BP • 24

620 33 1
                                    

Mungkin karena terlalu senangnya Wendy, sampai ia susah tidur dan cepat bangun sepagi ini di saat jarum pendek di jam masih menunjuk angka lima. Ini merupakan rekor untuk bangun tercepat yang pernah Wendy alami. Bangun tidur pun ia langsung tersenyum lebar tanpa alasan. Yang benarnya adalah, cowok itu berpengaruh besar terhadapnya.

Langit masih gelap karena matahari belum memancarkan sinarnya, embun pagi berkumpul di udara memberikan kesan sejuk saat gadis ini membuka lebar pintu yang menyambung pada balkon kamarnya.

Wendy akan semangat melakukan apa pun untuk hari ini, terlebih itu bersama Genta, dan terkecuali itu berhubungan dengan kedua orangtuanya. Oh, Wendy sedang tidak mau memikirkan itu sekarang.

Selesai membersihkan badan dan merapikan tempat tidur, tidak ada salahnya jika Wendy melakukan pekerjaan yang sangat jarang ia lakukan.

Menuruni anak tangga dengan senyuman yang masih merekah serta memperhatikan keadaan ruangan yang selalu sepi baik pagi atau pun malam, sebelum melangkah keluar dan mengambil sapu lidi yang terletak di pojok taman depan rumahnya.

"Pagi mbok," sapa Wendy pada pembantu rumahnya yang masih belum percaya putri dari tuan rumah ini berkeliaran di jam lima pagi.

"Pagi, sia teh mau ngapain bangun secepat ini?" Tanya wanita paruh baya itu.

"Hehe, pingin rasain pekerjaan rumah mbok." Jawab Wendy seadanya "Ini sapu yang di pake buat bersihin halaman kan ya?"

Wanita itu hanya mengangguk karena masih melongo melihat putri dari tuan rumah ini. Wendy kemudian keluar gerbang untuk menyapu halaman di sekitar kompleknya.

Ternyata ada beberapa orang juga yang sudah melakukan aktivitas masing-masing disana. Wendy tidak begitu yakin mengenal mereka satu persatu, namun tetap menyapa ramah siapa yang lewat di hadapannya.

"Pagi, tante" sapa Wendy pada tetangga sebelahnya yang juga sedang menyapu halaman.

"Wendy? Tumbenan kamu keluar sepagi ini?" Tanya wanita itu.

"Tante orang kedua deh yang bilang kayak gitu." Jawab Wendy dengan tersenyum sumringah "Mau bantuin mbok nyapu halaman, hehe."

Cewek itu tidak merasa risih saat beberapa tatapan tetangganya heran melihatnya. Memang benar kalau hari ini adalah hari pertama ia menyapu disana dan keluar sepagi ini ke halaman.

Terik matahari sudah mulai menerangi bumi, bersamaan dengan sekitar komplek yang perlahan mulai ramai. Wendy memperhatikan keadaan sekitar rumahnya yang sangat jarang ia pedulikan. Berbagai macam aktivitas dari setiap keluarga yang ada disana, menyambut senyuman tercipta di bibir gadis itu.

Anak kecil berbaju merah putih lewat di hadapan Wendy, menandakan jam sudah pukul tujuh karena ini waktunya orang berangkat ke sekolah. Tatapannya beralih pada seorang cowok yang sedang menggandeng tangan anak kecil itu.

"Enak nih, liatin cogan."

Suara yang muncul dari belakang Wendy membuat cewek itu kaget dan langsung berbalik untuk melihat Genta yang disana sudah berdiri seraya memegang bucket bunga berwarna biru kesukaan Wendy.

"Eh? Kok udah kayak jin sih? Muncul tiba-tiba gini. Ngagetin." Wendy tersenyum lebar "Mau jualan bunga?"

"Gini ceritanya gagal deh rencana romantis gue." Genta memberi bucket itu pada Wendy "Nih, gratis buat lo."

"Baik banget sih, ah." Wendy menoel pipi cowok itu "Ngapain pagi-pagi udah disini?"

"Gue tau lo gak pernah olahraga," Genta membalik bahu Wendy sebelum mendorongnya masuk ke dalam rumah "Ganti baju sana, kita mau olahraga. Gue tunggu disini."

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang