Prolog

1.4K 58 0
                                    

Kau tak pernah bosan jika bumi nan gersang memanggilmu tuk kembali turun, kau tak pernah lelah menyirami umat yang butuh akan bantuanmu, dan kau tak mengeluh jika pihak yang benci akan turunya dirimu selalu menyumpahimu tuk cepat berlalu.

Akan tetapi itu semua hanya nostalgia orang-orang yang benci akan dirimu, sedangkan aku selalu mengharap engkau datang tuk temani lamunan panjangku ditengah malam yang benar -benar sunyi bahkan lebih sunyi dari sebuah suara dang jangkrik yang menjadi pelipur lara disebuah malam nan gelap.

Kau datang bagai sahabat ditengah yang lain menjauhiku, kau datang sebagai pengingat bahwa Rahmat-Nya selalu ada dan tak pernah putus setiap detiknya. Dan kau adalah sesuatu yang selalu kutunggu setiap saat, tak apa kau bahasiku dengan air mu yang dingin karena itu tanda diriku selalu,..selalu ingin... Ingin dijumpai dirimu. Dan kaulah pengingatku tuk selalu mengenang kepergianya yang telah berlalu, Hujan... Terima kasih tuk selalu datang temani malamku.

*****

Begitulah hidupku, kulalui waktu dengan kesendirian, kesunyian, karena aku suka sunyi, aku suka sendiri, banyak teman yang datang, banyak juga yang pergi. Ya...begitulah hidup, ada yang suka dan ada juga yang enggan untuk bilang suka. Sedangkan aku, takkan kuhiraukan semua hal disekelilingku, hidupku ya hidupku, dan hidupmu urus sendiri.

Begitulah aku, seorang gadis super cuek dalam segala bidang, termasuk pelajaran. Walau nilai ku 'A' tetapi etika-ku 'C', kenapa.? Kalian tau kenapa.?, karena otakku cerdas, tetapi aku enggan untuk menuruti perkataan dan perintah guruku dikelas. Semua Materi pelajaran mudah ku kuasai, akan tetapi Perintah guru tak pernah ku turuti, hebat bukan.? Well akulah yang benar-benar bisa menjadi juara dikelasku, tapi itu semua hanya angan-angan. Angan-angan yang tak lebih dari sampah. Sampah yang harusnya kubuang ketempatnya, tempat yang hina dan busuk. Juara? itu jauh dariku, disayang guru.? Jangan tanya lagi, setiap harinya aku selalu mengambil absen di ruangan BK (Bimbingan Konseling), namaku selalu tergores tinta hitam bergaris merah disana, selangkah lagi ku bergerak jurang kehancuran menantiku. Buk guru selalu bilang.

"Sadarlah EunBi kamu sudah hampir dikeluarkan dari sekolah ini, apa kamu tidak jera juga.?, ibu sudah bosan mengurusmu di ruangan ini.!!"

Guru BK pun sampai kubuat bosan dengan semua tingkah laku-ku, tapi nyatanya aku tetap saja tidak pernah merasa bosan dengan perbuatanku, ingin insaf.? Terlambat memang, tak ada lagi yang harus disesalkan, semua terlanjur basah, kalaupun harus dikeluarkan dari sekolah ini aku ikhlas lillahita'ala toh, aku juga bakal tetap tidak ada yang peduli.

*****

Namaku Park Eun-Bi teman-temanku disekolah biasa memanggilku anak nakal, tapi panggilanku sebenarnya Eun-Bi, Aku siswa pindahan dari negara ginseng (Korea Selatan), itu semua terjadi karena ayah dan ibuku dulunya bekerja di Jakarta, tetapi itu dulu, sekarang mereka telah berpisah, dan aku, aku hanya hidup sendirian di negara Indonesia ini, sekolah disini, tinggal disini, dibully disini, dihina disini, dan sendiri disini.

To Be Continue...
-
Jangan lupa untuk menambahkan cerita ini ke Reading list readers ya.
😉

Dasi Bendera[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang