20.Mengamuk

15 1 0
                                    

Setelah tidak bersamanya aku tidak berhubungan lagi dengannya tetapi dia serinh curhat ke beni tentang yang iya alami denganku. Lalu beni memberi tahuku apa yang di cerita oleh wulan. Aku sempat beranggapan kalau aku dan wulan tidak akan bersatu kembali seperti biasanya tetapi satu hal yang tidak bisah aku bohongi kalau aku masi sayang sama dia. Berkali-kali aku mencoba melupakanya berbagai macam cara aku lakukan agar aku bisa beradaptasi lagi dengan kehidupan yang baru tetapi entah kenapa selalu ada bayang-bayang wajahnya seolah-olah menghantui pikiranku.
Dan aku selalu cemas ke padanya entah kenapa dan ternyata kecemasan memang benar. Waktu itu di sekolah pada saat jam istirahat aku duduk di depan kelas ku sambil bermain gitar dan tak sengaja aku melihat wulan di depan kelasnya di bersama teman sekelasnya dan disitu laki-laki semua kecuali wulan. Aku melihat ada satu laki-laki yang menarik tangan wulan dengan kekerasan dan memaksanya duduk di antar laki-laki tersebut aku tau itu bercanda tapi menurutku itu berlebihan. Aku pandangi mereka dan hatiku tak tenang seolah-olah ada api yang membakar hatiku pikiran ku seakan akan terbakar aku sangat emosi melihatnya tapi aku tak punya hak lagi untuk membelanya aku hanya bisa duduk diam sambil melihatnya dan tiba-tiba mereka melihatku dan mereka menyadari aku sedang memandang mereka dan mereka pasti tau kalau aku marah karena mereka memperlakukan wulan seperti itu. Dan akhirnya mereka melepaskan wulan tetapi tetap saja aku masi jengkel dan emosi ke mereka. Aku tak tau apa yang akan terjadi jika aku masi berpacaran dengan wulan lalu mereka memperlakukan wulan seperti itu di depan mataku.
Dan keesokan harinya saat di sekolah, aku bersama angga ingin meminta izin ke guru untuk mengambil peralatan yang tertinggal di rumah.
Namu kami tak di beri izin oleh guru jadi mau tidak mau kami harus melaggar aturan kamipun lompat pagar untuk keluar mengampil peralatan praktek tersebut. Setelah mengambil peralatannya kamipun kembali ke sekolah dan melompat pagar lagi namu saat kami melompat pagar kami dilihat oleh guru yang sedang mengajar di kelas wulan. Dan saat aku bersama angga lewat di samping kelas wulan mereka menyoraki aku dan angga dengan kata
"Huuuuuuuu"
Aku hanya bisa tersenyum dan malu lalu menundukkan kepalaku. Namu saat aku mendengar terikan dari kelas wulan dia bilang
"Yang punya sekolah baru datang"
Itu ejekan kepada kami yang maksutnya seolah-olah sekolah milik kami karena kami datangkesekolah dengan cara lompat pagar. Akupun emosi dan membalikan badanku dan pergi ke samping kelas wulan lalu aku teriak.
"APA!!"
"TUNGGU AJA YAH!! AKU NGAK TAKUT SAMA KALIAN!!"
aku tak apa yang aku pikirkan.
Lalu pergi kelas ku untuk belajar, saat di dalam kelas aku belajar dengan pikiran tak karuan lalu aku meminta izin ke guru yang ada di kelasku, aku bilang kalau aku ingin ke WC padahal ingin mendatangi kelas wulan dan mencari tau siapa yang teriak tadi.
Saat aku keluar aku melihat ihksan dan bonar di depan kelasnya. Lalu aku mengajaknya untuk menemaniku,saat aku sampai di kelas wulan aku masuk dan berdiri di tengah-tengah dan berteriak
"SIAPA YANG TADI BERTERIAK!!"
"Ngak ada bal"
Kata seseorang cewe dan dia adalah pacar temanku
"AKU TIDAK TULI"
kataku
"NGAK ADA YANG TERIAK"
kata seseorang laki-laki yang menjawab pertanyanku dengan nada tinggi, dan dia juga adalah orang yang menganggu wulan waktu itu.
"AKU TIDAK TULI ANJING"
"LIAT AJA SAMPAI AKU DAPAT SIAPA YANG BERTERIAK,TAU AJA AKIBATNYA"
aku seperti orang gila yang mengamuk di situ aku tak tau apakah wulan melihatku tapi aku tak memikirkan itu.
Dan malamya aku di beri tahu oleh temanku kalau yang teriak itu adalah orang yang waktu itu memperlakuka  wulan dengan kekerasan. Lalu aku tanya ke wulan apakah benar yang teriak itu adalah orang pernah mengasarinya dan ternyata benar.
Dalam hatiku berkata aku sudah menunggu dari dulu.

Suara untukmu WulandariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang