3.Berkenalan

49 2 0
                                    

keesokan harinya aku ke sekolah.Aku barjalan bersama angga menuju lapangan karena ada pelajaran olah raga.Pada saat aku berjalan di lorong sekolah,aku melihat wulan duduk di kursi depan kelasnya dan memangku kepala seorang laik-laki yang berbaring di kursi itu.Aku menatapnya tanpa senyuman persaan ku tak karuan aku tak tau kenapa aku bersikap seperti itu.Aku tak tau siapa laki-laki itu,temannya?atau pacarnya?,aku tak tau. Aku terus berjalan hatiku berkata udah lupain aja dia. Sehabis pelajaran olahraga aku kekantin bersama angga dan ada Iksan bersama beni yang udah duluan di kantin.Ohiya aku dan iksan berbeda kelas setelah penaikaan kelas begitu juga dengan Bonar,tetapi tidak untuk Beni dia memang berbeda jurusan dengan kami.
kami bercerita di kantin.Tak lama kemudian Wulan dan teman-temanya datang ke kantin.Aku menatapnya dan dia juga menatapku tapi tak lama.
"ye ye ye ngak usah di liatin terus" kata Beni padaku sambil tertawa.
"apaan sih, siapa yang liatin"
kataku padanya.
"nanti malam ke rumahku yah"
kata Iksan mengajak kami. Sepulang sekolah aku berbaring di atas kasurkun dan menonton Tv,dan tiba-tiba telfonku berbunyi itu suara notif BBM. Aku langsung mencek apakah ada pesan masuk dan ternyata itu adalah bunyi notif pemberitahuan permintaan pertemanan dari Wulan. Aku tak tau apakah dia adalah Wulan yang mebuatku penasaran, jika iya apakah dia juga berprasaan sama denganku. Dari mana iya mendapat kontakku. Akupun menerima permintaan petemanannya. Aku membuka profilnya dan melihat fotonya dan ternyata dia adalah Wulan yang membuatku penasaran. Aku ingin memulai percakapan dengannya tapi aku malu dan aku tau kalau dia sudah pacar aku tak mau menggangunya.
malamnya aku ke rumah ihksan bersama denga Beni. Kami bercerita banyak,dan aku memberi tau kepada Beni bahwa aku berteman dengan Wulan di sosial media.
"sudah chatan?"
kata Beni padaku
"belum,malu"
jawabku
"chatlah,buat apa berteman kalau ngak di chat"
kata Beni padaku.
Aku memberanikan diri untuk chatan dengan dia.
"hei"
kusapa dia sekaligus untuk membuka obrolan. Dia tak membalasnya aku tak tau apakah dia sibuk atau ngak. Satu jam kemudian dia membalas chatku.
"iya hei juga"
katanya membalas chatku
"kamu anak kampung duren kan"
"iya,kok tau?"
tanya dia padaku
"loh benar kah,aku cuma menebaknya hahaha"
"dasar tapi kok betul"
"iyalah haha"
ku jawab
"kamu kenal aku ngak?"
tanyaku pada dia
"ngak"
jawabnya
"aku kaka kelasmu"
"ohwala"
"iya"
kataku
dan kemudian chatku cuma di baca saja. Aku beranggapan kalau dia orangnya jutek dan sombong. Malah aku sempat di DC (delete contac). Akupun merasa ya sudahla mungkin bukan bukan dia orangnya. Tetapi ternyata dia menambahkan permintaan pertemanan lagi padaku, aku heran apa maksutnya ini. Dan dia menjelaskan bahwa headphonenya mengalami gangguan. Kupikir ya sudah ngak penting juga buat di bahas. Aku chatan lagi dengan dia bahkan sampai tak ingat waktu,kalau ngak salah kami chatan sampai jam 2 malam.

Suara untukmu WulandariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang