18.Bulan keempat

12 1 0
                                    

Hari demi hari berlalu dan ku lewati bersama dengan wulan. Aku sayang dia dan itu sering aku ucapakan kepadanya. Tapi dia tak berani bilang kayak gitu, malu katanya haha.
Saat hubungan kami memasuki 4 bulan dan dia masi saja malu-malu kepadaku aku tak tau mengapa dan dia juga tak tau kenapa.
Kami sudah lumayan lama bersama dan dia juga sudah berani membawaku ke rumahnya. Dan aku bisa ngobrol degan bapak dan ibunya. Saat aku ngobrol dengan bapak ibu wulan aku tak mau gugup dan kaku dan aku siap menjawab jika mereka bertanya tentang aku dan wulan. Ohiya saat di sekolah aku pernah melihat wulan di kasari oleh anak laki-laki teman sekalasnya. Aku sudah memperingatinya jika dia berani menganggu wulan sama saja dia mengangguku dan dia mengiyakan. Ada juga laki-laki yang datang menggoda wulan dengan gombalan yang puitis. Tapi aku percaya kalau wulan tak akan meladeni mereka kadang juga ada menanyakan apakah wulan adalah pacarku. Kadang juga aku cemburu karena cemburu itu tanda sayang.
Tapi dia tidak pernah cemburu terhadapku mungkin dia percaya kepadaku dan aku harus menjaga kepercayaanya. Sama halnya dengan aku, aku juga percaya kepadanya tinggal dia saja bagaimana caranya menjaga kepercayaan yang telah ku berikan.
4 bulan bukanlah waktu yang sebentar dan itu sudah aku lalui bersama wulan walaupun putus nyambung. Aku sangat ingin serius dengan wulan karena aku sangat nyaman dengannya pelukan yang dia berikan sama dengan pelukan ibuku yang kini jarang aku di berikan.
Aku sangat nyaman bila di dekat wulan dan waktu tak akan terasa bila bersama wulan.

Suara untukmu WulandariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang