tanya Wendy seraya menghidupkan lagu di mobil.

"KUA aja deh kalo kayak gini ceritanya."

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang